Pernahkah kalian menyalahkan diri sendiri ketika tidak melakukan banyak kegiatan?Â
Atau sampai lupa dengan kebutuhan personal kalian?Â
Melakukan segala pekerjaan profesional setiap saat dengan motivasi agar tetap produktif ternyata bisa menjadi kebiasaan yang toxic dan tidak baik. Nah biar kalian tidak salah kaprah mengartikan tentang produktivitas yuk simak pengertiannya dulu.
Menurut Dr. Muhammad Busro, seorang penerbit buku Teori - teori Manajemen Sumber Daya Manusia berpendapat bahwa produktivitas merupakan sikap dan usaha manusia untuk mencapai hasil yang lebih baik menggunakan sumber daya seefektif mungkin dan dapat diukur dengan hasil optimal.Â
Atau singkatnya, produktif adalah cara kita untuk mencapai hasil yang kita inginkan dengan cara efisien. Cara yang efisien ini tentunya setiap orang memiliki cara nya masing masing, namun produktivitas ini menjadi tidak baik apabila kita mulai mengesampingkan kehidupan pribadi kita bahkan kesehatan kita.
Apa itu Toxic Productivity?
Secara umum, toxic diartikan sebagai racun yang memiliki dampak buruk dalam perilaku manusia toxic bisa dikatakan sebagai perilaku yang dapat menimbulkan kerugian atau dampak buruk bagi diri sendiri atau bahkan orang lain.
Menurut salah satu ahli psikologi di Hampshire, Inggris Dr. Julie Smith, toxic productivity adalah obsesi untuk mengembangkan diri dan selalu merasa bersalah jika tidak bisa melakukan banyak hal.
Perilaku ini dapat muncul karena rasa tidak puas jika tidak mencapai titik tertentu, tidak tercapai goals yang sesuai, rasa iri atas pencapaian orang lain, dan lain sebagainya. Toxic productivity juga dapat menyebabkan stress, burn out, emosional yang sulit terkontrol dan bahkan penurunan stamina tubuh karena kurang memperhatikan pola makan dan istirahat yang cukup.
Lalu, bagaimana cara menghindari toxic productivity?