Mohon tunggu...
Tuan Putri
Tuan Putri Mohon Tunggu... Internal Control (Auditor) -

Internal Control (Auditor)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Hai Lelaki

4 Maret 2011   07:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:05 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai lelaki maaf karena telah membencimu Ku pikir kau baik seperti Ayahku yang selalu melindungi Ibuku Ku sangka kau kau tulus seperti Adik Lelakiku yang tak pernah henti memanjakanku Ternyata segala yang manis darimu hanyalah palsu!!! Siapa kira kau selalu habiskan malam dengan gunungan dosa? Kau sesaki hidupmu dengan kepulan aroma nikotin Bahkan bau alkohol adalah hal yang begitu akrab degan nafasmu Kekejianmu belum selesai sampai di sini, kau buat sahabatku menangis teriris luka Kau benamkan duka padanya di malam jahanam yang terkutuk itu!!! Betapa mudah kau campakkan gadis itu seperti ketika kau buang puntung-puntung rokok yang berhasil kau hisap Hai Lelaki.. inikah dirimu yang selama ini tertutupi indah rupa dan gagah ragamu? Aku pesimis di dalam tubuhmu ada organ yang bernama hati.. Ketika kau bertemu aku, mungkin kau akan melakukan hal yang sama Tapi kau salah, tak selamanya wanita itu lemah Aku bukan gadis biasa, dan aku tak mau tragedi seperti yang dialami sahabatku menimpaku Aku bahkan tak punyai cara untuk menghentikanmu Aku bisa saja membuatmu patah hati, tapi itu bukan diriku Aku sudah berjanji akan melakonkan peran protagonis dalam masa sandiwara yang hanya sekali ini Aku hanya mampu berdoa semoga Tuhan membukakan pintu kesadaran untukmu Aku sudah lelah melihat gadis itu begitu hancur sampai seperti tak mampu kepingannya disatukan lagi Ketika sayap seorang gadis kau patahkan, apa lagi yang bisa diperbuat untuk memulihkannya? Kau bahkan sudah lupa kapan itu terjadi bukan?? Sekalipun begitu tak ku biarkan bibirku ini mengucap sumpah serapah untuk lelaki sepertimu Coba beri aku cara untuk menumpahkan kekesalanku padamu Aku tak bisa memarahimu karena sahabaku melarangku membencimu Aku muak, aku jijik, dan rasanya aku tak ingin kau masih berdiri di sana menyakiti sahabatku terus-menerus Itu seperti tak adil... Hai lelaki, walaupun aku berusaha bermuka manis di depanmu untuk menjaga sikapku sesungguhnya aku muak Aku benar-benar mengutuk malam yan penuh kekejian itu Ketika kau menghampiri sahabatku dan melakukan semua perbuatan tak beradab itu Aku bilang itu bukan cinta Aku bilang itu dusatmu!! Kini hari-demi hari aku harus membantu sahabatku pulih dari dukanya Hari-hari kelabu ketika kini kami berdua sudah harus melihatmu bermesra dengan wangi bunga lainnya Hai lelaki,, aku membencimu selalu!!!!

Dedicated to my best friend... Aku akan selalu ada dan menguatkanmu sayang ... Ingatlah hidup akan selalu indah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun