Menjadi seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah sebuah mimpi setiap orang di Indonesia. Ada sebuah kebanggaan di sana, sebab menjadi ASN berarti menjadi orang terpilih dari ribuan orang yang mendaftar di seluruh Indonesia.Â
Untuk menjadi ASN memang tidak mudah, walaupun sudah mempersiapkan diri dengan matang, tak jarang kesempatan itu hilang juga.Â
Maka bersyukurlah saya, di usia yang tidak muda lagi waktu itu yakni 31 tahun saya berhasil menjadi seorang ASN di sebuah kantor pemerintah provinsi.Â
Beruntungnya lagi, saya menjadi ASN sesuai dengan bidang yang saya pelajari semasa kuliah di jurusan komunikasi, yaitu sebagai pranata humas pemerintah.Â
Saya sangat gembira dan tak sabar untuk segera bekerja setelah tahu saya lolos penerimaan CPNS waktu itu.Â
Saya membayangkan betapa hari-hari saya akan sangat menyenangkan karena saya mengerjakan apa yang menjadi cita-cita sejak dulu yakni menjadi humas walaupun di lingkungan pemerintahan.
Apakah bayangan saya itu sesuai dengan apa yang saya hadapi? Ternyata tidak!Â
Pada awal bekerja sebagaimana pegawai baru, saya mendapatkan orientasi singkat mengenai tugas pokok dan fungsi saya, namun bukan sebagai pranata humas melainkan sebagai seorang penerima surat pimpinan. Jauh sekali dari apa yang saya bayangkan sebagai humas pemerintah.Â
Sepanjang hari saya hanya duduk di depan meja tanpa komputer, hanya sebuah buku catatan besar dan alat tulis saja.Â
Tugas saya mencatat surat masuk dan surat keluar bagi pimpinan serta menyerahkan lembar disposisi pimpinan ke bagian-bagian terkait.