Mohon tunggu...
Dewi Nurwati
Dewi Nurwati Mohon Tunggu... Guru - TK Negeri Bangun Harjo

Guru PAUD TK Negeri Bangun Harjo

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Belalang Sembah yang Angkuh dan Seekor Anggang-Anggang

1 Maret 2024   14:44 Diperbarui: 1 Maret 2024   14:53 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jauh di dalam hutan, terdapat sebuah telaga yang sangat indah. Di sana, hidup berbagai macam binatang seperti kupu-kupu, semut, burung, ikan dan seekor anggang-anggang.

Lalu suatu ketika, seekor belalang sembah dari antah berantah hingga direrumputan dekat telaga.

“Berkumpullah wahai penduduk telaga yang indah ini. Perkenalkan aku adalah belalang sembah dan mulai dari sekarang akulah penguasa telaga ini” Ucap Si Belalang dengan lantangnya. Semua binatang yang tinggal di sekitar telaga pun berkumpul mendengar suara yang lantang dan terkesan angkuh itu.

“Wahai belalang. Jika kau memang penguasa telaga ini, bisakah kau menunjukkan kehebatanmu?” Tanya seekor semut. Belalang sembah tertawa terbahak-bahak.

“Tidakkah kau melihat kakiku yang gagah ini? Aku mampu melompat dari satu ranting pohon ke ranting pohon lain. Aku juga bisa terbang di udara. Lalu apalagi yang kurang?” Belalang sembah menjulurkan kaki panjangnya kepada penduduk telaga dengan muka angkuhnya.

“Kalau begitupun aku juga bisa. Tapi bisakah kau berdiri di atas air seperti anggang-anggang itu?” seru burung pipit.

Belalang sembah tertawa terbahak bahak lalu tanpa pikir panjang langsung melompat ke dalam air untuk membuktikan ucapan burung pipit. Ternyata belalang sembah tidak dapat berdiri dan malah tenggelam. Dengan panik, belalang sembah yang angkuh itu berteriak minta tolong.

“Tolong… tolong.. siapapun tolong aku… aku akan tenggelam” teriak belalang sembah.

 “Wahai belalang sembah, kami yang hidup ditelaga ini tidak pernah mencap diri sebagai penguasa, kami hidup berdampingan” Kata Anggang-Anggang.

“iya iyaa… aku minta maaf.. siapapun tolonglah aku sekarang” Teriak belalang sembah mulai panik karena nyaris tenggelam.

Anggang-anggang kemudian berlari sekuat tenaga di permukaan air untuk membantu belalang sembah. Binatang lain yang ada disana pun juga membantu belalang sembah. Lalu dengan perintah anggang-anggang, burung pipit lantas membantu belalang sembah keluar dari air dan membawanya terbang.

Atas kejadian tersebut. Belalang sembah menjadi tersadar. Bahwa ia tidak boleh merasa angkuh hanya karena kelebihan yang dimilikinya. Sekarang belalang sembah dan binatang lain pun hidup berdampingan dan berbahagia. Belalang sembah pun kini bersahabat baik dengan anggang-anggang yang menghabiskan waktunya di permukaan air.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun