Mohon tunggu...
Dewi Dhee
Dewi Dhee Mohon Tunggu... -

Working as Social Media Executive at Digital Company and still study majoring of Public Relations

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Euforia yang Berlebihan

27 Desember 2010   03:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:21 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Minggu 26 Desember 2010 kemarin, pukul 19.00 wib di Bukit Jalil Malaysia Timnas Garuda harus menelan pahitnya kekalahan dengan skor 3-0.  Rasa kecewapun tak hanya dirasakan oleh  Timnas Garuda kita,tapi juga oleh seluruh suporter Indonesia. Patut kita akui bahwa tim Malaysia memang tidak seperti di babak penyisihan yang bisa dikalahkan dengan mudah 5-1 atas Indonesia. Penyerangan Tim Malaysia kali ini di babak kedua tidak memberikan kesempatan kepada Indonesia, dengan gesit mereka memasukan 3 gol ke gawang kita.Ada sedikit kekacauan di tengah pertandingan di Bukit Jalil, yaitu para suporter Malaysia yang menyorotkan laser kepada Timnas kita yang sempat mebuat Markus dkk emosi. Memang Laser sangat mengganggu konsentrasi pemain Timnas buyar. Seharusnya hal itu tidak terjadi dan ini memang tanggung Jawab dari panitia dari Malaysia. Kekalahan Indonesia tadi malem adalah murni kekalahan bukan karena laser ataupun kecurangan lain dari Tim Malaysia. Tim Malaysia sudah membuktikan ketangguhannya. Marilah kita menerima kekalahan ini dengan Lapang dada dan Introspeksi. Euforia indonesia atas kemenangan Timnas Garuda sebelum pertandingan kemaren sangan berlebihan. Media Massa Indonesia pun tidak kalah berlebihannya. Selalu mengangkat dan menyanjung tinggi seolah meremehkan Malaysia. Jumpa Fans dan wawancara sering dilakukan, masalah tidak penting pun menjadi berita, seolah Timnas memang sudah juara. Bahkan salah satu stasiun Televisi swasta meliput Timnas didalam pesawat, sangat berlebihan. Hal ini bisa saja menimbulkan rasa kesombongan bukan hanya untuk Timnas tapi untuk Masyarakat Indonesia. Pada Akhirnya tadi malam Semua banyak yang menghujat Timnas karena kekalahannya. Sebuah pertandingan selalu saja memujia juara 1 dan juara 2 di anggap pecundang. Saatnya introspeksi diri bagi Timnas Kita, jangan terlena oleh euforia yang berlebihan,masih ada kesempatan di leg 2 untuk menang. kali ini pelatih Alfred Riedl  menegaskan jika timnya tidak bisa diganggu  agar lebih konsentrasi ke pertandingan Rabu besok. Suporter yang sesungguhnya adalah supporter yang selalu mendukung Timnas Garuda menang ataupun kalah. Menang kalah itu adalah hal biasa tapi jiwa Nasionalisme kita jangan sampai hanya sebatas euforia sesaat. Semangat!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun