Sepanjang sejarah Kesultanan Utsmaniyah, masyarakatnya berusaha membangun perpustakaan besar yang dilengkapi buku terjemahan dari peradaban lain dan manuskrip asli. Sebagian besar permintaan manuskrip lokal dan asing muncul pada abad ke-15. Sultan Mehmet II memerintahkan Georgios Amirutzes, seorang cendekiawan Yunani dari Trabzon, untuk menerjemahkan dan menyebarkan buku geografi Ptolomeus ke lembaga- lembaga pendidikan Utsmaniyah. Contoh lainnya. adalah Ali Qushji, astronom. matematikawan, dan fisikawan dari Samarkand, yang menjadi profesor di dua madrasah dan berhasil memengaruhi pemerintah Utsmaniyah melalui tulisan-tulisannya dan aktivitas muridnya. Ia hanya menghabiskan dua atau tiga tahun di Kesultanan Utsmaniyah sebelum meninggal dunia di Istanbul.Â
Taqi al-Din membangun Observatorium Taqi al-Din Istanbul pada tahun 1577. Ia melakukan pengamatan astronomi di sana sampai 1580. Ia menghitung eksentrisitas orbit Matahari dan pergerakan tahunan apogeo." Observatoriumnya diruntuhkan tahun 1580 karena bangkitnya faksi ulama yang menentang atau setidaknya tidak acuh terhadap sains. Pada tahun 1660. cendekiawan Utsmaniyah Ibrahim Efendi al-Zigetvari Tezkireci menerjemahkan karya astronomi Nol Duret yang ditulis tahun 1637 ke bahasa Arab.Â
erafeddin Sabuncuolu adalah penulis atlas bedah pertama dan ensiklopedia kedokteran besar terakhir dari dunia Islam. Meski sebagian besar karyanya didasarkan pada Al-Tasrif karya Abu al- Qasim al-Zahrawi, Sabuncuolu memperkenalkan banyak inovasinya sendiri. Dokter bedah wanita diilustrasikan untuk pertama kalinya.Â
Contoh jam yang mengukur waktu dalam hitungan menit dibuat oleh seorang pengrajin jam Utsmaniyah. Meshur Sheyh Dede, pada tahun 1702.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H