Mohon tunggu...
Dewi Sinta
Dewi Sinta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Teacher, Writer

Mahasiswi asal Surabaya. Mulai menjajaki dunia literasi sejak tahun 2020. Bermula dari dunia desain grafis hingga menulis. Semangat belajar kian berkobar. Sebagian karyanya dapat ditemui pada akun media sosialnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Waktu

3 Agustus 2022   12:18 Diperbarui: 3 Agustus 2022   12:24 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rentang waktu terkadang membuat kita lupa
Bahwa kita semakin dewasa
Rentang waktu terkadang membuat kita lupa
Bahwa kita telah melanggar titah yang kuasa

Rentang waktu terkadang membuat kita sadar
Bahwa kita hanyalah manusia yang tak memiliki apa-apa
Selain jasad yang tak berguna
Rentang waktu terkadang membuat kita sadar
Bahwa Tuhan tidak meliht harta dan rupa
Melainkan hati yang ada didalam dada dan amal yang nyata

Einstein berkata bahwa rentang waktu itu berbeda
tergantung dalam keadaan apa kita berada
namun tuhan telah berkata
"hanya akulah yang tahu umur manusia"
Sekular barat berkata
"waktu adalah dollar didalam kantung"
namun Hasan Al-Bana berkata
"waktu adalah pedang, potong atau dipotong"

Waktu yang tak akan pernah kembali
Lembaran kisah, akan segera usang atau menjadi kenangan,
Pahit,  manis, gelap, dan terangnya akan menjadi cerita
Waktu yang terkadang terasa berlari atau merangkak begitu lambat
Namun yang pasti dia tak akan pernah berhenti
Terus meninggalkan kita yang masih terjaga dan ternganga-nganga

Seperti malam yang meninggalkan pagi
Malam memang akan datang kembali
Namun ia telah berbeda dengan malam yang kemarin

Waktu merangkai misteri dalam bingkai cerita yang penuh tanda tanya, namun PASTI..!!!
Seperti “maut” yang menjumpai jiwa yang masih terbalut raga
Seperti api yang membakar kayu menjadi abu
Lalu…..
Masihkah kita akan membiarkan waktu berlalu tanpa sesuatu?
Atau kita berpasrah diri ditelan “waktu”
Karena tak akan ada yang mampu menghentikan “waktu”
Sekalipun langit runtuh dan bumi mendadak beku

Waktu akan tetap setia berjalan seperti apa adanya
Benci bisa berubah menjadi cinta, begitu sebaliknya
Terang benderang seketika berubah menjadi gelap gulita, begitu sebaliknya

Tak ada yang diam, semua bergerak
Dengan waktu bumi terus berputar
Dengan waktu roda zaman terus menggilas
Terseret, terhempas,  tergilas, atau terkubur
Semua berpacu dengan waktu

Apa yang telah pergi tak akan sama dengan apa yang akan datang kembali
Sekali harus berarti karena yang Maha Menciptakan telah bersumpah
Yaitu dalam Al-Qur’an surah Al- Asr (demi Waktu)
“Sesungguhnya manusia dalam keadaan yang merugi, kecuali
Mereka yang beriman dan yang selalu saling menasehati dalam hal kebaikan dan kesabaran”

Waktu memang tak akan pernah berhenti
Terus bergulir mengalir bagai air
Alam terus menari dalam simfoninya
Umur manusia didikte oleh-Nya
Setiap detiknya memakukan kita disetiap sudut persimpangan
Jalan Tuhan atau Jalan setan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun