Tragedi 2 oktober 2022 menggegerkan dunia persepakolaan Tanah air. Bahkan tak sedikit warganet yang bukan pecinta olahraga turut gemas berkomentar mengenai duka para korban dalam tragedi Arema vs Surabaya.Â
Turut berduka untuk ratusan orang yang terluka dan meninggal.Â
Banyak orang menuding pihak kepolisian yang tega menembakan gas air mata menjadi penyebab kematian para suporter. Benarkah gas air mata menyebabkan kematian ?Â
Dilansir dari Medicalnewstoday, zat kimia yang terkandung dalam gas air mata dapat mengiritasi kulit, paru-paru, mata, dan tenggorokan. Dampak terkena gas air mata bisa berakibat jangka panjang dan jangka pendek, seperti iritasi kulit, luka pada mata yang parah, kerusakan pada sistem pencernaan, bahkan jika terkena paparan tinggi dari gas air mata bisa menyebabkan kematian.Â
Saya sempat berbincang dengan beberapa orang mengenai tragedi tersebut, kebanyakan dari kita menyayangkan sikap polisi yang dinilai arogan hingga menembakan gas air mata untuk membubarkan masa. Namun kembali lagi kami menyadari bahwa kami tidak ada dilokasi, hanya beropini berdasarkan info dari media.Â
Saya sendiri sempat berfikiran buruk mengenai anggota polisi yang entah bagaimana menindak suporter di tengah-tengah masa, ibarat api disiram bensin. Karena pandangan saya apapun masalahnya bagaimanapun kronologisnya kerumunan massa akan selalu di pihak yang dibenarkan meskipun di dalamnya terselip beberapa oknum provokator.Â
Kenapa harus bertindak di tengah lautan suporter yang sudah pasti emosinya bergejolak dan sedang berapi-api..? kenapa tidak memakai cara lain yang lebih halus. Jika memang pun orang tersebut salah seharusnya di "ajak" lebih halus, setidaknya menghindari lautan masa. Apalagi ada kasus sambo yang sangat mengulik sentimen warga terhadap para oknum kepolisian.Â
Salah satu rekan kepolisian yang saya kenal berpendapat bahwa kejadian tersebut bukan karena gas air mata, namun karena beberapa faktor, misalnya situasi panas dan berdesakan juga faktor fisik yang lelah dan tidak kuat juga bisa menjadi salah satu faktor penyebab kematian ratusan nyawa di stadion Kanjuruhan. Namun itu bukan kesimpulan, beliau tetap menyerahkan kesimpulan akhir pada ahlinya.
Apapun yang menjadi penyebab tragedi Arema-Surabaya ini, kejadian yang telah terjadi tidak bisa terulang lagi. Namun jika dikaji secara terbuka bisa menjadi pelajaran berharga agar semaksimal mungkin diusahakan tidak akan terulang kejadian yang sama dikemudian hari.
Semoga kejadian ini tidak dimanfaatkan oleh para oknum politik untuk menjatuhkan salahsatu pihak. Indonesia tidak boleh pecah jika ingin tetap merdeka.Â
Salam Santun Untuk Kita Semua ........
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H