Mohon tunggu...
Dewangga Fajar Rhamadan
Dewangga Fajar Rhamadan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN Raden Intan Lampung

Dewangga Fajar Rhamadan merupakan salah satu mahasiswa di fakultas syariah UIN Raden Intan Lampung

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Objek Wisata Gua Matu

18 Mei 2022   12:17 Diperbarui: 18 Mei 2022   12:33 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Gua Matu ini merupakan salah objek wisata yang berada di Desa Way Sindi Hanuan, Kecamatan Karya Penggawa, Kabupatan Pesisir Barat, Lampung. Gua Matu ini ditemukan oleh kakek moyang dari Makmur (juru kunci Gua Matu) yang bernama Sawaluddin pada masa penjajahan Inggris, Matu sendiri merupakan sebutan bagi mahluk gaib penguasa laut, seperti Nyi Roro Kidul sebagai penguasa Laut Selatan yang dipercayai oleh masyarakat Pulau Jawa. Masyarakat setempat memercayai, di Gua Matu ini menjadi tempat pertemuan 12 Kerajaan Matu (penguasa laut). Tempat wisata ini sekarang tidaklah terlak sulit untuk dikunjungi karena gerbang masuknya bisa terlihat jika melintasi Jalan Lintas Barat Lampung-Bengkulu,berbeda pada zaman dahulu yang jalan masuknya itu sangat sulit karena harus menuruni jalan setapak yang licin dan juga semak belukar yang menutupi jalan,namun karena bantuan dari pemerintah sekarang sudah dibuatkan anak tangga yang berjumlah 299 buah untuk memasuki ke area Gua Matu ini. Selepas dari letaknya yang bisa terbilang tersembunyi,tidak heran jika warga setempat meyakini bahwa Gua Matu ini memiliki sisi mistis tentang adanya 12 kerajaan gaib yang telah dipercaya secara turun menurun. Makmur juru kunci Gua Matu mengatakan, bahwa tempat tersebut merupakan tempat sakral yang dijadikan lokasi pertemuan 12 kerajaan laut.
Suasana yang hening saat menuruni anak tangga dan hutan lebat yang berada di samping kiri kanan, ditambah letak lokasi Gua Matu ini sendiri terletak di bawah tebing yang langsung menghadap ke laut sehingga menambah kesan mistis yang kuat. Walaupun memiliki kesan mistis yang kuat nyatanya dalam perjalanan menuju Gua Matu ini pengunjung akan disuguhi teduhnya suasana hutan dan beberapa suara satwa khas yang berada disana serta pemandangan laut dari atas bukit yang mengarah ke lautan lepas.
Untuk memasuki Gua Matu ini pengunjung tidak dipungut biaya mengenai tiket masuk melainkan hanya memeberikan uang seikhlasnya kepada sang juru kunci yang akan memandu wisata. Setibanya pengunjung di depan Gua Matu, pengunjung tidak diperbolehkan langsung masuk begitu saja melainkan menunggu dulu sang juru kunci untuk meminta izin kepada makhluk gaib yang ada di sana, apabila diizinkan maka pengunjung diperbolehkan masuk. Saat masuk ke Gua Matu pengunjung akan disuguhi ribuan kelalawar yang merupakan penghuni gua tersebut dan dari kotoran-kotoran ribuan kelalawar tersebut sering dijadikan masyarakat setempat untuk dijadikan pupuk organik.Di dalam gua, aroma amoniak khas kotoran kelelawar semakin menyengat. Kelelawar yang merasakan kehadiran pengunjung pun terbang kian kemari di atas pengunjung. Kondisi tanah yang kami pijak cukup lembab dan berair. Selain karena minimnya udara dan cahaya matahari yang masuk ke gua ini, juga disebabkan oleh air laut yang masuk ke tempat ini kala gelombang pasang. Pengunjung hanya dibawa memutar dari tempat pertama masuk gua yang merupakan jendela dan keluar di pintu utama tersebut yang menghadap langsung ke laut lepas. Di sisi lain pengunjung tidak diperbolehkan untuk masuk lebih dalam ke gua karena alasan keselamatan untuk masyarakat awam akan hal tersebut jadi akan berbahaya apabila ditelusuri secara sembarangan. Saat di dalam Gua Matu ini juga pengunjung dilarang keras untuk mengucapkan kata-kata kotor atau atau kata yang bersifat menghina tempat tersebut seperti contohnya kata "tempat ini bau banget" nah kata-kata tersebut sangat dilarang disebutkan, pengunjung juga diharapkan untuk menjaga etika dan tata krama supaya makhluk-makhluk gaib yang berada disana akan merasa tidak terganggu akan kehadiran pengunjung dan supaya tidak ada kejadian yang tidak diinginkan.
Ingin percaya atau tidak dengan hal tersebut kembali kepada diri sendiri, tetapi yang jelas dimanapun kita berada apalagi daerah-daerah yang asing bagi kita,kita harus menghormati adat dan budaya setempat karena mau bagaimanapun itu merupakan kekayaan alami yang dimiliki tanah air tercinta kita yaitu Indonesia. Maka dari itu berbanggalah kita sebagai masyarakat indonesia yang memiliki kekayaan alam yang indah dan memiki keberagaman adat budaya,sebagai pemuda indonesia kita harus melestarikan hal tersebut dan selalu mempromosikan objek-objek wisata yang ada di Indonesia supaya agar lebih dikenal ke berbagai mancanegara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun