Mohon tunggu...
Tuan Putri
Tuan Putri Mohon Tunggu... Internal Control (Auditor) -

Internal Control (Auditor)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kecewa

13 Desember 2010   11:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:46 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rintikantetes air mata ini berubah menjadi desau

lalu mengarah pada sesengguhakn yang semakin kentara

nyata sudah lukanya

robek juga hatinya

gadis kecil itu tertatih menuju boneka usangnya

rintik hujan di luar jendela tampak semakin menyayat dukanya

Tangisan itu pecah lagi

tepat seperti dua tahun lalu

kesalahan sama yang ternyata tak pernah berujung

dimana muara kesakitan ini?

ketika lembah terjal kemudian tersorok menjadi palung yang beku;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun