Mohon tunggu...
Dewi Masitoh
Dewi Masitoh Mohon Tunggu... -

Saya adalah mahasiswa FKIP UNS prodi PGSD yang berada di kampus VI kebumen

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ketahui Bakat Mereka untuk Mengaktivasikan Pembelajaran

27 Desember 2010   07:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:21 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kemampuan??Siapa sih yang tak punya kemampuan di dunia ini. Hampir semua makhluk ciptaanNYa di beri suatu keniscayaan yaitu Kemampuan. Kemampuan sering diartikan potensi atau juga bakat. Tahukah anda bagaimanakah ciri-ciri anak berbakat itu?

Ternyata anak berbakat itu beda loch dengan anak pintar. Anak berbakat itu berarti anak yang punya potensi. Sedangkan pintar bisa didapat dari tekun mempelajari sesuatu," jelasnya. Tapi meski tekun namun tak berpotensi, seseorang tak akan bisa optimal seperti halnya anak berbakat. "Kalau anak tak berbakat musikal, misalnya. Biar dikursuskan musik sehebat apa pun, ya, kemampuannya sebegitu-begitu saja. Tak akan berkembang." "Sebaliknya, jika anak berbakat tapi lingkungannya tak menunjang, ia pun tak akan berkembang." Soal bakat musik tadi, misalnya. Jika di rumah tak ada alat-alat musik, yang dapat menunjang itu semua maka bakatnya akan terpendam.

Jika kita telah membahas mengenai bakat lalu, bagaimanakah kita mengetahui bagaimana ciri anak berbakat itu? Anak berbakat salah satu cirinya adalah bahwa anak itu suka bereksplorasi . Bisa jadi anak mengutak-atik barang tertentu untuk memuaskan rasa ingin tahunya. Tetapi ada juga yang mengatakan bahwa anak disebut berbakat apabila sejak kecil sudah memiliki komitmen yang besar dengan bidang yang disukainya misalnya olahraga. Kemampuannyapun terus-menerus dikembangkan dan kemampuan intelegensinya jauh di atas rata-rata. Seperti pengembangan pada minatnya. Semisal dia suka olahraga, anak berbakat akan terus mencari bahan tentang olahraga yang disukainya. Anak ini akan tahu tokoh, hasil pertandingan, hingga teknik-teknik olahraga tersebut secara all out. Begitu juga dengan anak yang suka dengan matematika. Anak berbakat akan terlihat lain.Anak berbakat biasanya akan punya komitmen untuk mempelajari matematika hingga mampu menciptakan rumus-rumus baru. Tak jarang jika banyak orang yang menyebut anak berbakat ini cenderung aneh, karena tak jarang anak-anak berbakat ini memiliki kebiasaan yang tak wajar dan juga mempunyai ambisi yang luar biasa tinggi untuk mengetahui apa yang mereka inginkan.

Lalu, bagaimanakah seorang pendidik memfasilitasi anak-anak berbakat itu untuk selalu mengaktivasikan pembelajaran??

Mari kita bahas!! Untuk mempermudahkan pemahaman kita bahas dulu mengenai aktivasi pembelajaran itu sendiri. Aktivasi pembelajaran adalah suatu istilah untuk menggambarkan cara-cara yang digunakan agar sebuah pembelajaran dapat berjalan sacara aktif dan lancar. Pembelajaran dapat terlaksana secara aktif jika sang pembelajar sebagai subjek utama terlebih dahulu memahami dan memiliki perasaan cinta atau suka terhadap sebuah pembelajaran yang akan disampaikan oleh gurunya. Tapi, itu semua bukanlah hal yang sederhana. Untuk membuat sang pembelajar aktif, guru tak boleh menciptakan sebuah keheningan yang dipaksakan dan jangan terlalu yakin bahwa sebuah lingkungan yang hening dan terkontrol adalah hal yang baik bagi para pembelajar dalam kegiatan pembelajaran. Seorang guru harus mampu menciptakan suatu kondisi pembelajaran yang bisa menggugah kegairahan peserta didik untuk terlibat aktif secara fisik maupun mental.

Penciptaan pembelajaran juga harus bisa menstimulasi agar bakat anak bisa berkembang. Agar bakat anak senantiasa berkembang seorang guru bisa melakukan cara-cara seperti berikut ini:


  • Menyediakan sarana-prasarana yang memungkinkan dapat mendeteksinya bakat anak, seperti alat musik, buku bacaan, alat olahraga, dan sebagainya.
  • Melakukan aktivitas bersama. Misalnya mengajak anak melukis, bernyanyi, bermain musik, dan sebagainya untuk memaksimalkan semua potensi dan kemampuan yang dimilikinya.
  • Kemampuan anak. Perhatikan hasil karya yang dibuat anak. Jika ia melakukannya dengan lebih baik daripada kebanyakan anak-anak seusianya, bisa jadi itulah bakatnya.
  • Jangan memaksa. Berkembangnya kemampuan anak juga dipengaruhi oleh kebahagiaan dan kepuasan yang dirasakannya. Jika anak berbakat terlalu dipaksakan dan diarahkan orangtua, bisa jadi ia tak lagi berminat pada hal itu.


Itulah kiranya hal yang perlu diperhatikan oleh seorang pendidik agar bakat yang dimiliki anak senantiasa berkembang. Kegiatan pembelajaran dapat digunakan sebagai sarana untuk mengembangkan bakat yang dimilikinya. Apabila dalam setiap kegiatan pembelajaran bakat anak selalu dieksplor maka secara otomatis alat-alat kognisi anak juga ikut belajar. Alat-alat kognisi yang dimaksud di sini adalah otak. Otak yang belajar adalah otak yang berkembang, Otak yang selalu didayagunakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun