Mohon tunggu...
Dewan Arif
Dewan Arif Mohon Tunggu... -

Psikologi UIN Maliki Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

2. Cinta Pada Pandangan Pertama – Proses Kognitif

21 Oktober 2013   02:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:15 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pernahkah kamu mengalami cinta pada pandangan pertama dan percayakah anda bila cinta bisa tumbuh pada saat pandangan pertama? Saya pribadi sangat percaya akan hal itu, karena pernah beberapa kali mengalaminya. Mungkin kadarnya baru sekedar suka saat bertatapan mata pertama kali dengan lawan bicara saya, tapi saya yakin saat pandangan pertama mata kami bertemu, ada getaran dalam hati yang terasa berbeda dari sekedar rasa suka yang biasa. Dan saya percaya bahwa itu cinta

PROSES CINTA BERDASARKAN HASIL ILMIAH

pada saat pandangan pertama mata saling bertatapan dan anda melihat seseorang yang sangat menarik perhatian anda, maka hal itu akan memicu proses kimia di otak. Hal ini dibenarkan oleh para peniliti, yang meyakini saat anda memandangi si dia, maka hal itu mempengaruhi fungsi-fungsi kognitif utama seperti keadaan jiwa, metafora dan citra tentang tubuh. dimana telah ditemukan bahwa cinta pada pandangan pertama berdampak sekaligus pada 12 bagian otak sehingga membentuk zat kimia yang memberi rasa nyaman seperti dopamin, adrenalin oksitosin, dan vasopatrin . sehingga apabila anda bertemu dengan si dia anda akan mengalami yang namanya jatuh cinta ,,, hehehehe.

Cinta atau sekadar suka? Cinta itu beda dengan suka pada pandangan pertama kamu bisa saja langsung suka dengan seseorang namun belum tentu itu berati kamu cinta dengan orang yang kamu suka sebab cinta butuh proses untuk mendapatkanya.

Sebagai contoh, aktivasi di beberapa bagian otak dapat menimbulkan rangsangan ke jantung dan rasa gelisah tak menentu.Nah seperti Gejala yang kadang-kadang kita rasakan sebagai manisfestasi hati, bisa juga datang dari otak

Mungkin ada sebagian orang yang tidak mempercayai akan hal tersebut, namun hal itu memang sangat dimaklumi, karena tidak semua orang mengalami jatuh cinta pada pandangan pertama. Ada sebagian orang berpendapat bahwa cinta itu merupakan suatu proses. Proses saling ketertarikan satu sama lain, proses pengenalan pribadi masing-masing. Dibutuhkan waktu untuk bisa menyelami perasaan seseorang.

cinta membutuhkan suatu proses, atau cinta tumbuh karena kebiasaan jadi rasanya tidak mungkin kita bisa jatuh cinta pada orang yang baru kita kenal atau bahkan orang yang kita pandang untuk pertama kalinya. Sebab hubungan antar manusia memiliki beberapa tingkatan, mulai dari hubungan yang sama sekali asing sampe hubungan yang sifatnya intim. Dan antara tingkat hubungan yang pertama hingga yang terakhir terbentang proses yang memakan waktu yang lama.

Namun ada juga rasa tertarik yang muncul oleh rasa cinta, yaitu disaat anda merasa amat tenang dan nyaman bila sedang bersama dengan seseorang. Selain itu dengan semakin seringnya anda berdua bertemu atau bersama-sama, bisa dipastikan hubungan anda dengannya juga bertambah dalam dan secara kualitas semakin membaik. Rasa nyaman inilah yang akan menimbulkan suatu rasa yang lebih dari sekedar suka yang biasa. Bisa dipastikan hal itu adalah mulai tumbuhnya benih-benih cinta di hati anda.

Namun semua tergantung pada pendapat anda, karena pengalaman cinta tiap orang berbeda-beda. Ada yang mengalami suatu proses panjang terlebih dahulu untuk menyimpulkan apakah benar ada cinta di hatinya, ataukah pada saat pertama kali bertemu dan menatap kedua bola matanya dan di sana ia menemukan cintanya. Cinta, hanya hati kita yang bisa menjawabnya. Namun secara ilmiah hadirnya cinta bisa dibuktikan bahwa cinta ternyata tidak hanya berasal dari hati, namun otak pun bekerja dengan insting dan nalurinya. Lalu, bagaimanakah anda menemukan cinta pada pasangan anda? Apakah saat pandangan pertama ataukah seperti prinsip orang-orang Jawa, bahwa weiting tresno jalaran soko kulino atau cinta akan tumbuh karena seringnya bersama-sama.

Selamat menikmati indahnya cinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun