/*Artikel ini saya tulis berdasarkan visi Universitas Sebelas Maret alias UNS yang mengarah kepada pembentukan world class university*/ UNS DARI BERBAGAI SUDUT PANDANG SEBAGAI INSTITUSI PENDIDIKAN Isu globalisasi yang mencuatkan tantangan zaman modern nampaknya semakin memperluas sayap-sayap jangkauannya. Kini yang menjadi pertaruhan adalah meningkatnya kualitas maupun kuantitas kompetensi dari berbagai aspek kehidupan, yang pada akhirnya menuntut lembaga dan institusi pendidikan utamanya adalah universitas sebagai strata tertinggi lembaga kependidikan untuk memunculkan generasi intelektual yang mampu untuk mengadaptasikan peradaban pada perubahan yang termaktubkan dalam tantangan zaman modern. Harapan dari pihak lembaga pendidikan untuk melahirkan generasi-generasi yang diharapkan berkemampuan menjawab tantangan global ini kemudian mengharuskan pihak terkait untuk mencanangkan berbagai perencanaan dan metode perbaikan kualitas dari berbagai segi. Imbasnya, segala tindakan dari pihak lembaga pendidikan pada akhirnya menjadi sorotan dari masyarakat luas hingga melahirkan pencitraan secara umum dari masyarakat yang menampilkan mutu internal dari universitas terkait. Universitas Sebelas Maret atau yang sering kita dengar dengan nama UNS sebagai satu-satunya perguruan tinggi negeri di kota Surakarta tentunya juga telah memiliki pencitraan tersendiri di mata masyarakat luas. Tak sebatas di wilayah Surakarta saja, citra UNS sebagai perguruan tinggi negeri di Surakarta yang menjadi salah satu perguruan tinggi negeri terbaik di Indonesia juga telah menasional hampir di seluruh wilayah negeri Indonesia. Hal tersebut dibuktikan UNS, lewat SNMPTN tahun 2009. Dalam hal ini, peserta SNMPTN UNS tak hanya terbatas dari wilayah Surakarta dan sekitarnya saja, akan tetapi juga dari berbagai pelosok wilayah negeri. Pun tentunya para calon mahasiswa yang memilih UNS sebagai tujuan studi bukanlah tanpa alasan. Berbagai hal telah menjadi pertimbangan pembanding UNS dengan universitas lain. Sudah barang tentu pertimbangan yang berasal dari pandangan masyarakat luas pada akhirnya mengkristal menjadi suatu citra yang menggambarkan UNS dari berbagai sudut pandang. Bila dikaji secara relevanpun potret yang menciptakan citra UNS dari masyarakat adalah suatu hal yang memang nyata adanya dan bisa dikembangkan menjadi titik penunjang UNS untuk semakin meroketkan kualitasnya. Universitas Bersahaja dengan Mutu yang Luar Biasa Banyak alasan yang tak memungkinkan untuk belajar pada universitas dengan mutu terpercaya bagi seorang calon mahasiswa dengan kualitas SDM yang tinggi, namun rendah dalam pencukupan biaya. Keterbatasan ini pada akhirnya akan menimbulkan efek memprihatinkan pada SDM yang tersedia yang semestinya mampu menghasilkan ilmuan besar, namun putus karena alasan semakin tingginya biaya hidup dan pendidikan. Masyarakat pada umumnya memandang UNS mampu mengatasi masalah klasik tersebut. Membandingkan antara universitas negeri di Indonesia , seperti UI, UGM, ITB dan sebagainya, UNS dinilai bersahaja dalam pemungutan biaya pendidikan bagi mahasiswa, sehingga ada kesempatan lebih bagi mahasiswa yang memang terbatas dengan tuntutan pencukupan hidup di zaman seperti sekarang ini. Alasan berikutnya semakin memperkuat pandangan baik terhadap UNS yang tak hanya sekedar mampu mengatasi tingginya biaya pendidikan. Mutu pendidikan universitas yang berlokasi di Kentingan itupun dinilai tak kalah dengan universitas setingkatnya. Terbukti UNS di samping mampu mencetak alumnus yang cukup diakui pun mampu menembus jajaran 4 besar PTN di Indonesia. Prestasi ini tentunya menimbulkan penobatan dari masyarakat terhadap UNS sebagai sosok universitas yang bersahaja dengan mutu yang luar biasa. Universitas Muda dengan Daya Saing Nyata Berdiri pada tanggal 11 maret 1976 dengan pembangunan yang bertahap memastikan UNS sebagai universitas yang tergolong muda di Indonesia. 33 tahun, tentunya usia yang masih muda untuk jajaran universitas negeri di Indonesia bahkan untuk tingkat dunia sekalipun. Dengan usia setingkat itu, tentunya suatu universitas masih mengadakan pembenahan demi pembenahan dalam berbagai bidang di dalamnya. Pada umumnya daya saing dalam universitas yang masih dalam taraf pembenahan masih belum terlalu dapat bersaing secara total. Akan tetapi, UNS, tentunya yang juga merupakan 4 PTN terbaik di Indonesia memberi kesan pada masyarakat tentang kemampuan UNS membangun dan terus berkembang secara bersamaan dan berimbang. UNS diakui dapat bersaing secara global dengan universitas-universitas di Indonesia yang jauh lebih tua usianya. Hal ini berkesan positif pada masyarakat luas menyadari peringkat UNS di Indonesia sebagai universitas muda dengan daya saing yang nyata adanya. MENELUSURI KONSEP UNIVERSITAS IDEAL BAGI CALON MAHASISWA Ideal adalah berarti sesuai dengan ketentuan terbaik secara umum yang diharapkan. Begitu pula halnya bagi sebuah universitas, selaku lembaga pendidikan tertinggi. Universitas yang ideal mampu menciptakan suasana internal maupun eksternal yang mendukung proses pendidikan di dalamnya hingga mencapai tujuan akhir yakni mencetak sumber daya manusia dengan daya saing global. Ada banyak hal yang menjadi sorotan bagi calon mahasiswa terhadap konsep ideal dari sebuah universitas yang akan menjadi tujuan studi. Mulai dari hal-hal yang bersifat estetika sampai etika lingkungan proses pendidikan. Oleh karena itu perlu adanya pembenahan secara intensif terhadap aspek yang kerap menjadi sorotan bagi para calon mahasiswa tersebut dengan harapan sebuah universitas mampu menjaring sebanyak-banyaknya SDM yang mampu dikembangkan semaksimal mungkin. Kesesuaian Model Belajar pada Hakikat Sesungguhnya Belajar dan diajar memiliki makna berlawanan yakni aktif dan pasif. Belajar itu sendiri berarti ada tindakan aktif dari peserta didik, sedangkan diajar bermakna proses pembelajaran yang bersifat monolog. Tentunya ada perbedaan yang amat mendasar diantara keduanya. Secara umum proses belajar sudah berubah menjadi proses diajar dalam suatu universitas. Prosesnyapun terkesan padat dan ketat sehingga berdampak pada psikologi peserta didik. Hal tersebut tentu menyimpang dari konsep belajar yang sesungguhnya yaitu sebuah proses menemukan, menggali dan mengembangkan potensi dalam diri hingga membuahkan hasil yang bermanfaat. Sedangkan dari pemahaman makna proses belajar semacam itu berarti dibutuhkan waktu yang luang bagi peserta didik untuk berproses menemukan hakekat dan hasil belajar. Hal semacam itu pada umumnya berakar dari aturan-aturan yang membebani, yang mengakibatkan suasana pembelajaran menjadi monolog. Berimbas pada kurang antusiasnya para peserta didik. Tentu saja hal ini menyimpang jauh dari konsep ideal yang diharapkan sehingga dapat dipastikan sulit untuk mencetak para penemu, pemikir maupun insan yang mampu membawa perubahan. Padahal jika dikaji dari sejarah para pemikir dan ilmuan besar yang berhasil mengubah dunia dengan pemikirannya. Mereka belajar dari memunculkan pemikirannya lewat argumentasi dari sudut pandang yang berbeda dari kebanyakan orang. Sebut saja Aristoteles, seorang sofis besar dari Yunani. Banyak sekali yang didapat oleh dunia dari seorang Aristoteles yang belajar dengan idealisme pendidikan yang sesungguhnya, yakni mengungkap apa saja yang dapat ia pikirkan tentang yang ia deteksi dengan panca inderanya. Oleh karena, pada massa sekarang ini, Mahasiswa sebagai peserta didik yang sudah cukup mampu mengemukakan pemikirannya layak diberi kesempatan dengan cukup sedikit saja proses diajar dengan pengenalan konsep dasar selebihnya akan lebih baik jika dikembangkan secara mandiri oleh mahasiswa berlandaskan pada kembalinya sistem pendidikan dengan idealism pendidikan yang sesungguhnya. Dengan begitu maka suasana pendidikan akan terasa lebih bersahabat dengan pelaku pendidikan itu sendiri. Keterbukaan dan Kreatifitas Dosen Apabila harapan untuk mengubah proses pembelajaran universitas dari konsep diajar kembali pada hakikat belajar, maka tak ayal akan muncul pemikiran-pemikiran dan konsep baru dari para peserta didik. Diperlukan keterbukaan dosen menerima konsep yang menjadi buah pikir dari mahasiswa. Tak perlu otoriterisme yang mengakibatkan kesesuaian jawaban dan konsep lama suatu ilmu, dengan dampak pengetahuan yang didapat bersifat berulang serta hanya meruang pada satu zaman, bukan acuan untuk zaman didepannya. Dengan keterbukaan dosen, sebagaimana yang dimaksudkan, mahasiswa sebagai pelaku proses pendidikan universitas akan merasa lebih dihargai dan memiliki kemauan besar dalam mengembangkan proses berfikirnya. Hal semacam ini akan lebih baik untuk mengubah citra universitas yang tak hanya sekedar menghasilkan kaum pekerja, tetapi juga pemikir kuat yang nantinya akan memberi warna baru dalam dunia ilmu pengetahuan. Di samping itu, kreatifitas dari pihak dosen juga amat diperlukan. Kemajuan tentunya bukan membutuhkan watak dosen yang gemar mereduksi tugas dan penilaian berdasarkan kuantitas hasil tugas, melainkan inovasi baru yang lebih mengacu pada kualitas proses beserta hasil dari sebuah penelitian yang tidak semata-mata berasal dari kajian pustaka. Fasilitas dan Model Pembelajaran yang Sesuai Peralihan dari sistem diajar menjadi belajar yang berkesuaian dengan idealisme pendidikan diyakini kebanyakan calon mahasiswa lebih efektif menghasilkan SDM yang siap bersaing secara global. Namun masih banyak pula kendala dalam mewujudkan sistem semacam itu secara utuh dalam sebuah universitas. Fasilitas pembelajaran, salah satunya merupakan yang punya peran lebih dalam mendukung terciptanya suasana belajar sebagaimana yang diharapkan oleh pelaku. Kerap kali peralatan yang tersedia di lapangan sebagai bahan belajar tidak lagi sesuai dengan keadaan yang diharapkan secara teoritis, bisa saja karena perkembangan zaman ataupun kurang adanya perhatian lebih dari pihak universitas. Hal tersebut tentunya berdampak pada kurang adanya pertautan pemikiran antara gambaran yang diberikan oleh dosen terhadap mahasiswa. Dampaknya adalah pada terhambatnya kelangsungan proses pendidikan yang terus diperbaharui zaman dalam suatu universitas yang sesungguhnya diharapkan menjadi ideal. Tatanan dan Tugas Administrator yang Apik Tugas administrator mulai dari bagian pendidikan sampai bagian sistem informasi merupakan kunci penting dalam mengidentifikasi apa saja yang dibutuhkan oleh lembaga universitas dalam usaha agar sebanding dengan lembaga bertaraf universitas kelas dunia. Dengan tatanan apik dan kemantapan dalam setiap keputusan administrator tidak akan terjadi keamburadulan system dalam lingkungan universitas. Idealnya sebuah universitas dari sudut pandang keadministrasian di mata mahasiswa juga amat penting. Kebijakan-kebijakan yang diambil oleh administrator akan memberi dampak bagi suasana akademis dan birokrasi yang digadang oleh mahasiswa demi mendukung proses pendidikan dalam universitas. Keseluruhan Aspek yang Mengarah pada Universitas Kelas Dunia Sesungguhnya. Universitas pada hakekatnya merupakan motor pembangkit perkembangan dan pembangunan nasional yang bersifat mendunia dan kompetitif, jadi tak mengherankan jika negara, pada umumnya dan khususnya pihak lembaga universitas menggadang untuk memperoleh predikat universitas berkelas dunia sebagai suatu kehormatan tersendiri. Terlepas dari sebuah makna kehormatan semata, mahasiswa lebih mengidamkan adanya universitas kelas dunia yang sejati atau tak sekedar topeng yang membuat pihak lembaga maupun mahasiswa merasa memiliki prestise tersendiri atas kiprahnya pada universitas yang telah berkelas dunia. Universitas kelas dunia yang tergambar di mata seorang mahasiswa merupakan sebuah lembaga pendidikan dengan kualitas pendidikan dan keseluruhan aspek di dalamnya yang mendunia atau patut menjadi cerminan bagi dunia pendidikan internasional. Harapan untuk mewujudkan cita-cita besar tersebut akan terlaksana dengan keseimbangan dari seluruh aspek yang berjalan di universitas tersebut, mulai dari lembaga penelitiannya, Kualitas pengajaran, kualitas lulusan sampai fakultas kelas internasional yang ada. Di samping itu, langkah mewujudkan universitas kelas dunia pasti ada suatu tarikan kuat bersifat koomersil. Bagi universitas kelas dunia yang sejati, tarikan kuat yang bersifat koomersil tidak akan menonjol lebih dari: 1. Menjaga agar sumbangan nilai kultural, sosial, ekonomi universitas tetap dipertahankan dalam wilayah moral kebajikan. 2. Melindungi mobilitas staff pengajar dan mahasiswa serta mendorong kemerdekaan berfikir dan bersuara. 3. Memperbesar kapasitas dan memperkuat kefungsian khas lembaga ilmiahnya agar kemampuan internal yang termaktub dapat dipertinggi. Beberapa konsep universitas ideal bagi calon mahasiswa tersebut layaknya perlu mendapatkan perhatian khusus. Harapan para calon mahasiswa sebagai pelaku utama pendidikan di universitas tentunya juga akan menentukan maju dan berkembangnya sebuah universitas. Tujuan akhir dari paparan konsep ideal tersebut tidak lain juga merupakan langkah awal dalam mewujudkan suatu gagasan universitas berkelas dunia yang sekedar sebagai prestise semata. Ke depannya, diharapkan rintisan universitas kelas dunia tersebut juga mampu menunjang perkembangan dan pembangunan nasional. DAFTAR PUSTAKA Bernadib,Iman. 1996. Dasar-dasar Kependidikan. Jogjakarta : Ghalia Indonesia Http://ariefz45.blog.uns.ac.id/2009/04/19/uns dulu sekarang dan yang akan datang Http://www.uns.ac.id Http://dolphinezz.multiply.com/journal/item/2 Http://www.topuniversities.com Http://ihsanarham.multiply.com Juwana, Hikmahanto. 2008. “Mengejar Prestise atau Mutu Pendidikan”. Dalam Seputar Indonesia, 19 Oktober 2008. Jakarta Suhandono. 2008. “Siapa Membidik Siapa”. Dalam Seputar Indonesia, 19 Oktober 2008. Jakarta _________. 2008. Pedoman Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Surakarta: UNS
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H