Mohon tunggu...
Demar Adi
Demar Adi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Suka menulis

Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cermin

26 September 2019   00:17 Diperbarui: 26 September 2019   00:24 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebulan kemudian, rencanaku berhasil. Seorang pegawai baru terpaksa mendekam di penjara akibat kecuranganku. 

***

"Ibu anda sakit."

"Baik, segera saat ada kesempatan, saya akan berkunjung ke sana."

Ah, harusnya aku ingat janji itu. Janji yang kuucapkan untuk mengunjungi ibu di panti jompo. Tapi biar saja. Toh, aku selalu mengirimkan uang lebih untuk siapapun yang merawatnya di sana.

***

PRANG!

Cermin itu pecah. Kubanting, tadi. Ia selalu mengingatkanku pada ibu. Pada pujiannya, juga pesan dan petuahnya.

Seiring waktu, cemin itu juga mengingatkanku pada setiap luka yang kugoreskan. Dengan lidah tajamku. Dengan licik sepak terjangku. Dengan kerasnya tamparanku. Pada setiap orang yang berada di jalanku.

Kini, cermin itu pecah. Kubanting, tadi. Tak ada lagi yang bisa dikagumi dari wajahku. Jadi untuk apa ia ada?

Ibu sudah pergi. Aku terlambat mengunjunginya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun