Yang saya rasakan pada minggu ke dua ini adalah minggu yang membahagiakan sekaligus menyedihkan.Membahagiakan karena meskipun banyak tugas yang harus saya kerjakan, dapat terselesaikan dengan tepat waktu dan saya senantiasa diberikan kesehatan oleh Tuhan.Jika pikiran diibaratkan sebuah gelas, berusaha saya kosongkan supaya saya bisa menerima ilmu yang saya pelajari dari PGP ini. Saya berupaya akan adanya perubahan sebagai guru sebelum dan sesudah mengikuti PGP karena tugas sebagai Guru Penggerak sangatlah luar biasa yaitu untuk mengimplementasikan Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid.Adapun hal yang menyedihkan adalah pada minggu ini merupakan vicon terakhir kami dengan Fasilitator kami yaitu Bapak Mohammad Isa yang selama kami menjalani program guru penggerak selalu sabar dan juga telaten membimbing kami dalam mengerjakan tugas-tugas di LMS. Meskipun kami belum pernah bertemu dengan beliaunya secara langsung, akan tetapi kedekatan rasa persaudaraan antara Fasilitator dan semua CGP di kelas kami terasa mendalam. Semoga suatu saat nanti kami para CGP dari Kabupaten Klaten dipertemukan dengan beliaunya secara langsung dalam keadaan sehat , Amin.
Saya juga merasa bahagia ketika pertanyaan-pertanyaan yang muncul dibenak saya saat saya merefeksikan pada bagian mulai dari diri dapat terjawab dengan baik. Ada hal menarik yang terjadi pada pembelajaran di modul ini, yaitu saat saya harus menyelesaikan tugas demonstrasi kontekstual. Dalam sesi ini, CGP diminta untuk membuat sebuah program secara mandiri. Program yang saya buat yaitu pembelajaran dengan media video .Ada rasa senang ketika saya dapat merancang sebuah program dan melibatkan murid didalamnya.
3. Findings (Pembelajaran)
Modul 3.3 ini menambah pemahaman saya dan CGP lain bahwa sebuah program yang dirancang dan dibuat perlu termuat contents voice/suara, choice/pilihan dan ownership/kepemilikan murid. Step yang dilakukan dalam membuat program yang berdampak pada murid adalah dengan maping asset/ strengthness / potensi yang dimiliki oleh sekolah dengan tepat. Maping asset yang tepat akan memudahkan optimalisasi program berjalan dengan lancar tentunya membantu meminimalisir kendala. Optimalisasi asset yang benar tentunya memudahakan dalam mewujutkan visi-dan misi sekolah.
Modul ini juga menambah wawasan kami CGP untuk mengelola sebuah program yang berdampak pada murid dengan strategi MELR( monitoring, evaluation, learning and reporting). Selain dari itu kami juga di ajarkan pentingnya mengkaji SWOT (strengths,weakness,opportunities,threats) pada rencana program yang dibuat. Analisis SWOT (kekuatan,kelemahan,peluang dan ancaman) ini pun bermamfaat untuk meminimalisir resiko dalam menjalankan program yang berdampak pada murid di SMA N 1 Karangdowo.
Pembelajaran modul 3.3 ini merupakan point yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin dalam pembelajaran dalam rangka lebih berkreasi dan berinovasi serta bersinergi untuk mengembangkan asset yang ada di sekolah. Program yang terkelola dengan baik akan berdampak pada merdeka belajar dan tentunya akan melahirkan murid yang berprofil pelajar Pancasila.
Pembelajaran yang saya dapatkan setelah mempelajari modul ini sebagai berikut.
Sebelum menyusun sebuah program sebaiknya kita melihat aset/kekuatan yang dimiliki oleh sekolah.
Pentingnya melibatkan murid sebagai mitra dalam penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi program.
Murid dapat dilibatkan dengan memberikan kesempatan mereka untuk berpendapat (suara) adn menentukan pilihannya sehingga mereka akan merasa memiliki dan merasakan manfaat dari program yang akan dikembangkan.
Pentingnya menciptakan lingkungan yang positif dalam menumbuhkan student agency.