Meskipun BI telah melakukan berbagai langkah, tantangan eksternal seperti ketidakpastian global tetap menjadi faktor yang sulit dikendalikan. Fluktuasi kebijakan moneter di negara-negara maju, perubahan harga komoditas, dan krisis ekonomi global dapat berdampak pada nilai tukar rupiah.
 Ketika negara-negara maju seperti Amerika Serikat menaikkan suku bunga, investor cenderung menarik modalnya dari pasar negara berkembang, termasuk Indonesia, yang kemudian menyebabkan tekanan terhadap rupiah. BI harus cepat beradaptasi dengan perubahan eksternal ini agar kestabilan moneter dan fiskal dalam negeri tetap terjaga.
   Peran Bank Indonesia dalam menjaga kestabilan rupiah sangatlah penting. Melalui kebijakan moneter yang tepat, intervensi di pasar valuta asing, dan pengendalian inflasi, BI berupaya menjaga kepercayaan terhadap rupiah.
 Meskipun tantangan global terus berubah, keberhasilan BI dalam menjaga stabilitas rupiah akan membawa dampak positif pada perekonomian nasional, memperkuat daya beli masyarakat, dan menjaga kestabilan harga di dalam negeri.
  Bank Indonesia (BI) memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas ekonomi, terutama melalui pengelolaan nilai tukar rupiah. Stabilitas rupiah sangat memengaruhi kepercayaan investor, daya beli masyarakat, serta harga barang dan jasa.Â
Sebagai negara dengan ekonomi terbuka, BI bertanggung jawab menjaga kestabilan rupiah melalui kebijakan moneter, intervensi di pasar valuta asing, dan pengendalian inflasi. Kebijakan suku bunga acuan, penjualan cadangan devisa, serta koordinasi dengan pemerintah dalam pengendalian inflasi adalah langkah-langkah BI untuk menjaga nilai rupiah.
 Meski tantangan eksternal seperti ketidakpastian global tetap ada, stabilitas rupiah yang dijaga BI berdampak positif bagi perekonomian nasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H