Mohon tunggu...
dewangga putra
dewangga putra Mohon Tunggu... Guru - Seorang pengajar yang menikmati proses belajar sepanjang hayatnya.

Seorang guru dan pengajar bahasa.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Cara Keliru untuk Berpikir, Namun Cara Benar untuk Menang

1 Juli 2020   14:21 Diperbarui: 1 Juli 2020   14:59 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olivier Giroud dan Trofi Piala Dunianya (sumber: independent.co.uk)

Pernah melakukan loncat tinggi? Meskipun bukan seorang atlet, minimal Anda pasti pernah melakukannya pada saat pelajaran olahraga semasa sekolah Anda. Bagaimana cara yang benar dalam melakukan loncat tinggi ini?

Guru Anda pasti mengajari beberapa gaya dalam melakukan loncat tinggi. Dan salah satu gaya yang paling populer dalam melakukan loncatan ini adalah dengan cara melesat kemudian saat hendak mendekati palang kita membalikkan tubuh, lalu mengangkat kaki ke atas dan mendorong tubuh kita ke belakang untuk melewati palang. Namun tahukah Anda bahwa dulu ini adalah cara yang keliru untuk melakukan lontat tinggi?

Sebelum Olimpiade Meksiko 1968, cara yang biasa dilakukan oleh atlet lompat tinggi untuk melewati palang adalah dengan menyejajarkan tubuhnya pada palang dengan muka menghadap pada palang. Teknik ini dikenal dengan nama Western Roll. Dan sampai pada seri sebelum Olimpiade 1968 ini, rekor dunia yang tercatat untuk lompatan tertinggi adalah 1,73 meter.

Namun semua berubah saat seorang atlet yang tidak begitu dikenal bernama Dick Fosburry melakukan sesuatu yang berkebalikan dengan yang dilakukan atlet loncat tinggi lainnya. Alih-alih maju ke palang dan meloncat dengan muka menghadap ke arah palang, Dick malah melewati mistar dengan posisi punggung di bawah membelakangi mistar. Dan Anda tahu yang terjadi? Dick berhasil mencatatakan rekor loncatan 2,35 meter. Sebuah rekor dunia baru dengan lonjakan lebih dari setengah meter. Sampai sekarang metode melompat ala Dick Fosburry ini menjadi populer di kalangan olahraga loncat tinggi dan dikenal dengan nama Fosburry Flop.

Lompatan Dick Fosburry (sumber gambar: creativityboost.net)
Lompatan Dick Fosburry (sumber gambar: creativityboost.net)

Dick melompat lebih tinggi dai siapa pun sebelumnya karena berpikir secara berlawanan dari pikiran semua orang. Ini adalah contoh memiliki cara keliru untuk berpikir, namun cara yang benar untuk menang.

Pada perhelatan kompetisi antar negara, para jawaranya selalu memiliki ciri khas dalam menyuguhkan taktik permainannya di atas lapangan hijau. Beberapa yang paling ikonik adalah Catenaccio yang dimiliki oleh Timnas Italia pada Piala Dunia 2006. Taktik ini menitikberatkan kekuatan pada pertahanan terorganisir dan efektif agar lawan kesulitan menyerang atau mencetak gol. Dan Catenaccio ini pun sukses membawa Italia membungkam Perancis pada laga final melalui drama adu penalti (Selain drama tandukan Zidane pada Marco Materazzi).

Timnas Spanyol pada gelaran Piala Eropa 2012 juga memiliki strategi yang tak kalah jitu dalam merajai kompetisi ini. Sang juru taktik La Furia Roja, Vicente Del Bosque, memasang Cesc Fabregas pada barisan penyerang Spanyol dengan disokong oleh barisan gelandang kreatif milik Spanyol. Tampil tanpa satu pun striker murni, tentu masih lekat dalam ingatan bagaimana Spanyol dengan Fabregas dan barisan pemain tengahnya mampu membuat Italia bak mengejar bayangan di lapangan, dan akhirnya tertunduk 0-4. Sampai membuat Iker Casillas "memaksa" wasit untuk menghentikan pertandingan tanpa ada tambahan waktu sebagai bentuk respek Spanyol terhadap Italia. Taktik ini dikenal dengan istilah False Nine.

Namun bagi saya yang paling menarik dari semua taktik "anti-mainstream" yang pernah ditawarkan para pelatih top dunia adalah taktik Perancis saat menjadi kampiun pada Piala Dunia 2018. Perancis tampil trengginas di sepanjang kompetisi. Mengandalkan kecepatan dalam melakukan serangan balik, terlihat bagaimana Perancis begitu ingin memberikan suguhan sepak bola atraktif dengan total 14 gol di turnamen yang memiliki total 169 gol ini. Baik Kylian Mbappe, Antoine Giezmann, Paul Pogba, hingga Benjamin Pavard tanpa ampun membombardir gawang lawan-lawan mereka dengan lesatan gol-gol yang fantastis. Namun, ada satu nama yang memiliki andil cukup besar dalam kesuksesan Perancis di tahun 2018 ini. Dia adalah satu-satunya striker murni yang dibawa oleh Didier Deschamps untuk menjadi ujung tombak Les Bleus, Olivier Giroud.

Giroud merupakan sosok sentral dalam ritme permainan Tim Ayam Jantan. Terbukti dari tambahan caps untuk Giroud bagi Timnas Perancis yang selalu dimainkan Deschamps dalam ketujuh pertandingan Perancis, termasuk dalam partai final melawan Kroasia. Namun sayangnya, banyak pandit sepak bola yang mengkritik keras permainan Giroud. Hal ini tentu tak lepas dari statistik "mencengangkan" Giroud sepanjang Piala Dunia 2018. Tampil selama total 546 menit, Giroud harus mengakhiri kampanyenya di Piala Dunia ini tanpa menghasilkan sekali pun tembakan tepat sasaran ke gawang lawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun