Mohon tunggu...
Dewi Lestari
Dewi Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Suka membaca dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Esensi Metode dan Teknik Berdakwah dalam Menyampaikan Pesan Islam

18 April 2024   23:27 Diperbarui: 19 April 2024   00:33 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dakwah, sebagai upaya menyebarkan ajaran dan nilai-nilai agama, telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat. Metode dan teknik berdakwah telah berkembang seiring dengan perubahan zaman dan perkembangan teknologi. Dari mulai pendekatan konvensional hingga pemanfaatan media sosial, berbagai strategi digunakan untuk mencapai tujuan dakwah. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beragam metode dan teknik yang digunakan dalam upaya menyebarkan pesan agama secara efektif dan relevan dengan zaman.

Metode secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yakni dari kata “metados” yang artinya cara atau jalan dan “logos” yang artinya ilmu. Jadi metode dakwah merupakan suatu cara atau jalan untuk menyebarkan ajaran Islam dengan efektif dan benar, menghilangkan hambatan-hambatan dalam dakwah, dan memperjelas cara melakukan sesuatu. Ada beberapa metode yang digunakan dalam dakwah, di antaranya metode hikmah, metode nasehat, metode perdebatan, dan metode keteladanan serta teknik berdakwah.

Metode Hikmah menekankan pada penggunaan kebijaksanaan dalam berdakwah, dengan berbicara secara halus dan sopan serta memperhatikan budi pekerti yang baik. Hal ini diambil dari Al-Quran dan Hadist serta sejarah perjuangan para sahabat. Dalam praktiknya konsep hikmah menurut Muhammad Natsir juga dapat  direalisasi dalam tujuh hal sebagai berikut :

1) Hikmah dalam arti mengenal sasaran dakwah.

Keberadaannya dapat dilihat dari segi alamiah atau bawaan, yaitu seperti suku, warna kulit, bahasa, jenis kelamin atau usia. Kemudian dari segi kemampuan seperti pendidikan, kekayaan dan ketaatan beragama dan sebagainya. Selanjutnya dari segi keagamaan seperti pemahaman, pemikiran, perasaan, kebiasaan, dan ketaatan.

2) Hikmah dalam berbicara atau diam.

Berbicara dan berdiam diri dapat dianggap sebagai dakwah. Berbicara pada waktu yang tepat dan berdiam diri pada waktu yang tidak diperlukan.

3) Hikmah dalam arti mencari titik persamaan.

Jadi dalam berdakwah tidak dibenarkan dengan paksaan, kekerasan dan konfrontasi. Jika dibolehkan tentu akan merusak citra dakwah.

4) Hikmah dalam arti tidak melepaskan shibghah (tetap menjaga kemurnian agama).

5) Hikmah dengan cara memilih kata yang tepat.

6) Hikmah dalam mengakhiri pembicaraan dan berpisah.

7) Hikmah dengan keteladan (uswah).

Metode Nasehat atau Al Mau’idza Al Hasanah menekankan pada pengajaran yang baik dan simpatik, tanpa menggunakan paksaan atau menyakiti perasaan orang lain. Pendakwah harus memberikan contoh yang baik dan disertai dengan keteladanan. Kemudian Muhammad Natsir juga mengatakan bahwa metode ini bisa menyentuh hati dan mengarahkannya kepada kebaikan. Dalam praktiknya metode ini dapat memikat hati sasaran dakwah sehingga mendorongnya untuk mengikuti dan mengamalkannya yang disertai dengan keteladanan pada diri da’i.

Metode Perdebatan atau Mujadalah atau Jidal melibatkan dialog dengan dalil dan argumen yang dapat mematahkan alasan seseorang yang menolak dakwah. Penting untuk memahami pokok persoalan dan mengendalikan diri serta mencari titik persamaan. Dalam penerapan metode dakwah terhadap pihak eksternal, perlu senantiasa merujuk pada Al-Quran dan Hadist. Hamka juga berpendapat bahwa jangan sesekali menggunakan serangan akidah, sebaliknya yang harus dilakukan adalah mencari titik temu ataupun persamaannya.

Metode Keteladanan atau Al-Qudwah Al-Hasanah menekankan pada contoh yang baik dalam berperilaku, karena keteladanan dapat mempengaruhi sasaran dakwah secara langsung dan efektif.  Keteladanan menjadikan alat untuk mencapai tujuan dakwah Islam karena hakikatnya dari dakwah Islam ini untuk mencapai keridhaan Allah dan menjadikan pribadi manusia itu menjadi lebih baik dan mulia dalam bermasyarakat sesuai ajaran agama.

Cara berdakwah Ustadz Maulana foto ini diambil saat  sekolah mengundang beliau/dokpri
Cara berdakwah Ustadz Maulana foto ini diambil saat  sekolah mengundang beliau/dokpri

Teknik Berdakwah mencakup persiapan, penyampaian, dan evaluasi. Persiapan melibatkan persiapan mental, naskah yang baik, dan kesehatan jasmani serta rohani. Penyampaian melibatkan cara menyampaikan gagasan dengan baik, menghubungkan dengan peristiwa aktual, dan memperhatikan reaksi audiens. Evaluasi dilakukan berdasarkan feedback dari pendengar untuk mengevaluasi efektivitas ceramah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun