Mohon tunggu...
Dewi Rosmalasari
Dewi Rosmalasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

Menulis adalah caraku agar tidak hilang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hanya Tulisan Abstrak

24 November 2022   02:31 Diperbarui: 24 November 2022   05:35 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mari kita perlakukan tulisan ini hanya sebagai memori saya tentang tulisan-tulisan yang pernah saya baca, atau tentang drama yang pernah saya tonton. 

cerita emosional tentang seseorang yang harus bertahan dalam pengkhianatan. Pertanyaan-pertanyaan tentang berbagai keadaan sentimental yang tidak pernah terungkapkan. 

Bagaimana merawat orang yang selalu mencari perhatian seakan kurang kasih sayang?

Bagaimana memperlakukan orang yang berkata dia adalah pendamping namun selalu bersikap menyerong, bukankah dia layak dibilang penyerong bukan pendamping? karena selayaknya pendamping adalah berada di samping, berjalan beriring. 

Bagaimana seseorang harus memaklumi dan diam pada situasi sama yang berulang, entah untuk apa dan untuk siapa sebenarnya kita harus bertahan. 

Bagaimana seseorang diperlakukan seperti penjahat dan bagaimana penjahat aslinya berkeliaran dengan bebas ... 

Bagaimana seorang berkhianat yang harusnya jahat jadi terlihat seperti penyelamat ...

Saya tidak ingin  berbicara kaum wanita karena akan dianggap itu bagian dari hormon kewanitaan, hormon kehamilan. Bisa jadi sebagian para pria itu berkata wanita hanya mendramatisir. Jika ada pria seperti itu mungkin dia sedang berperan menjadai sutradara yang menyunting film-film nya. 

Ketika kaum pria berada di keadaan sama dengan pertanyaan batin para wanita yang mungkin sedang teraniaya, apakah akan mampu menahan dengan cara yang sama ? saya rasa belum tentu demikian . Jadi secara umum saya berbicara tentang korban buka tentang gender. 

Jika anda bingung tulisan ini mengarah kemana ... sepertinya kita serupa .. 

Maaf, tapi sejujurnya saya tidak tahu ingin menulis apa pada intinya ... ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun