Kompasiana.com, Bandung - Di tengah hiruk-pikuk kehidupan yang penuh tekanan, alam kembali membuktikan dirinya sebagai obat stres yang efektif. Menurut seorang mahasiswi Tasawuf dan Psikoterapi, manfaat jalan-jalan di alam, khususnya di Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda (Tahura Djuanda), sangat signifikan dalam mengurangi tingkat stres, Jumat (06/12/24).
Rinrin Asmayani, mahasiswi jurusan Tasawuf Psikoterapi di UIN Bandung, berbagi pandangannya mengenai efek terapeutik dari berinteraksi dengan alam. "Tahura Djuanda menawarkan lingkungan yang tenang dan hijau, yang membantu menenangkan pikiran dan mengurangi tingkat kecemasan. Dalam konteks terapi, berjalan-jalan di alam seperti Tahura dapat memberikan efek menenangkan yang luar biasa," jelas Rinrin.
Penelitian telah menunjukkan bahwa paparan alam dapat menurunkan hormon stres kortisol, meningkatkan suasana hati, dan memperbaiki fungsi kognitif. Anak-anak dan dewasa yang sering berinteraksi dengan alam dilaporkan memiliki kemampuan perhatian yang lebih baik dan tingkat stres yang lebih rendah.
"Dalam sesi terapi, saya sering mengajak teman saya yang mengeluh sedang mengalami setres karena banyak tugas, masalah percintaan dan lain sebagainya untuk beraktivitas di luar ruangan, seperti berjalan di Tahura Djuanda. Ini bukan hanya mengalihkan mereka dari tekanan sehari-hari, tetapi juga membantu mereka merasa lebih terhubung dengan lingkungan sekitar," tambah Rinrin.
Selain itu, kegiatan di alam seperti berjalan kaki, melihat daun yang hijau atau sekadar duduk di bawah pohon dapat meningkatkan produksi endorfin dan serotonin, yang dikenal sebagai hormon kebahagiaan. Efek ini sangat bermanfaat dalam mengatasi setres, gangguan kecemasan dan depresi.
Nabi Muhammad SAW juga dikenal mencintai alam dan keindahannya. Dalam riwayat disebutkan bahwa beliau sering menikmati pemandangan hijau, yang diyakini memiliki efek menenangkan bagi pikiran dan jiwa.
Sebagai kesimpulan, terapi alam bukan hanya metode yang efektif untuk mengurangi stress bagi remaja, tetapi juga dapat diterapkan dalam berbagai kelompok usia, termasuk anak-anak.
"Alam adalah obat yang tersedia gratis bagi semua orang. Manfaatnya sudah terbukti secara ilmiah dan spiritual," tutup Rinrin.
Dengan semakin banyaknya penelitian yang mendukung manfaat terapi alam, diharapkan lebih banyak individu dan keluarga yang memanfaatkan keindahan alam seperti Tahura Djuanda untuk kesehatan mental yang lebih baik.
Penulis: Nurul Azizah