Mohon tunggu...
dewanggaecky
dewanggaecky Mohon Tunggu... Pelajar

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Membangun Arsitektur Perangkat Lunak dengan Keputusan Berbasis Pengetahuan

17 Maret 2025   22:43 Diperbarui: 17 Maret 2025   22:43 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Freepik.com

Arsitektur perangkat lunak merupakan fondasi dari setiap sistem perangkat lunak modern. Dengan meningkatnya kompleksitas sistem, pemilihan pola arsitektur yang tepat menjadi semakin krusial. Studi terbaru oleh Farshidi dkk. (2020) mengungkapkan bahwa pemilihan pola arsitektur tidak hanya didasarkan pada pengalaman, tetapi juga pada analisis mendalam mengenai dampaknya terhadap atribut kualitas. Ini menunjukkan bahwa dalam dunia rekayasa perangkat lunak, keputusan berbasis pengetahuan adalah keharusan, bukan lagi pilihan.

Mengapa Pola Arsitektur Begitu Penting?

Pola arsitektur perangkat lunak menawarkan solusi yang telah terbukti untuk permasalahan desain yang umum. Pola seperti Client--Server, Layers, dan Microservices menjadi pilihan utama dalam membangun sistem yang scalable dan maintainable. Namun, memilih pola yang salah dapat mengakibatkan penurunan efisiensi, keterbatasan skalabilitas, dan kesulitan dalam pemeliharaan. Oleh karena itu, keputusan arsitektural tidak bisa sekadar mengikuti tren atau kebiasaan lama; ia harus didukung oleh data dan evaluasi empiris.

Dampak Pola Arsitektur terhadap Kualitas Perangkat Lunak

Farshidi dkk. dalam penelitiannya memetakan 29 pola arsitektur dengan 40 atribut kualitas, menggunakan pendekatan logika fuzzy untuk menilai dampaknya. Hasilnya, kita dapat memahami bahwa tidak ada pola arsitektur yang sempurna; setiap pola memiliki trade-off antara satu atribut dengan atribut lainnya.

Sebagai Contoh :

  • Layers sangat baik dalam hal reusability, tetapi dapat menurunkan performance efficiency karena setiap permintaan harus melalui beberapa lapisan.

  • Microservices menawarkan scalability dan modularity, tetapi meningkatkan kompleksitas dalam deployment dan orchestration.

  • Client-Server masih menjadi pilihan dominan dalam aplikasi web dan mobile karena kemudahan pengelolaannya, tetapi memiliki tantangan dalam hal latensi dan bottleneck server.

Dengan adanya pemetaan ini, arsitek perangkat lunak memiliki panduan berbasis data dalam memilih pola yang paling sesuai dengan kebutuhan proyek mereka.

Tren dan Tantangan dalam Pemilihan Pola Arsitektur

Tren arsitektur perangkat lunak terus berubah mengikuti perkembangan teknologi. Beberapa pola seperti Cloud Computing Architecture (Space-Based Architecture) dan Microservices semakin populer dalam beberapa tahun terakhir. Namun, bukan berarti pola-pola lama seperti Batch Sequential dan Remote Procedure Call (RPC) tidak lagi relevan; mereka masih digunakan dalam konteks tertentu yang membutuhkan pemrosesan data batch atau komunikasi sinkron.

Tantangan terbesar dalam memilih pola arsitektur adalah kurangnya dokumentasi dan pemahaman mendalam mengenai dampak jangka panjang dari sebuah pola. Banyak tim pengembang yang memilih suatu pola hanya karena mengikuti tren, tanpa mempertimbangkan kompatibilitasnya dengan kebutuhan spesifik proyek mereka. Inilah mengapa keputusan berbasis pengetahuan menjadi kunci utama.

Menuju Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun