Mohon tunggu...
Dewi Syafrie
Dewi Syafrie Mohon Tunggu... Lainnya - Tulisan yang baik akan mendatangkan kebaikan kepada penulisnya. Bismillah!

Menulis adalah sebuah kesenangan, sekaligus melatih raga dan mengolah rasa

Selanjutnya

Tutup

Money

Hadapi Tahun Macan Air 2022, Ini Strategi Yang Perlu Disiapkan UMKM

3 Desember 2021   20:27 Diperbarui: 4 Desember 2021   06:31 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah 2 tahun menghadapi masa gelap akibat pandemic Covid-19, memasuki tahun 2022 diharapkan menjadi tahun keemasan bagi pelaku bisnis, termasuk UMKM. Namun untuk menangkap peluang di tahun depan, dibutuhkan kesiapan dari pelaku UMKMnya sendiri. Satu diantaranya bisnis yang dijalankannya telah go digital.

Dari hasil survey World Bank (2021) pun disebutkan UMKM yang terhubung ke dalam ekosistem digital pada masa pandemic Covid-19 justru memiliki daya tahan yang lebih baik dalam menghadapi tantangan saat ini.

Hal ini diungkapkan Staf ahli ekonomi makro Kementrian Koperasi dan UKM, Rully Nuryanto, SE, MSi  pada saat  mewakilkan Menteri Teten Masduki membuka Webinar bertajuk UMKM Berdaya: 'Peluang dan Strategi Kebangkitan UMKM 2022' yang digelar oleh Gerakan #akuberdaya bekerjasama dengan Evapora, event digital organizer,  Rabu, 1 Desember 2021.

"80% UMKM  menjadikan momentum pandemic covid-19 dan pemicu untuk melakukan perubahan perilaku ke arah digital," kata Rully.

Rully mengapresiasi dengan jumlah UMKM yang saat ini mencapai sekitar 65 juta unit dan memberikan kontribusi 97 % terhadap total tenaga kerja dan 61 %PDB nasional, maka UMKM  memiliki peran yang penting dalam pemulihan ekonomi nasional.

Rully Nuryanto, Staf Ahli Ekonomi Makro Kemenkop dan UKM (dok.pri) 
Rully Nuryanto, Staf Ahli Ekonomi Makro Kemenkop dan UKM (dok.pri) 


"Dari data yang kami terima, selama pandemi COVID-19 di Indonesia transaksi di e-commerce meningkat sebesar 54% atau lebih dari 3 juta transaksi per hari, serta ekonomi digital Indonesia berpotensi senilai 124 juta US Dollar atau kurang lebih Rp. 1.700 triliun pada 2025.  37% pengguna jasa internet baru, 93% konsumen akan tetap memanfaatkan digital, dengan rataan 4,3 - 4,7 jam penggunaan online per hari,"  lanjut Rully.

Ditambahkan Rully lagi, saat ini  setidaknya 25,6% UMKM hadir pada ekosistem digital atau sekitar 16,4 juta pelaku usaha. Pertumbuhan yang sangat cepat dibanding tahun 2020 lalu masih di angka 13%.


"Angka ini didorong terus untuk dapat kita capai angka 30 juta UMKM (sekitar 47%) dapat onboarding digital di akhir 2024. Namun perlu ada pendekatan ekosistem mencakup proses bisnis dari hulu ke hilir atau end to end digital transformation  dan pendampingan bagi Koperasi dan UMKM Indonesia  agar dapat mengoptimalkan sepenuhnya platform digital," papar Rully.

Dalam webinar tersebut hadir para pembicara di antaranya, Nina Nugroho (Inisiator Gerakan #akuberdaya, Designer &CEO PT. Nina Nugroho Internasional), Dr. Indrawan Nugroho (Youtuber, CEO & Co Founder CIAS) ,   Helmy Yahya, MPA, Ak., CPMA, CA (Busisess Coach & Youtuber) dan Yuswohady ( Founder Indonesia Brand Forum).

Nina Nugroho mengatakan kondisi pandemic 2020-2021 berdampak pada eksistensi pelaku UMKM, karena lebih dari 90%  masih berskala mikro.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun