Mohon tunggu...
Dewi Mutaena
Dewi Mutaena Mohon Tunggu... Mahasiswa - love yourself

Semangat dalam mengejar mimpi dan jangan pernah putus asa.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengapa Manusia Membutuhkan Penalaran?

12 Juli 2021   23:35 Diperbarui: 12 Juli 2021   23:52 2348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Semua manusia pastinya membutuhkan penalaran di dalam kehidupannya. Mengapa demikian?. Karena tentu pastinya manusia akan merasa bingung dan kesulitan jika ada hal yang belum mereka ketahui di dalam pikirannya. Maka oleh karena itu, manusia membutuhkan penalaran dalam berpikir mengenai hal-hal yang samar. Bukan hanya itu, dengan adanya penalaran, juga dapat memudahkan kita dalam mengabstraksikan suatu hal secara jelas, meskipun belum melihatnya secara langsung. Tidak hanya hal tak terlihat yang bisa dinalar, melainkan juga hal terlihat yang bisa dinalar. Sebab, penalaran tidak terbatas pada suatu hal tertentu.

Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan untuk mendapatkan pengetahuan baru. Dari pengetahuan hasil penalaran, manusia dapat menentukan nilai moral, etika, dan estetika. Proses bernalar juga membantu seseorang untuk dapat berpikir lurus, tepat dan teratur karena dengan demikian seseorang dapat memperoleh kebenaran. Manusia tak pernah lepas dari masalah dalam kehidupannya, untuk memecahkan masalah, manusia memerlukan penalaran. Jika dalam menghadapi masalah tidak menggunakan penalaran, maka besar kemungkinan terjadi pengambilan keputusan yang salah dan keliru.

Penalaran ini tidak hanya berlaku untuk hal-hal yang penting saja, melainkan juga untuk hal-hal yang lain juga. Di dalam melakukan penalaran ini, kita harus tahu dulu objek / hal apa yang ingin kita nalarkan melalui pikiran. Hal itu dapat kita lakukan dengan mengamati fakta dan data, menganalisa hubungan sebab akibat sampai kepada penarikan sebuah kesimpulan. Penalaran memiliki karakteristik khusus yang ditandai dengan pola berpikir yang runtut.

Penalaran mempunyai aneka jenis dalam aktivitas ilmiah, yaitu antara lain : Retroduktif, Abduktif, Deduktif, dan Induktif. Pertama, kita akan membahas mengenai Penalaran Retroduktif. Penalaran Retroduktif adalah cara berpikir untuk menarik kesimpulan melalui fenomena / peristiwa yang terobservasi ke struktur-struktur penjelas (atau kekuatan-kekuatan kasual yang tersembunyi). Maksud dari penjelasan tersebut adalah penalaran yang kesimpulannya ditarik melalui fenomena / peristiwa yang belum diketahui penyebabnya dan kita harus dapat menarik kesimpulan tersebut melalui kerangka berpikir yang logis.

Kedua, akan dibahas mengenai Penalaran Abduktif. Penalaran Abduktif merupakan penalaran yang berfungsi menawarkan suatu hipotesis yang bisa memberikan penjelasan terhadap fakta-fakta dan fakta itu harus dijelaskan dengan sebuah hipotesis. Abduktif melakukan penalaran dari sebuah fakta ke aksi atau kondisi yang mengakibatkan fakta tersebut terjadi. Metode ini digunakan untuk menjelaskan kejadian yang diamati.

Ketiga, akan dibahas mengenai Penalaran Deduktif. Penalaran Deduktif adalah cara berpikir untuk melakukan penarikan kesimpulan dari pernyataan umum menjadi pernyataan khusus.

Keempat, akan dibahas mengenai Penalaran Induktif. Penalaran Induktif adalah cara berpikir dengan melakukan penarikan kesimpulan yang bersifat umum / general berdasarkan kasus-kasus individu atau spesifik.

Dari semua pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penalaran tidak hanya dapat berguna secara individu melainkan juga dapat berguna secara spesifik. Penalaran merupakan proses berpikir untuk mendapatkan pengetahuan. Oleh karena itu, kita harus mengembangkan kerangka berpikir dan mulai menganalisis secara lebih detail, agar kesimpulan yang ditarik dari hasil penalaran dapat menjadi kesimpulan yang logis. Dan dari kesimpulan tersebut, nantinya akan kita dapatkan informasi / pengetahuan yang dapat membantu kita dalam menguraikan penalaran yang dilakukan.

Membahas mengenai penalaran, pasti akan diiringi dengan berpikir. Mengapa demikian?. Karena berpikir tidak akan pernah lepas dari penalaran, begitu pun sebaliknya, keduanya telah terikat dan menjadi kesatuan. Hal ini juga sama seperti dengan filsafat yang juga diiringi dengan berpikir. Hal tersebut terjadi karena filsafat merupakan sebuah ilmu pengetahuan dimana logika, metode dan sistem digunakan untuk mengkaji masalah umum sampai mendasar mengenai berbagai jenis persoalan. Berpikir dalam filsafat merupakan suatu hal yang biasa kita temui dalam filsafat ilmu. Filsafat menggunakan cara berpikir untuk mengkaji berbagai jenis persoalan. Untuk itu, keduanya memiliki peranan sesuai dengan porsinya masing-masing.

Dari hal tersebut dapat diketahui bahwasanya ilmu akan diiringi dengan suatu hal yang sesuai dengan ilmu tersebut. Karena, pada dasarnya ilmu tidak dapat berdiri sendiri, namun ada beberapa hal yang mendukung ilmu agar menjadi ilmu yang benar-benar bisa berdiri dengan kokoh dan membuat ilmu tersebut memiliki manfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun