Pembaca kompasiana yang terhormat, maaf apabila tulisan saya ini sedikit menyidir, para pembaca sekalian apa kalian masih ingat dengan kalimat yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin? Itulah yang sebenarnya terjadi di negara kita yang tercinta ini negara indonesia, bagaimana tidak coba sedikit kita lirik sebentar saja, para tukang becak mereka rela mencari nafkah dari pagi hingga malam sampai lupa makan demi mencari nafkah untuk keluarganya,begitu pula yang di alami pemulung,gelandangan dan masih banyak yang lainnya,coba bandingkan dengan para pekerja, walaupun mereka sudah bekerja, dengan gaji bulanan yang nominalnya pas-pas an masih saja kekurangan sampai-sampai rela gali lobang tutup lobang. sekarang bandingkan lagi dengan mereka yang berada diatas punya rumah mewah, uang berlimpah, serta setiap hari menaiki mobil yang gonta ganti. Apakah itu Adil? Apa uang yang mereka gunakan itu uang mereka sendiri? bukankah dalam agama dinyatakan sebagian dari hartamu adalah harta anak yatim,dan orang yang tidak mampu?sanggupkah kalian menjawabnya? dan memikirkanya?saya fikir kalian akan ragu untuk menjawabnya. karena pada kenyataannya kalian belum optimal melaksanakaannya,hal itu bisa di lihat naiknya kebutuhan pokok,bbm,biaya sekolah juga naik,dan lain sebaginya dari tahun ke tahun hal itu untuk apa? dan untuk siapa? yang saya dengar katanya untuk membayar uang negara,akan tetapi negara yang mana?maaf klo memang untuk membayar utang negara kenapa gaji atau honor untuk pemerintah justru naik,apakah itu yang di namakan untuk membayar uang negara?coba kita lihat lagi katanya pemerintah sudah melakukan gakin,raskin,BPJS dan yang lainnya,tapi ada yg saya mau tanyakan apa itu semua sudah sampai ketangan mereka dengan benar?dan dengan cara apa?apa harus dengan desak2an,antri yang panjang,atau dengan kematian yang merenggut dengan terinjak-injak,haruskah dengan cara demikian,kenapa kalian yang diatas tidak saling bekerjasama untuk memberantasnya,mungkin saja dengan memberikannya langsung ke tangan yang membutukan buatnpa perantara,atau dibuatkan lapangan kerja yang seluas-luasnya,maksudnya seperti dibikinkan toko,warkop,pangkalan becak yang setiap hari ada tabungan buat mereka,dan masih banyak yang lainnya. tapi kenapa justru kebanyakan dari mereka saling acuh tak acuh, ya kalo sudah begini jadinya hanya tuhan yang bisa mengingatkan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H