Mohon tunggu...
DEWIYATINI
DEWIYATINI Mohon Tunggu... Freelancer - freelance writer

Belakangan, hiburan di rumah tidak jauh dari menonton berbagai film dan seri dari berbagai negara, meski genre kriminal lebih banyak. Daripada hanya dinikmati sendiri, setidaknya dibagikan dari sudut pandang ibu-ibu deh! Kendati demikian, tetap akan ada tulisan ringan tentang topik-topik yang hangat mungkin juga memanas di negeri ini. Terima kasih untuk yang sudah menengok tulisan-tulisan receh saya. Love you all!

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Kenangan Momen Mudik: Pura-pura sebagai Keluarga di Mobil Travel

3 April 2024   21:55 Diperbarui: 3 April 2024   22:04 1641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pexels.com/id-id/foto/fotografi-fokus-selektif-die-cast-bus-sekolah-kuning-386009/

Momen mudik dulu jadi bagian hidup saya yang paling dikenang, ketika masih bekerja di luar kota. Saya bekerja di Kota Bekasi, kampung halaman untuk mudik berada di Kota Bandung. 

Setiap tahun, momen mudik saya selalu saat puncak arus mudik karena waktu libur saya memang sekitar dua hari sebelum Lebaran. Jadi tidak heran, selalu terjebak dalam kemacetan. 

Oh ya, kenangan ini merupakan saat Lebaran di tahun 2007. Jalan tol tidak sebanyak sekarang. Jadi kami, para perantau rebutan dan berhimpitan di dalam kendaraan yang terjebak dalam kemacetan.

Saya yang ogah ke terminal memilih memakai travel yang jaraknya lebih dekat dari kontrakan. Cukup jalan kaki 10 menit saya sudah tiba di Mall Metropolitan Bekasi, pool travel. 

Saat saya memesan tiket untuk ke Bandung, penjaga tiket mengatakan kursi masih ada. Tentunya, saya tenang-tenang saja, bisa mudik ke Bandung aman sentosa. 

Namun, sudah waktunya keberangkatan, tapi kami, para penumpang ini masih menunggu. Belum diantarkan ke kendaraan yang akan mengantarkan kami untuk mudik. Hingga 30 menit kemudian, baru kami diberi kabar kalau kendaraan belum datang dari tempat sewanya. Rupanya kendaraan yang seharusnya mengantar kami terjebak kemacetan sehingga pihak travel memilih menyewa kendaraan. 

Akhirnya kendaraan yang kami tunggu datang. Sebuah mobil Avanza. Sebelum naik kendaraan, kami di-briefing lebih dulu. Karena itu kendaraan sewaan, tidak terdaftar sebagai kendaraan travel, maka kami semua harus berpura-pura sebagai satu keluarga besar yang akan mudik ke Kota Bandung. 

Hal itu terpaksa dilakukan karena ada kekhawatiran bila di perjalanan ada pemeriksaan. Kami harus memiliki jawaban yang kompak. Apalagi ternyata para penumpang terdiri dari jenis kelamin yang berbeda dengan variasi usia. Ada lansia, orang dewasa, dan anak-anak, persis sebuah keluarga besar. 

Ternyata yang dikhawatirkan itu terjadi, tidak ada pemeriksaan. Tapi tetap saja, kami terjebak kemacetan meskipun terbilang normal. 

Saya akhirnya tiba di Kota Bandung, turun setelah gerbang tol Pasteur. Dari situ, saya kembali harus naik angkutan umum menuju rumah. Akan tetapi, karena terburu-buru, hingga saya tidak fokus dan salah memilih jurusan angkutan umum. Akibatnya, malah lebih jauh dari tujuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun