Majenang (03/08/2021). Pandemi Covid-19 masih melanda di Indonesia, setahun berlalu kasus penderita Covid-19 semakin meningkat. Adanya peningkatan kasus di beberapa titik daerah terutama di Pulau Jawa dan Bali, pemerintah melakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat pada bulan Juli yaitu sejak tanggal 3 - 20 Juli 2021. Berlakunya PPKM Menyebabkan kegiatan KKN yang sedang berlangsung harus dilakukan secara online.
KKN Tim II Universitas Diponegoro Semarang dimulai sejak 30 Juni 2021 sampai 12 Agustus 2021. Mahasiswi Undip yaitu Dewi Padma Laras dari jurusan Agroekoteknologi, Fakultas Peternakan dan Pertanian melakukan kegiatan KKN di Desa Mulyadadi yang merupakan salah satu desa dengan wilayah pertanian yang luas terutama lahan sawah.Â
Berdasarkan survei yang dilakukan, kebanyakan petani masih menggunakan pestisida kimia dalam proses budidaya tanaman, sehingga untuk meminimalisir penggunaan pestisida kimia mahasiswi Undip mengenalkan pestisida nabati dari daun sirsak.
Pembuatan pestisida nabati dari daun sirsak dilakukan mandiri oleh mahasiswi KKN pada tanggal 22 dan 23 Juli 2021. Tahapan dalam pembuatan pestisida nabati yaitu:
- Â Persiapan alat dan bahan (50 lembar daun sirsak, 15 g detergen, 5 L air, gunting, ember, kain saring, blender, botol kemasan)
- Â Membersihkan daun, pisahkan dari tulang daun kemudian potong kecil dan haluskan
- Â Masukkan ke dalam ember tertutup, tambahkan 5 L air dan 15 g detergen
- Â Aduk rata campuran, tutup rapat
- Â Diamkan semalaman, lalu saring dengan kain saring
- Â Masukkan ke dalam botol kemasan
Kegiatan dilakukan di tingkat RT (petani di RT 04) sesuai dengan arahan dari dosen pembimbing lapangan Dr. Rr. Karlina Aprilia, S.E, M.Sc. Akt. Â Output berupa modul pembuatan pestisida nabati, produk hasil pestisida nabati, dan video tutorial pembuatan diberikan kepada Ketua RT 04 Rw 07 yaitu Bapak Tugiman. Kemudian produk pestisida nabati juga dibagikan ke beberapa petani RT 04, serta dilakukan pemutaran video tutorial, "Oh daun sirsak bisa dijadikan pestisida nabati ya, biasanya yang saya tahu itu daunnya direbus terus diminum buat dijadiin obat", ujar salah satu petani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H