Melanjutkan artikel sebelumnya (Libur Puas ke Malang dengan Rp 500 Ribu Sesuai Karakter Anda) maka berikutusulan destinasi berlibur ke Malangdan sekitarnya sesuai dengan karakter Anda.Dan tentu saja hemat.
[caption id="attachment_277422" align="aligncenter" width="300" caption="Jatim Park I"][/caption] Tipe Pelancong Urban
Apabila Anda jenis wisatawan urban yang menyukai wahana wisata buatan dan wisata alam yang tidak menguras energi maka tempat wisata di Batu adalah pilihan yang tepat. Di sini wisata dengan berlatar pegunungan akan memanjakan mata dan bisa membuat Anda berteriak-teriak, mulai dari pemandian Selecta, pemandian alam Songgoriti, air terjun, paragliding, arung jeram, agrowisata, hingga wisata buatan mulai dari Jatim Park I, Batu Secret Zoo, Museum Satwa, Eco Garden Park, dan Batu Night Spectacular (BNS). Museum Satwa, Batu Secret Zoo dan Eco Garden Park masuk dalam Jatim Park II yang lokasinya tak jauh dari Batu Night Spectacular.
[caption id="attachment_277423" align="aligncenter" width="300" caption="Kebun Apel Batu"]
Apabila Anda sudah puas dengan menuju Jatim Park I atau II serta ke BNS pada malam harinya, maka keesokan paginya Anda bisa menjelajah air terjun Coban Rondo atau Coban Talun, atau berendam di pemandian air panas di Songgoriti. Sekitar pukul 10.00 Anda kembali ke pusat kota Malang sambil tak lupa membeli oleh-oleh apel manalagi, keripik buah, atau aneka macam keripik tempe.
[caption id="attachment_277424" align="aligncenter" width="235" caption="Museum Satwa"]
Tipe Si Gembul
Tipe si gembul adalah mereka yang sangat memperhatikan makanan, mulai dari penyajian, rasa, hingga nuansa/ambience yang ia peroleh dari tempat makan tersebut. Di dekat stasiun, ada nasi buk madura yang terkenal. Tak jauh dari stasiun juga ada restoran Oen yang terkenal dengan menu es krim dan steaknya. Jika Anda ingin mencicipi menu yang tak biasa, Anda bisa menuju daerah pasar loak dekat SMP 2 untuk mencicipi bakso bakar yang paling enak atau mencobai masakan kupang di dekat SMP 3. Masakan kupang adalah sejenis remis yang dimasak dalam kuah cokelat dan dihidangkan dengan lontong, gorengan dari singkong, dan sate kerang. Rasanya manis, asam, segar. Bagi yang alergi dengan remis, si penjual sudah siap dengan es kelapa muda. Nah, malam harinya Anda bisa jajan kue cenil dan putu dalam lautan kinca di jalan Jaksa Agung Suprapto.Tapi jika Anda ingin makan malam dengan suasana romantis Anda bisa memilih Taman Indie atau bernuansa etnik di Rumah Makan Inggil. Di RM Inggil selain dapat menikmati masakan Jawa Timur seperti rujak, es beras kencur, juga tersedia toko suvenir di sini.
Pagi harinya jangan lewatkan berburu nasi pecel. Salah satu yang terkenal adalah di jalan Kawi. Atau jika ingin variasi lebih banyak, datangilah Pasar Pagi yang ada di dekat Stadion Gajayana. Lanjutkan dengan menyantap soto Lamongan atau soto madura yang segar. Nah, sebagai penutup dan oleh-oleh, Anda bisa menuju daerah Sanan untuk memborong aneka keripik buah dari keripik mangga, nanas, pepaya, rambutan, atau aneka keripik tempe, serta sari buah apel. Jika ingin beda, Anda bisa membawa pia mangkok, tahu bakso, bakpao telo, atau membawa apel Malang yang khas.
Tipe Penjelajah Budaya
[caption id="attachment_277426" align="aligncenter" width="300" caption="Candi Jago"]
Tipe terakhir ini adalah mereka yang menyukai bangunan yang mengandung sejarah. Di Malang ada beberapa candi dan museum. Yang tak boleh dilewatkan adalah Candi Singosari yang lokasinya tak jauh dari Pasar Singosari. Jika naik kereta api, maka lebih baik Anda turun di Stasiun Singosari dan kemudian jalan kaki menuju ke sana. Candi ini terawat baik dan di sekelilingnya penuh arca, salah satunya adalah arca Ken Dedes yang terkenal. Tak jauh dari Candi Singosari, ada reco pentung, atau raksasa besar membawa pentungan, juga pemandian Ken Dedes.
Menuju Tumpang atau sekitar satu jam dari Singosari, Anda bisa menuju Candi Jago atau Candi Kidal. Ukuran Candi dan luasannya tidak sebesar Candi Singosari, tapi di sini Anda akan menemukan kilasan balik sejarah Singosari pada masa Kertanegara dan Anusapati.
Setelah itu Anda bisa mengunjungi Candi Badut peninggalan Prabu Gajayana yang berada di kawasan Tidar. Di dekat Candi ini juga ada museum Zoologi Frater Vianney yang memamerkan koleksi hewan awetan dan hewan yang maish hidup, mulai dari kupu-kupu, aneka reptil, dan harimau.
Keesokan paginya, Anda bisa ke Museum Brawijaya yang merupakan museum perjuangan di daerah Ijen. Di sini koleksinya yang terkenal adalah gerbong maut yang mengangkut ratusan orang, serta tank-tank yang berjajar di depan dan halaman museum. Selanjutnya, Anda bisa menuju Museum Tempo Doeloe, yang buka dari pukul 08.00-17.00. Lokasi museum ini di Jalan Gajayana, tak jauh dari Stasiun Kota Baru, jadi Anda juga bisa datang ke sini menjelang keberangkatan Anda. Koleksi yang dipamerkan adalah arca dan peninggalan sejarah dari Kanjuruhan, Mataram Kuno, Singosari, hingga Majapahit. Jika kiranya masih ada waktu, Anda bisa menuju Museum Dirgantara yang ada di Lanud Abdurahman Saleh.
Artikel sebelum:
Libur Puas ke Malang dengan Rp 500 Ribu Sesuai Karakter Anda (Bagian I)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H