Mohon tunggu...
Dewi Yuliyanti
Dewi Yuliyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis sesegera mungkin apapun yang ada di benak

Seorang ibu dua anak dan abdi negara

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengedepankan Peran Ibu sebagai Ujung Tombak Sosialisasi Kebiasaan di Era Tatanan Kehidupan Baru

5 September 2020   19:24 Diperbarui: 5 September 2020   19:22 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: www.bing.com

Mencuci tangan pakai sabun.  Anjuran pemerintah ini sudah menjadi gerakan massal di era pandemi COVID-19 yang seringkali disebutkan bersama tiga komponen gerakan lainnya yakni: Menggunakan Masker, Menjaga Jarak dan  Menghindari Kerumunan. Pemerintah menyebutnya sebagai Wajib 4M. Bahkan jika tidak tersedia air, masyarakat dianjurkan menggunakan hand sanitizer atau membawa sabun kemana pun pergi.

Sebagaimana diketahui, tangan merupakan media penularan infeksi virus dan bakteri. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan tenaga medis di seluruh dunia menganjurkan seluruh penduduk dunia untuk rajin mencuci tangan setidaknya 20 detik.

Sebuah foto eskperimen menunjukkan tangan yang dicuci dengan sabun selama 20-30 detik lebih efektif membersihkan bakteri, kuman, virus dibandingkan pemakaian hand sanitizer. 

Saat tangan dicuci selama 15 detik, bakteri masih terlihat di antara kerutan kulit atau jari jemari. Namun setelah 30 detik, tangan terbukti bersih dari bakteri. Sementara dengan pemakaian hand sanitizer, di bawah sinar UV tampak bakteri masih tertinggal.

Sedemikian sederhananya anjuran ini, hanya mencuci tangan  20-30 detik kita sudah ikut serta dalam upaya memutus rantai penularan COVID-19. Namun mengapa penularan tak kunjung menurun hari demi hari?

Jauh sebelum pandemi COVID-19 merebak di akhir tahun 2019, anjuran untuk mencuci tangan dengan sabun sudah digaungkan PBB pada 15 Oktober tepatnya pada Pertemuan Tahunan Air Sedunia (Annual World Water Week) yang berlangsung pada 17-23 Agustus, 2008 di Stockholm seiring dengan penunjukkan tahun 2008 sebagai Tahun Internasional Sanitasi oleh Rapat Umum PBB. Hari Mencuci Tangan Dengan Sabun Sedunia diharapkan akan memperbaiki praktik-praktik kesehatan pada umumnya dan perilaku sehat pada khususnya.

Meskipun sudah lama dicanangkan namun di Indonesia kampanye Cuci Tangan Dengan Sabun baru terdengar gaungnya tahun 2013-2014. Saat itu pemerintah melalui Kementerian Kesehatan gencar melakukan demo cuci tangan dengan sabun khususnya sebagai upaya mencegah penularan diare, ISPA dan flu burung. Upaya ini dianggap paling mudah, sederhana dan dapat dilakukan semua elemen masyarakat.

Beragam respon ditunjukkan masyarakat terhadap kampanye cuci tangan pakai sabun saat itu. Umumnya mengetahui tetapi melakukan secara seremonial alias sesaat saja, bahkan ada pula yang menganggap lucu "Ngapain sih cuci tangan dengan sabun pakai dikampanyekan segala?" Masyarakat menganggap cuci tangan sudah lumrah mau dengan sabun atau tidak, cuci tangan sudah jamak dilakukan.

Masyarakat belum sepenuhnya mengetahui bahwa cuci tangan yang efektif membersihkan bakteri dan virus hanyalah cuci tangan yang melalui prosedur sesuai anjuran. Selain itu, konsekuensinya terhadap kesehatan belum sepenuhnya dipahami masyarakat luas dan belum banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Di sisi lain, pemerintah belum secara optimal mengedepankan peran dan potensi semua pihak khususnya kader dasawisma dan ibu-ibu PKK sebagai agent of change. Untuk itulah, kita patut menyambut baik instruksi Presiden Joko Widodo kepada kader PKK untuk menjadi ujung tombak sosialisasi kebiasaan dalam tata kehidupan baru saat ini. Hal tersebut dikarenakan masyarakat kita lebih patuh dan menaati pesan orang tua dalam hal ini ibu.

Pemerintah telah melakukan segala upaya dan dana untuk mendorong perubahan perilaku hidup sehat khususnya kebiasaan mencuci tangan mayarakat. Namun pemerintah tentu tidak dapat bekerja sendirian. Hanya kesadaran diri masing-masing anggota masyarakat yang menjadi tumpuan harapan sirnanya COVID-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun