[caption id="attachment_379482" align="aligncenter" width="300" caption="Narasumber dari Puslitbang Permukiman Kemenpupera"][/caption]
Rumah, air bersih, dan lingkungan yang sehat merupakan kebutuhan pokok manusia. Sayangnya dengan harga tanah dan rumah yang terus meroket, masih banyak penduduk Indonesia yang belum memilikinya. Sementara itu di berbagai wilayah, penduduknya juga memiliki permasalahan tersendiri, yaitu hidup di lingkungan yang sanitasinya tidak layak dan susah mengakses air bersih. Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, Puslitbang Kementerian Pekerjaan Umum-Perumahan Rakyat (Kemenpupera) mencanangkan program 100-0-100. Yuk kita simak solusi dari Kemenpupera!
Pada peringatan Hari Bakti Pekerjaan Umum ke-69 yang jatuh pada 3 Desember mendatang, Kemenpupera menyelenggarakan rangkaian kegiatan hari bakti PU, salah satunya adalah Nangkring Bareng Kompasiana yang diselenggarakan Kamis (27/11) di Pendopo Gedung Cipta Karya, Jalan Pattimura, Jakarta Selatan. Sebagai narasumber pada acara yang dihadiri oleh sekitar 40-an kompasianer yaitu Prof (R) DR Ir Anita Firmanti, MT (Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman) dan Iwan Suprijanto, ST, MT (Kepala Bidang Program dan Kerjasama, Puslitbang Permukiman). Acara yang bertemakan Dukungan Inovasi Teknologi Bidang Permukiman dalam Akselerasi Program Permukiman 100-0-100 ini dimoderatori oleh Wardah Fajri.
Hari Bakti PU (Harbak PU) tahun ini tergolong istimewa karena akhir Oktober lalu Kementerian Pekerjaan Umum bergabung dengan Kementerian Perumahan Rakyat menjadi Kementerian Pekerjaan Umum-Perumahan Rakyat (Kemenpupera). Peringatan Hari Bakti PU juga ditandai dengan pencanangan program 100-0-100.
Program 100-0-100 merupakan solusi untuk menjawab tantangan kebutuhan masyarakat akan akses air bersih, ketersediaan rumah yang layak huni, serta lingkungan tempat tinggal yang bersih dan sehat. Program 100-0-100 merujuk pada target 100% kemudahan mengakses air bersih, 0% luasan kawasan kumuh, dan 100% lingkungan yang sanitasinya berkategori sehat
Pada awal pemaparannya, Kepala Puslitbang Permukiman Prof (R) Dr Anita menjelaskan bahwa program 100-0-100 adalah target yang harus dicapai pada tahun 2019. Pada tahun 2015, targetnya adalah 73%-9,6%-64% namun dengan adanya tambahan anggaran yang dialokasikan pemerintah dari pengalihan subsidi BBM maka targetnya pun meningkat, menjadi 76-8-70.
Kemenpupera optimis target 100-0-100 pada 2019 itu akan tercapai karena Puslitbang telah melakukan berbagai upaya penelitian dan pengembangan di mana bukti fisik hasil litbang tersebut telah ada dan diaplikasikan untuk kebutuhan di berbagai daerah meskipun belum populer di masyarakat. Hasil litbang itu mulai dari teknologi pengolahan air minum dan sanitasi terpadu, teknologi pengolahan air limbah rumah tangga, tenda huntara, rumah tahan gempa dengan struktur kayu laminasi, hingga rumah instan (RIKA dan RISHA).
Prof (R) Dr Anita berkeyakinan permasalahan dapat diatasi dengan inovasi teknologi. “Negara yang besar adalah negara yang menguasai teknologi, “ ujarnya. Oleh karena itu posisi Puslitbang di suatu negara adalah penting untuk melahirkan inovasi teknologi. Selain sebagai prime mover, Puslitbang juga berfungsi sebagai scientific backbone, menjawab pertanyaan dan permasalahan dengan landasan ilmu dan riset.
[caption id="attachment_379483" align="aligncenter" width="300" caption="Produk Riset untuk Pengolahan Air Limbah"]
100% Kemudahan Akses Air Bersih dan Sanitasi Sehat
Tidak hanya di wilayah yang kering seperti di NTT, kebutuhan air bersih juga dirasakan di daerah yang sering dilanda banjir atau wilayah yang berada di dekat sungai. Hal ini disebabkan air sungai di sebagian besar wilayah nusantara yang terpolusi limbah dan air hujan yang terbuang sia-sia. Untuk menjawab permasalahan tersebut Puslitbang telah memiliki berbagai produk riset. Ada teknologi pengolahan air minum dan sanitasi terpadu untuk hulu DAS perkotaan. Teknologi ini telah diterapkan di Bengawan Solo, Surakarta, jelas Prof (R) Dr Anita.
Untuk mengolah limbah rumah tangga telah ada produk berupa Biofil, Biority, Bio-3, Bio Tour, dan Biorotasi. Ada pula teknologi ultrafiltrasi untuk wilayah di pulau kecil dan daerah yang tak memiliki PDAM, portable water untuk daerah bencana, juga zero run off dengan teknologi pemanenan air hujan dan sumur resapan.
0% Wilayah Kumuh
Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk yang tidak diimbangi dengan ketersediaan rumah murah dan layak maka daerah kumuh terus meluas. Beberapa waktu lalu telah didirikan kampung deret di Petogogan di Jakarta dan penataan kawasan kumuh di Cigugur Tengah, Cimahi. Cigugur merupakan pemukiman kumuh yang padat penduduk. “Rata-rata ada 400 orang/hektar dan jalanan sangat sempit hingga hanya bisa dilalui satu orang,” papar Prof Anita.
Untuk penataan daerah kumuh ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Seperti kepemilikan tanah, apakah milik pemerintah atau tanah masyarakat yang terdegradasi. Budaya dan cara pandang masyarakat juga perlu diubah, seperti cara membuang sampah dan memelihara lingkungan tempat tinggal.
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan rumah, maka Puslitbang telah memiliki rumah knock down seperti RIKA (Rumah Instan Kayu) dan RISHA (Rumah Instant Sederhana Sehat). Ada juga rumah tahan gempa dengan kayu laminasi. Kayu ini menggunakan kayu kelas rendah seperti sengon yang dibudidayakan masyarakat. Namun dengan teknologi Puslitbang maka kayu ini berkualitas seperti kayu kelas tinggi dan tahan gempa, jelas Iwan Suprijanto, Kepala Bidang Program dan Kerjasama, Puslitbang Permukiman.
Dari segi teknologi, produk riset Puslitbang ini tak kalah dengan teknologi negara lain. Bahkan seperti bambu laminasi untuk bahan bangunan diminati oleh pasar mancanegara. Namun, kurangnya sosialisasi dan publikasi dari media, maka produk riset ini kurang memasyarakat. “Sudah saatnya masyarakat menghargai inovasi anak bangsa,” ujar Iwan. Apabila pemerintah daerah memerlukan produk-produk untuk menjawab permasalahan air bersih, pemukiman, dan sanitasi, maka dapat langsung menghubungi info@puskim.pu.go.id.
[caption id="attachment_379484" align="aligncenter" width="300" caption="Pameran Harbak PU"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H