Mohon tunggu...
NP Dewanti
NP Dewanti Mohon Tunggu... -

cute abis!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[MIRROR] Siang Bolong Ada Yang Nyelonong

15 Desember 2011   08:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:14 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Siang Bolong Ada Yang Nyelonong Waktu itu di musim panas Bosku pergi belanja. Secepat kilat pekerjaan aku selesaikan. Jadi kalau dia balik bawa belanjaan segudang aku sudah bisa bersantai. Tunggu punya tunggu bosku tak kunjung nongol. Aku menatap jendela, sayup-sayup semilir angin bikin hawa ngantuk. Kurebahkan tubuhku di lantai keramik berwarna coklat, nyess, dan sejuk. Gimana nanti kalau ketiduran beneran bos pulang, ah… paling nanti juga mencet bell mobil, pertanda aku harus keluar mengemasi barang. Itulah kode rahasia perintah dari bosku. Akhirnya Bismillah niat ingsun rebahan sejenak mengusir lelah, less… ragaku tertidur, nyawa melayang di alam mimpi. Dengan sadar-sesadarnya aku mendengar suara bising mobil wara-wiri di depan rumah. Saat ingin membuka mata berat sekali. Dipikiranku terbayang-bayang bahwa bosku telah kembali dari belanja. Aduh kenapa ini kok mataku tidak bisa melek sih, batinku berontak. Samar-samar aku melihat bayangan putih duduk di sofa, wajah masih samar, rambut hitam sperti Mbak Kunti gitulah. Ah… masak siang-siang gini ada mahluk halus nongol. Aku sudah keringat dingin ngeliatnya, tapi badan tak beranjak terasa diberi beban berton-ton. Temenku bilang si namanya “tinden”. Dengan membaca ayat kursi berkali-kali dan Allahu akbar, Alhamdulillah aku sadar. Terbangun dari tidur siang. Mulut komat-kamit ngucapin ayat-ayat Allah tuh kenceng, tapi pita suara tetep kayak diem gitu. Sore harinya saat aku nyiram bunga di halaman depan aku menceritakan perihal kejadian tadi, lalu temanku orang philipina itu bilang, kalau emang ada pengunggunya rumah yang aku tempati ini. “Aku tidak bohong, Ema pernah melihatnya. Di atap lantai 4 rumahmu,” meski begidik aku tetap mendengarkan. Lalu katanya lagi, “Perempuan rambut panjang hitam terurai, baju putih panjang, really that is ghost. She is a woman.” jelasnya panjang lebar dengan aksen english piliphina. Bagaimanapun juga aku harus mengakui bahwa mereka benar-benar ada di dunia yang tak kasat mata oleh kita. Lalu Atta masih nyerocos lagi. “Remember Aling, jangan pernah menyiram bunga di atas jam 6 sore. Karena mahluk seperti itu biasanya jam segitu pada pulang ke rumahnya. Yang biasa ia tempati, entah di pojok-pojok rumah, atau pohon-pohon,” bulu kudukku berdiri hebat. “Kepercayaan orang Philipina seperti itu, harus hati-hati, jangan sampe pas mereka kembali ke tempatnya kamu tidak sengaja menyiram. Seperti itu akan terus dihantui.” “Stop Atta, enough. I really scare,” Atta lalu tertawa. “Mungkin mereka hanya memperkenalkan diri Atta,” lalu aku meninggalkan Atta segera menyelesaikan pekerjaan menyiram bunga, sebelum waktu menunjukkan pukul 18:00 petang.(*) [no: 76- Np Dewanti] NB : Untuk membaca karya peserta lain silahkan klik di sini http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2011/12/12/mirror-inilah-perhelatan-cerita-mini-horor-hasil-karya-peserta/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun