Pemilu 2024 masih dua tahun mendatang, tetapi figur-figur yang kemungkinan akan mencalonkan diri sebagai presiden tampaknya sudah mulai ancang-ancang menyusun strategi sejak setahun yang lalu.
Sejumlah partai politik sudah mulai melakukan konsolidasi dan merancang kemungkinan koalisi. Sejumlah partai yang lain dan kelompok relawan mulai mendeklarasikan beberapa nama. Misalnya, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mendeklarasikan Ketua Umum Muhaimin Iskandar sebagai bakal kandidat presiden, sementara beberapa relawan sudah mendeklarasikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Salah satu yang ditunggu-tunggu adalah calon presiden yang akan diusung dan diajukan PDI Perjuangan. Sebagai partai yang saat ini berkuasa, baik di eksekutif dan legislatif, PDI Perjuangan tampak percaya diri dengan kader-kadernya yang mulai melakukan berbagai manuver. Ada empat nama yang disebut-sebut akan menjadi pilihan bakal kandidat presiden, yaitu Ketua DPR Puan Maharani, Menteri Sosial Tri Rismaharini, mantan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Annas, dan Ganjar Pranowo.
Namun, persaingan antara Puan dan Ganjar menjadi hal yang paling menarik untuk dicermati. Diantara keduanya sempat terjadi beberapa drama politik, mulai dari sindir-menyindir hingga tidak menghadiri acara yang dihadiri oleh pihak lainnya.
Karier politik Puan Maharani cukup cemerlang. Mewakili Daerah Pemilihan Jawa Tengah V yang meliputi Surakarta, Sukoharjo, Klaten, dan Boyolali, Puan pertama kali menjadi anggota DPR pada 2009. Pada 2012, dia menjadi Ketua Fraksi PDI Perjuangan mengganti Tjahjo Kumolo.
Pemilu 2014, kembali terpilih sebagai anggota DPR, Puan meninggalkan Senayan karena dipilih Presiden Joko Widodo untuk menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Pemilu 2019, Puan kembali ke Senayan dan menjadi perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR.
Karier politik Ganjar Pranowo tidak kalah cemerlang. Berangkat dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah VII yang meliputi Banjarnegara, Kebumen, dan Purbalingga; Ganjar menjadi anggota DPR hasil Pemilu 2004 menggantikan Jakob Tobing yang diangkat menjadi Duta Besar oleh Presiden Megawati Sukarnoputri.
Pemilu 2009 kembali ke Senayan, Ganjar akhirnya mengundurkan diri untuk mengikuti Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2013 berpasangan dengan Heru Sudjatmoko dan terpilih memimpin provinsi basis PDI Perjuangan itu. Dia kembali mencalonkan diri sebagai gubernur periode kedua pada 2018 dan berhasil memenangkan Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2018.
Penentuan calon presiden yang akan diusung PDI Perjuangan, tampaknya berada di tangan Ketua Umum Megawati Sukarnoputri. Apakah Megawati akan memilih Puan, anaknya yang terlihat memang dipersiapkan karier politiknya sejak lama; atau Ganjar, yang merupakan kader loyal PDI Perjuangan dan pendukung setia Megawati sejak berkonflik dengan Soerjadi saat masih di PDI?
Sejumlah survei dari berbagai lembaga memang menempatkan elektabilitas Ganjar lebih unggul daripada Puan. Menanggapi berbagai survei itu, beberapa elite PDI Perjuangan sempat menyatakan bahwa pemilihan calon presiden tidak akan hanya berdasarkan elektabilitas yang muncul dari lembaga survei.
Pemilihan calon yang akan diusung dalam pemilihan presiden memang sudah seharusnya tidak hanya berdasarkan elektabilitas yang disampaikan lembaga survei. Politik adalah sesuatu yang sangat cair sehingga survei hari ini bisa jadi akan sangat berbeda dengan hasil pemilu yang sebenarnya.