Mohon tunggu...
Dewi Ratnawati
Dewi Ratnawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Berkumpul dengan Keluarga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Monev Bangga Kencana: Merajut Masa Depan Generasi Indonesia"

11 Juni 2024   11:43 Diperbarui: 11 Juni 2024   11:59 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: gambar sehatNegeriku

"Monev Bangga Kencana: Merajut Masa Depan Generasi Indonesia"
Penulis: Dewi Ratnawati

Menurut laporan Studi Status Gizi Indonesia dari Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting di Indonesia mengalami penurunan dari 27,7% pada tahun 2019 menjadi 24,4% pada tahun 2021, dan kemudian 21,6% pada tahun 2022, dengan mayoritas kasus terjadi pada anak usia 3-4 tahun sebanyak 6%. Meskipun demikian, angka ini masih belum memenuhi standar WHO yang menetapkan target prevalensi di bawah 20%. Oleh karena itu, pemerintah berupaya menurunkan angka stunting menjadi 17% pada tahun 2023 dan 14% pada tahun 2024 (Rokom dalam Lestari, 2023).

Namun, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat melakukan evaluasi tanggal 9 Mei 2024 penurunan angka stunting di Indonesia berlangsung lambat. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa pada tahun 2023, angka stunting di Indonesia adalah 21,5 persen, hanya turun 0,1 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar 21,6 persen. Menkes Budi menyatakan bahwa salah satu penyebab lambatnya penurunan stunting adalah belum ditemukannya model implementasi yang efektif untuk program yang telah ditetapkan. Ia mengungkapkan bahwa ada masalah dalam eksekusi di lapangan, sehingga program pencegahan stunting tidak berjalan optimal. Menurut Menkes Budi, masalah ini terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Tidak ada satu daerah pun yang secara konsisten berhasil menekan prevalensi stunting. Saat ini, Kementerian Kesehatan sedang melakukan evaluasi terkait permasalahan ini, dengan memberikan perhatian khusus pada anak-anak yang masuk dalam kategori wasting dan berisiko tinggi mengidap stunting. Diharapkan, implementasi protokol pencegahan stunting yang ideal dapat diterapkan dengan baik (Admin, 2024).
Oleh karenanya masalah stunting masih tinggi dan menjadi tanggungjawab bersama,serta masih belum maksimalnya kegiatan di lapangan maka BKKBN tidak bisa tinggal diam dan terus melaksanakan program Bangga Kencana. Bangga Kencana merupakan singkatan dari Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana. Program ini merupakan program unggulan dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang bertujuan untuk mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Program Bangga Kencana diluncurkan pada tahun 2021 sebagai rebranding dari program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK).
Terdapat sedikitnya 7 (tujuh) artikel yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan kebermanfaatan program Bangga Kencana di dalam mencapai tujuan dan bagaimana program ini dapat ditingkatkan secara sustainable di dalam mewujudkan keluarga berkualitas di Indonesia. Dalam proses monitoring dan evaluasi ini, penulis mencoba menggunakan teori evaluasi yang berorientasi pada tujuan (goal-oriented evaluation) teori ini berfokus pada pencapaian tujuan program yang telah ditetapkan sebelumnya. Evaluasi dilakukan untuk menilai apakah program telah mencapai tujuannya dan bagaimana program dapat ditingkatkan untuk mencapai tujuan tersebut dengan lebih baik dan dilakukan secara berkesinambungan dan terus menerus (Suharsimi dan Cepi, 2010).
Beberapa daerah melaksanakan kegiatan Bangga Kencana ini dari program pencegahan kesehatan masalah keluarga, penyelesaiannya bahkan sampai digunakan pada strategi program percepatan prevalensi penurunan stunting. Seperti terlihat pada pelaksanaan program Kabupaten Bantul yang melaksanakan program Bangga Kencana dengan harapan yang disampaikan oleh Bupati Bantul Abdul Halim Muslih "Membangun keluarga berkualitas di Bantul dengan menyatukan visi dan langkah untuk mewujudkan keluarga-keluarga di Kabupaten Bantul yang baik dan sehat. Penguatan Program Bangga Kencana menjadi kunci utama. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran keluarga di Bantul tentang pentingnya masa depan keluarga dan anak-anak mereka. Kerjasama antar pihak menjadi unsur penting. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dalam mewujudkan keluarga berkualitas. Diperlukan kerjasama dengan berbagai lembaga yang peduli terhadap keluarga" (Admin, 2021). (1)
Selain Kabupaten Bantul, ada Kabupaten Bangka Tengah yang juga melaksanakan pertemuan untuk program Bangga Kencana yang mana pada pertemuan ini, menitikberatkan pada penciptaan keluarga berkualitas. Salah satu fokus utamanya adalah penurunan angka stunting, yang sejalan dengan program nasional yang dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia. Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia mewakili Bupati Bangka Tengah (Wahyu Nurrakhman) menggarisbawahi bahwa langkah strategis yang diambil oleh DPPKBP3A tepat sasaran. Hal ini dilakukan untuk memantau akuntabilitas program Bangga Kencana dan mempercepat penurunan angka stunting (Nursyahfitri, 2022). (2)
Kabupaten Kulon Progo juga membuat pertemuan dalam "Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana serta Percepatan Penurunan Stunting" bersama Mitra Kerja di Kulonprogo melibatkan berbagai unsur masyarakat, termasuk anggota GenRe, Tim Pendamping Keluarga, dan warga sekitar Girimulyo. Acara yang berlangsung di Iwak Kalen Salamrindu tersebut menghadirkan beberapa narasumber ternama, yaitu Kepala BKKBN Dr (HC) dr. Hasto Wardoyo Sp.OG (K), staf ahli DPR RI sekaligus konsultan ahli Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Dr dr Riyo Kristian Utomo, Ketua DPRD Kulonprogo Akhid Nuryati S.E., serta Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kulonprogo Drs. Ariadi M.M. Dalam pembukaan acara, Dr dr. Riyo Kristian Utomo menekankan bahwa generasi muda berkualitas tidak muncul secara kebetulan, melainkan harus dipersiapkan dari keluarga yang berkualitas. Ia juga menyoroti peran penting kaum perempuan dalam proses ini, karena mereka mengandung anak yang akan menjadi penerus bangsa. Anak yang dikandung harus mendapatkan gizi yang cukup agar pertumbuhannya optimal dan terhindar dari stunting (Admin, 2024). (3)
Tidak mau kalah Kabupaten Wonosobo juga melaunching kegiatan "Bangga Kencana, Strategis Sebagai Program Percepatan Prevalensi Penurunan Stunting". Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, menilai bahwa pelaksanaan Program Bangga Kencana memiliki peran strategis sebagai salah satu kerangka pembangunan manusia. Program ini menempatkan masyarakat sebagai subjek sekaligus objek pembangunan dengan tujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan generasi mendatang. Menurutnya, keberhasilan Program Bangga Kencana dan penanganan stunting hanya bisa dicapai melalui konvergensi dukungan dan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, komunitas, dunia usaha, akademisi, dan media. Bupati menegaskan bahwa kolaborasi antarpihak adalah kunci dalam mengatasi berbagai masalah di daerah. Dalam hal ini, peran seluruh pemangku kepentingan sangat penting untuk menyukseskan Program Bangga Kencana dan penanganan stunting. Ia berharap kemitraan dan sinergi antarpihak dapat terus diperkuat untuk mencapai Wonosobo bebas stunting, mewujudkan penduduk yang tumbuh seimbang, serta menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan produktif menuju Indonesia Emas 2045 (Admin Diskominfo, 2023). (4)
Kita beralih ke Indonesia bagian Tengah, tidak mau kalah dengan daerah Indonesia bagian Barat. Sulawesi Tengah juga membuat pertemuan untuk mengevaluasi kegiatan program penurunan stunting. Pada pertemuan yang bertema "Optimalisasi Bonus Demografi dan peningkatan SDM menuju Indonesia Emas 2024" itu diungkapkan oleh Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Sulawesi Tengah, Rudi Dewanto, SE, MM, menyatakan bahwa melalui program Bangga Kencana, Sulawesi Tengah memiliki peluang untuk mengoptimalkan bonus demografi dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Namun, terdapat dua tantangan utama yang harus dihadapi pemerintah provinsi dalam mencapai tujuan ini, yaitu tingginya prevalensi stunting dan pernikahan anak. Meskipun hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukkan adanya penurunan prevalensi stunting di Sulawesi Tengah, provinsi ini masih perlu bekerja keras secara gotong royong untuk mencapai target prevalensi stunting sebesar 14 persen pada tahun 2024. Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 mencatat penurunan prevalensi stunting di Sulawesi Tengah sebesar 1 persen dari tahun 2022, dari 28,2 persen menjadi 27,2 persen. Hasil ini menempatkan Sulawesi Tengah sebagai salah satu dari 18 provinsi di Indonesia yang berhasil menurunkan prevalensi stunting (Lanny, 2024). (5)
Di Sulawesi Barat, Pejabat Gubernur Sulawesi Barat, Prof. Zudan Arif Fakrulloh, menghadiri Rapat Kerja Daerah (Rakerda) yang membahas program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Bangga Kencana) serta percepatan penurunan angka stunting di provinsi Sulawesi Barat tahun 2024. Program ini mengusung tema optimalisasi bonus demografi dan peningkatan sumber daya manusia menuju Indonesia Emas 2045. Prof. Zudan menyatakan bahwa Rakerda program Bangga Kencana dan percepatan penurunan angka stunting sangat penting diadakan di Sulawesi Barat. "Saya anggap ini sangat penting karena subjeknya adalah penduduk. Jadi, yang kita bangun adalah manusianya. Tahun ini kita menargetkan penurunan angka stunting sebesar 10 persen di Sulbar," kata Prof. Zudan. Oleh karena itu, menurut Sekretaris Utama BNPP ini, program Bangga Kencana dan percepatan penurunan angka stunting menjadi tanggung jawab bersama agar hasilnya optimal.  "Kita harus bersama-sama dalam penanganan stunting karena yang diurus adalah manusianya. Mulai dari mencegah perkawinan anak, mendorong pasar kerja, hingga meningkatkan pendapatan masyarakat," ujarnya (Admin Dinkes, 2024). (6)
Di daerah Kalimantan Tengah juga mengadakan rapat dan pertemuan dalam program penurunan stunting dengan penguatan Bangga Kencana. Dalam kegiatan ini, DP3APPKB Provinsi Kalimantan Tengah dan Perwakilan BKKBN Kalimantan Tengah bersinergi untuk mempercepat penurunan angka stunting dan memperkuat program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Bangga Kencana) di Provinsi Kalimantan Tengah. Percepatan penurunan stunting merupakan prioritas nasional yang sedang diupayakan oleh pemerintah saat ini. Target yang telah ditetapkan dalam RPJMN 2020-2024 adalah menurunkan prevalensi stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024. Sementara itu, target prevalensi stunting di Kalimantan Tengah adalah 15,38 persen pada tahun 2024. (7)
Berdasarkan hasil temuan di lapangan bahwa program Bangga Kencana ini sudah mulai dijalankan dengan baik dan perlu ditingkatkan lagi dalam pelaksanaannya. Program Bangga Kencana tidak bisa berjalan dengan maksimal jika tidak didukung oleh semua pihak. Keberhasilan program ini sangat bergantung pada sinergi dan kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat. Program ini menargetkan penurunan angka stunting dengan berbagai intervensi yang terfokus pada pembangunan keluarga dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Subyek utama program ini adalah penduduk, sehingga pembangunan yang dilakukan sangat berorientasi pada peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. Meskipun ada kemajuan dalam penurunan angka stunting, seperti yang terlihat dari target 10 persen di Sulawesi Barat, masih terdapat tantangan dalam mencapai target yang lebih ambisius sesuai dengan RPJMN. Salah satu kendala yang dihadapi adalah efektivitas implementasi program di lapangan. Masalah eksekusi di lapangan harus diatasi untuk memastikan program berjalan optimal. Terus dilakukan evaluasi dan penyesuaian strategi untuk mengatasi permasalahan dan memastikan setiap daerah dapat mengurangi prevalensi stunting secara konsisten.
Teori evaluasi yang berorientasi pada tujuan (goal-oriented evaluation) dan program Bangga Kencana memiliki keterkaitan dalam upaya peningkatan kualitas program melalui evaluasi yang sistematis dan terarah. BKKBN dapat memastikan bahwa Program Bangga Kencana berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan memberikan dampak positif yang diharapkan terhadap kualitas keluarga dan pengendalian penduduk di Indonesia.

Referensi:
Admin. 2021. Program Bangga Kencana, Wujudkan Keluarga Berkualitas. Artikel https://bantulkab.go.id/berita/detail/4782/program-bangga-kencana--wujudkan-keluarga-berkualitas.html. Diakses pada tanggal 7 Juni 2024 pukul 21.00 WIB.

Admin. 2024. Menkes Budi Soroti Lambatnya Penurunan Angka Stunting di Indonesia. Artikel https://dinkes.papua.go.id/menkes-budi-soroti-lambatnya-penurunan-angka-stunting-di-indonesia/. Diakses pada tanggal 8 Juni 2024 pukul 22.51 WIB.

Admin Dinkes. 2024. Hadiri Rakerda Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting, Pj Gubernur Sulbar, Prof Zudan Target Penurunan Stunting 10 Persen. Artikel https://dinkes.sulbarprov.go.id/hadiri-rakerda-bangga-kencana-dan-percepatan-penurunan-stunting-pj-gubernur-sulbar-prof-zudan-target-penurunan-stunting-10-persen/. Diakses pada tanggal 8 Juni 2024 pukul 22.01 WIB.  

Admin Diskominfo. 2023. Bangga Kencana, Strategis Sebagai Program Percepatan Prevalensi Penurunan Stunting. Artikel https://diskominfo.wonosobokab.go.id/detail/bangga-kencana-strategis-sebagai-program-percepatan-prevalensi-penurunan-stunting. Diakses pada tanggal 7 Juni 2024 pukul 23.19 WIB.  

Admin Pemberdayaan. 2024. KIE Program Bangga Kencana: Cegah Stunting untuk Menghasilkan Generasi yang Lebih Berkualitas. Artikel https://pemberdayaan.kulonprogokab.go.id/detil/1999/kie-program-bangga-kencana-cegah-stunting-untuk-menghasilkan-generasi-yang-lebih-berkualitas. Diakses pada tanggal 7 Juni 2024 pukul 23.06 WIB.

Gheby. 2022. Optimalisasi Percepatan Penurunan Stunting dan Penguatan Program Bangga Kencana Demi Terwujudnya SDM Berkualitas Prov. Kalteng. Artikel https://dp3appkb.kalteng.go.id/berita/optimalisasi-percepatan-penurunan-stunting-dan-penguatan-program-bangga-kencana-demi-terwujudnya-sdm-berkualitas-di-kalimantan-t.html. Diakses pada tanggal 8 Juni 2024 pukul 22.15 WIB.  

Lanny. 2024. Prevalensi Stunting Turun di Sulteng, Program Bangga Kencana Berperan Penting. Artikel https://www.diklatkkbgarut.org/2024/04/prevalensi-stunting-turun-di-sulteng.html. Diakses pada tanggal 7 Juni 2024 pukul 23.44 WIB.

Lestari T. 2023. Stunting di Indonesia: Akar Masalah dan Solusinya. Jurnal Vol. XV, No. 14/II/Pusaka/Juli/2023. https://berkas.dpr.go.id/pusaka/files/info_singkat/Info%20Singkat-XV-14-II-P3DI-Juli-2023-196.pdf. Diakses pada tanggal 8 Juni 2024 pukul 22.33 WIB.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun