Panca Sradha merupakan lima dasar keyakinan dalam agama Hindu yang menjadi fondasi spiritual umatnya. Salah satu bagian penting dari Panca Sradha adalah Moksa. Moksa berasal dari bahasa Sanskerta yang secara harfiah berarti "membebaskan", "memerdekakan", "melepaskan", atau "mengeluarkan". Dalam ajaran Hindu, Moksa merupakan tujuan akhir yang diidamkan umat, yaitu terbebas dari segala keterikatan duniawi dan siklus reinkarnasi (samsara). Mereka yang telah mencapai Moksa tidak akan lagi mengalami kelahiran kembali ke dunia ini, melainkan sepenuhnya bersatu dengan Brahman.
Moksa dianggap sebagai puncak dari seluruh perjalanan spiritual manusia. Dalam kehidupan yang penuh keterikatan duniawi, Moksa menjadi cahaya pembebasan yang didambakan. Bagi umat Hindu, mencapai Moksa bukan hanya soal mengakhiri penderitaan, melainkan juga tentang menemukan jati diri sejati, melampaui ego, dan menyatu dengan kesadaran ilahi. Namun, perjalanan menuju Moksa bukanlah sesuatu yang instan; ia memerlukan upaya spiritual, disiplin batin, serta pemahaman mendalam tentang hakikat diri dan alam semesta. Artikel ini akan mengulas lebih dalam mengenai langkah-langkah yang diajarkan dalam agama Hindu untuk menapaki jalan menuju Moksa.
Moksa dalam Konteks Ajaran Hindu
Agama Hindu memiliki ajaran yang dinamakan Catur Purusa Artha, catur berarti empat, purusa berarti hidup, dan artha berarti tujuan. Jadi, Catur Purusa Artha merupakan empat tujuan hidup manusia dalam ajaran agama Hindu. Bagian-bagian dari Catur Purusa Artha adalah Dharma yang berarti kebenaran/kebaikan, Artha yaitu kekayaan, Kama adalah keinginan atau nafsu, dan Moksa yaitu kebebasan duniawi. Di antara keempat tujuan ini, Moksa menempati posisi tertinggi sebagai puncak perjalanan hidup manusia. Ketiga bagian dari Catur Purusa Artha, yaitu Dharma, Artha, dan Kama, berfokus pada tujuan duniawi, sedangkan Moksa berada di tingkat tertinggi karena memiliki tujuan untuk melepaskan diri dari keterikatan dunia dan dapat menyatu dengan Brahman.
Moksa dalam Hindu bukanlah sekadar "kehilangan eksistensi" seperti yang mungkin disalahpahami, melainkan penyatuan kembali individu (Atman) dengan realitas tertinggi (Brahman). Atman diyakini pada hakikatnya identik dengan Brahman. Namun, karena kebodohan spiritual (Avidya) dan keterikatan terhadap dunia, manusia lupa akan hakikat sejatinya. Moksa berarti menghilangkan kabut ketidaktahuan ini, menyadari kebenaran tentang diri, dan mencapai kebebasan sejati.
Berbagai aliran dalam Hindu, seperti Vedanta, Samkiya, dan Yoga, memiliki pendekatan yang berbeda untuk menafsirkan Moksa, tetapi tetap dengan poin yang sama. Dengan mencapai Moksa, seseorang tidak hanya dibebaskan dari ketakutan, kemarahan, dan keinginan, tetapi juga hidup dalam keadaan damai, keadaan cinta dan kesadaran murni.
Tingkatan Moksa dalam Ajaran Agama Hindu
Moksa, sebagai tujuan spiritual tertinggi dalam ajaran Hindu, memiliki empat tingkatan pencapaian yang masing-masing mencerminkan kedekatan jiwa dengan Tuhan. Keempat tingkatan ini adalah:
1. Samipya
Samipya adalah kebebasan yang dapat dicapai seseorang selama hidup di dunia. Pada tahap ini, individu berhasil melepaskan diri dari keterikatan duniawi dan mampu mendekatkan diri kepada Ida Sang Hyang Widhi. Contohnya adalah para Maharsi, yang dengan ketekunan spiritual mereka, mampu mendengar dan menerima wahyu suci. Samipya menunjukkan bahwa bahkan dalam kehidupan duniawi, manusia dapat mengalami kedekatan yang mendalam dengan Tuhan melalui pengabdian dan disiplin rohani.
2. Sarupya (Sadharmya)
Sarupya adalah kebebasan yang telah diterima ketika di dunia karena kelahirannya. Ini berarti bahwa individu tersebut memiliki sifat atau kemuliaan yang serupa dengan Tuhan. Contohnya adalah para Awatara, seperti Sri Krishna dan Sri Rama, yang merupakan perwujudan awatara Dewa Wisnu.
3. Salokya
Salokya menggambarkan kebebasan yang dicapai ketika kesadaran Atman telah sejajar dengan Hyang Widhi atau Tuhan. Pada tahap ini, jiwa tidak hanya mengenal Tuhan dari kejauhan, tetapi juga berdiam dalam dimensi atau alam ilahi yang sama. Salokya menandai hubungan kesetaraan spiritual, di mana Atman menyadari kedekatannya dengan Brahman dan hidup dalam harmoni dengan realitas ilahi.
4. Sayujya
Sayujya adalah puncak tertinggi dalam perjalanan spiritual, di mana Atman bersatu sepenuhnya dengan Hyang Widhi. Tidak ada lagi perbedaan antara diri individu dan Tuhan; semua dualitas lenyap. Sayujya biasa disebut dengan Brahman-Atman Aikyam, yang berarti bahwa Atman dan Brahman itu satu dan sama. Ini adalah keadaan pembebasan mutlak, di mana jiwa telah kembali ke sumber sejatinya dan mencapai kesempurnaan abadi.
Langkah-Langkah Menuju Moksa
Menurut ajaran Hindu, ada empat jalan untuk mencapai kesempurnaan hidup atau Moksa. Empat jalan ini dinamakan Catur Marga Yoga. Bagian-bagiannya adalah:
1. Bhakti Marga Yoga
Kata bhakti memiliki arti hormat. Bhakti Marga Yoga merupakan salah satu cara untuk mencapai kesempurnaan hidup, yaitu dengan rasa hormat dan cinta kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa. Contoh pelaksanaannya dalam kehidupan adalah melakukan pemujaan atau persembahyangan sehari-hari di merajan.
2. Karma Marga Yoga
Ajaran Karma Marga Yoga mengajarkan bahwa mencapai Moksa adalah dengan melakukan kerja tanpa rasa pamrih. Dalam ajarannya, seseorang yang melaksanakan Karma Marga Yoga dinamakan Karmin. Contoh perilaku yang mencerminkan pelaksanaan Karma Marga Yoga adalah melaksanakan tugas duniawi tanpa keterikatan terhadap hasil atau tanpa mengharapkan balasan.
3. Jnana Marga Yoga
Jnana Marga Yoga merupakan upaya mencapai kesempurnaan hidup dengan jalan ilmu pengetahuan. Contohnya adalah dengan mempelajari kitab-kitab suci.
4. Raja Marga Yoga
Dalam ajaran Raja Marga Yoga, mencapai Moksa adalah dengan melakukan tapa-brata, yoga, dan samadhi. Ketiga latihan ini bertujuan untuk mengendalikan emosi dan nafsu serta memusatkan pikiran, sehingga dapat melepaskan diri dari keterikatan duniawi. Contoh pelaksanaannya adalah dengan melakukan yoga dan meditasi, serta melaksanakan aturan Catur Brata Penyepian.
Tantangan dan Kesabaran Menuju Moksa