Mohon tunggu...
Dewi AisyahGymnastiar
Dewi AisyahGymnastiar Mohon Tunggu... Mahasiswa - You can do it

Never lost hope, because it is the key to achieve all your dreams

Selanjutnya

Tutup

Diary

Perbedaan Proses Masa Kecil ke Masa Dewasa

4 November 2021   07:13 Diperbarui: 13 November 2021   12:23 1501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Assalammualaikum wr.wb  perkenalkan nama saya Dewi Aisyah Gymnastiar dari prodi S1 Kesehatan Masyarakat. Saya ingin menceritakan pengalaman pribadi saya pada waktu kecil hingga dewasa yang banyak mengalami perbedaan dan begitu sulit menghadapi rintangannya.

Waktu kecil dahulu saya belum ada sentuhan elektronik di genggaman tanganku, dimana saya dan teman-teman bermain bersama-sama. Pengalaman tersebut sangat mengesankan dan lucu yang tidak bisa dilupakan. Selain saya bermain, saya juga biasanya membantu orang tua sebelum berangkat sekolah, setelah berangkat sekolah  saya bermain lagi bersama teman-teman yang di penuhi dengan  canda dan tawa tanpa ada beban pikiran. 

Di masa kecil saya inilah tidak ada kata yang membuat sakit hati, luapan emosi yang dapat bisa diredam karena sering bertemunya banyak orang yang dapat melupakan hal yang membuat emosi saya tersebut, selain itu di masa kecil saya juga selalu merasa tenang tanpa ada rasa yang membebani  pikiran. Di masa kecil saya merasa bahwa dunia saya selalu baik-baik saja  dan selalu merasa happy setiap harinya karena teman-teman saya benar-benar saling merangkul jika ada masalah dan selalu ada satu sama lain. Di masa kecil juga saya belum  mengenal kata overthinking, insecure dan lain sebagainya.

Menginjak dewasa saya benar-benar merasa sering mengalami kegelisahan, kekhawatiran yang setiap saat. Dewasa ini prosesnya banyak persyaratan dan rintangan yang begitu sulit. Saya juga dituntut menjadi lebih mandiri, mampu beradaptasi dimana saya benar-benar sulit akan hal itu dan akhirnya hal tersebutlah mebuat saya takut menjadi dewasa.

Pada masa dewasa inilah akan mengalami suatu perubahan fisik ditambah lagi dengan zaman sekarang yang selalu mengutamakan fisik di sinilah saya selalu kepikiran dan takut akan hal itu jika nantinya mereka membulying saya. Selain itu pada masa dewasa saya benar-benar dituntut untuh mencintai kelebihan dan kekurangan yang saya miliki, selalu optimis dengan masa depan, serta berusaha sekuat mungkin untuk menjadi lebih baik ke depannya.

Proses pendewasaan saya begitu sulitnya dan membuat saya selalu khawatir dan overthingking yang tidak bisa membahagiakan kedua orang tua, tidak bisa membalas jasa orang tua yang sudah berjasa untuk saya dan mengecewakan orang tua tentang masa depan yang sudah di harapkan orang tua tapi tidak bisa terwuju tetapi hal itu dapat saya atasi dengan mendorong pikiran saya , dan selalu disupport oleh sahabat saya bahwa kamu pasti bisa menggapai  masa depan mu. Di sinilah saya merasa semangat dalam menggapai impian tersebut meskipun ada rasa ingin menyerah pada diri saya karena tidak mampu dan saya  juga belum bisa memaafkan yang terjadi di masa lalu tetapi hal itu saya atasi dengan merangkul masa lalu dan yakin pada masa yang akan datang akan baik-baik saja. Dewasa ini saya juga sering mengalami perubahan emosi yang tidak bisa terkontrol, selain itu juga saya sering overthinking segala macam dan akhirnya jam tidur berkurang.

Pendewesaan ini benar benar butuh usaha, kesabaran dan focus pada pengembangan diri dan juga saya harus benar-benar harus siap menghadapi jatuh bangun yang akan terjadi di masa mendatang. Sebenarnya saya ingin sekali rasanya kembali di waktu kecil yang tanpa beban apapun , tapi itu tidak mungkin karena dunia berputar bukan berbalik ke masa lalu. Jadi saya harus menerima jika kita sudah dewasa meskipun merasa begitu sulit menjadi dewasa dan saya juga belum sanggup dengan hal itu.

Nama : Dewi Aisyah Gymnastiar

NIM    : 2130021044

Prodi  : Kesehatan Masyarakat

UNIVERSITAS NADHLATUL ULAMA SURABAYA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun