Mohon tunggu...
I Dewa Gede Loka Maheswara
I Dewa Gede Loka Maheswara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Halo guys! Kenalin namaku Dewaloka, aku berasal dari Klungkung, Bali dan saat ini tinggal di Tangerang Selatan. Semoga artikel yang aku buat dapat bermanfaat bagi pembaca dan jika ada kesalahan pada penulisan mohon koreksinya agar kedepannya dapat lebih baik lagi dalam menulis artikel. Terimakasih.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Apa Sih Itu El Nino? Yuk Lebih Mengenal Fenomena El Nino

5 Mei 2023   12:30 Diperbarui: 29 Juni 2023   06:03 812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dampak El Nino. Sumber Ilustrasi: ANTARA PHOTO/Mohammad Ayudha/tom

   Secara geografis, Indonesia terletak di atara dua benua, yaitu Benua Asia dan Benua Australia serta diantara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Proses pertukaran massa udara serta interaksi atmosfer dan laut yang terjadi di wilayah tersebut berpengaruh terhadap iklim di wilayah Indonesia. Salah satu fenomena global dari proses interaksi diantara atmosfer dan laut di Samudera Pasifik dan menjadi pemicu perubahan iklim di Indonesia adalah El Nino - Southern Oscillation (ENSO). ENSO dapat diklasifikasikan dalam dua kejadian yang kita kenal sebagai La Nina (fase dingin) dan El Nino (fase hangat). La Nina dan El Nino dapat mempengaruhi musim kemarau dan musim hujan di Indonesia bersifat lebih kering atau lebih basah. 

=> Definisi

   Pasti kita pernah merasakan panas yang begitu luar biasa pada periode waktu tertentu. Pernahkah kalian mengenali penyebab dari fenomena ini? Ya, fenomena ini disebut dengan Fenomena El Nino. 

   Lalu, apa itu El Nino? El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) melebihi kondisi normalnya yang terjadi setiap beberapa tahun. Fenomena ini biasanya terjadi pada kawasan samudra pasifik bagian tengah. El Nino dinyatakan ketika suhu laut di Pasifik timur tropis naik 0,5° C di atas rata - rata jangka panjang. El Nino sangat terasa di Pasifik timur tropis dengan cuaca yang lebih hangat dari rata - rata. 

   Pemanasan SML akan meningkatkan potensi pertumbuhan awan pada kawasan samudra pasifik bagian tengah sekaligus mengurangi curah hujan di Indonesia yang menyebabkan terjadinya kondisi kekeringan di wilayah Indonesia secara umum.

   Efek El Nino sering mencapai puncaknya ketika terjadi pada Bulan Desember, El Nino berasal dari kata "El Nino de Navidad" yang pada berabad - abad yang lalu ketika para nelayan yang berasal dari Peru memberikan nama pada fenomena cuaca yang terjadi pada saat itu dengan nama bayi kristus yang baru lahir.

   BMKG mengklasifikasikan intensitas El Nino menjadi tiga kategori, yaitu El Nino lemah, El Nino moderat, dan El Nino kuat. 

  • El Nino lemah => Jenis fenomena ini mempunyai penyimpangan terhadap suhu mencapai +0.5°C hingga 1.0°C. Selain itu muncul juga penyimpangan yang terjadi minimal selama tiga bulan berturut – turut yang terjadi di perairan pasifik.
  • El Nino Sedang => Jenis fenomena ini mempunyai penyimpangan terhadap suhu mencapai +1.1°C hingga 1.5°C. Selain itu muncul juga penyimpangan yang terjadi minimal selama tiga bulan berturut – turut yang terjadi di perairan pasifik.
  • El Nino Kuat => Jenis fenomena ini mempunyai penyimpangan terhadap suhu mencapai lebih dari 1.5°C. Selain itu muncul juga penyimpangan yang terjadi minimal selama tiga bulan berturut – turut yang terjadi di perairan pasifik.

=> Ciri – ciri Terjadiya El Nino

  • Suhu udara meningkat dibandingkan dengan suhu normalnya
  • Curah hujan yang rendah di dekat daerah Papua (Indonesia Timur)
  • Peningkatan curah hujan di daerah pasifik timur
  • Angin pasat yang bergerak dari daerah timur melemah, sehingga menyebabkan angin bergerak dari barat ke timur. Ini dapat menyebabkan peningkatan potensi terbentuknya awan di daerah pasifik timur.

=> Faktor Penyebab Terjadinya El Nino

   El Nino merupakan fenomena yang terjadi karena adanya penyimpangan suhu sebagai dampak akibat adanya pemanasan global dan terganggunya keseimbangan iklim. Beberapa faktor penyebab terjadinya El Nino, diantaranya anomali suhu yang mencolok di perairan samudera pasifik, melemahnya angin pasat (trade winds) yang menyebabkan angin bergerak dari barat ke timur, kenaikan daya tampung lapisan atmosfer yang disebabkan oleh pemanasan dari perairan di daerah pasifik timur.

=> Proses Terjadinya El Nino

   Sebelum terjadi El Nino ada yang disebut sebagai kondisi normal. Kondisi normal yang dimaksud adalah ketika bagian samudra pasifik yang dilewati khatulistiwa dan dekat dengan wilayah timur Indonesia akan memiliki perairan yang panas, di mana suhu sekitarnya lebih hangat. Permukaan air laut yang hangat ini akan mempengaruhi atmosfer di atasnya. Angin pasat akan bergerak dari timur ke barat. 

   Pada saat terjadinya El Nino, suhu udara di Indonesia Timur akan menjadi lebih rendah dan menyebabkan tekanan udaranya tinggi. Sedangkan pada wilayah pasifik timur akan mengalami kenaikan suhu yang menyebabkan tekanan udaranya rendah. Ini sesuai dengan hukum mengenai gerak angin, angin akan bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi menujundaerah yang bertekanan rendah. Sehingga angin pasat yang lebih lemah akan menyebabkan air hangat bergerak ke arah timur dan ini menyebabkan terbentuknya awan di daerah pasifik timur. Dengan ini wilayah pasifik timur akan mengalami peningkatan curah hujan, sedangkan wilayah Indonesia secara umum akan mengalami kondisi kekeringan. Kondisi geografis Indonesia yang luas dan berbentuk kepulauan, maka dampak dari El Nino juga bervariasi antar wilayah di Indonesia. 

=> Pemantauan El Nino

   Pada saat melakukan pengamatan atau pemantauan fenomena El Nino, ilmuwan, pemerintah, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) mengumpulkan data terkait El Nino dengan menggunakan sejumlah teknologi. NOAA (National Oceanic and Atmospheric) pada saat melakukan pemantauan El Nino mengoperasikan Buoys. Buoys ini dapat mengukur suhu laut dan udara, arus, angin, dan kelembapan. Buoys ini dapat mengirimkan data pengamatan setiap hari ke peneliti dan forecaster, sehingga dengan menggabungkan data yang didapat dari pengamatan Buoys dan citra visual dari citra satelit para ilmuwan dapat memprediksi El Nino dengan lebih akurat. 

=> Dampak Peristiwa El Nino

     Adapun dampak yang ditimbulkan dari terjadinya peristiwa El Nino, diantaranya :

  • Perubahan pola cuaca. Pada wilayah Indonesia secara umum akan mengalami kekeringan dikarenakan kurangnya curah hujan yang terjadi. Beberapa wilayah Indonesia yang terkena dampak dari fenomena El Nino, diantaranya Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Nusa tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Bali, Jawa, dan Sumatera bagian selatan. Ini karena wilayah – wilayah tersebut berada di garis khatulistiwa yang merupakan jalur pergerakan angin pasat.
  • Wilayah Indonesia secara umum berpotensi untuk mengalami kekeringan, ini akan berpengaruh pada produksi sektor pertanian, persediaan air minum, dan ekosistem air.
  • Dengan terjadinya peningkatan suhu atau temperatur, akan meningkatkan potensi terjadianya kebakaran hutan. Tentu ini akan sangat berpengaruh terhadap kualitas udara karena adanya polusi udara yang diakibatkan oleh kebakaran hutan.
  • Fenomena El Nino dapat berpotensi menimbulkan berbagai jenis penyakit, seperti demam berdarah, flu, infeksi saluran pernapasan akut, dan penyakit kulit.
  • Karena adanya arus panas pada saat terjadinya fenomena El Nino, akan mengakibatkan penurunan jumlah ikan yang akan mengurangi hasil tangkapan nelayan.
  • Terjadinya kekeringan pada fase vegetatif tebu dengan gejala daun menggulung untuk mengurangi transpirasi, luas daun yang berkurang dan penurunan kadar klorofil.

=> Mengantisipasi Dampak El Nino

     Adapun hal yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi dampak yang ditimbulkan akibat El Nino, diantaranya :

  • Memberikan Sistem Informasi Iklim Bagi Petani. Variabilitas iklim adalah salah satu tantangan penting dalam hal pembangunan sektor pertanian, informasi iklim ini dapat membantu petani dalam menentukan perencanaan usaha tani yang berpotensi dipengaruhi oleh berbagai dampak dari anomali iklim.
  • Prediksi BMKG yang dapat disampaikan kepada masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani melalui Si-KATAM (Sistem Informasi Kalender Tanam) dan Si-Perditan (Sistem Informasi Peringatan Dini dan Penanganan Dampak Perubahan Iklim pada Sektor Pertanian) agar dampak negatif yang dapat berpotensi mempengaruhi sektor pertanian dapat diatasi dengan baik.
  • Memperluas pemanfaatan aplikasi SMARTseeds melaui kerja sama antara antara universitas, pihak swasta, dan lembaga pemerintah lainnya yang terkait.
  • Konservasikan air dengan memperbaiki kerusakan pada saluran air, memperbaiki kebocoran pada pipa, dan mengurangi pemborosan penggunaan air. Gunakanlah air dengan efisien di rumah, seperti mengumpulkan air hujan untuk keperluan menyiram tanaman atau mencuci motor.
  • Mengembangkan sumber air alternatif, seperti sumur atau tempat penampungan air hujan. Ini akan dapat membantu ketika persediaan air terbatas karena dampak dari fenomena El Nino.
  • Bagi masyarakat yang memiliki mata pencaharian sebagai petani, dapat mempertimbangkan untuk mendiversifikasi usaha pertanian mereka dengan menanam berbagai jenis tanaman. Hal ini dimaksudkan agar saat salah satu jenis tanaman terkena dampak dari El Nino, maka tanaman yang lain masih dapat menjadi sumber penghasilan bagi petani. 
  • Pelajari pola cuaca lokal, setelah memahami pola cuaca lokal maka Anda dapat mengatur jadwal penanaman dan menjaga keberlanjutan usaha pertanian. 

=> Perbedaan El Nino dan La Nina

   El Nino adalah fenomena yang dapat menyebabkan suhu muka laut di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami kenaikan suhu dari kondisi normalnya, sedangkan La Nina adalah fenomena yang menyebabkan suhu muka laut di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya.

   Jika ditinjau atau dilihat dari sisi dampak yang ditimbulkan, El Nino dapat menyebabkan terjadinya musim kemarau di Indonesia. Sedangkan La Nina akan menyebabkan potensi curah hujan yang tinggi di Indonesia.  

=> Kesimpulan

   El Nino adalah sebuah fenomena yang menyebabkan terjadinya kekeringan di beberapa wilayah Indonesia, seperti Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Nusa tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Bali, Jawa, dan Sumatera bagian selatan. Fenomena ini dicirikan dengan terjadinya peningkatan suhu udara dibandingkan kondisi normalnya, intensitas curah hujan yang rendah di daerah Papua (Indonesia Timur), peningkatan curah hujan di daerah pasifik timur, dan lemahnya angin pasat yang bergerak dari timur. fenomena ini terjadi karena adanya penyimpangan suhu sebagai dampak akibat adanya pemanasan global dan terganggunya keseimbangan iklim.

   Proses terjadinya El Nino diawali dari melemahnya angin pasat, sehingga angin akan bergerak dari wilayah barat menuju ke pasifik timur. Pergerakan angin ini akan menyebabkan arus membawa air hangat berpindah menuju pasifik timur. Air hangat di pasifik timur akan berpotensi menyebabkan interaksi antara permukaan laut dengan atmosfer yang menyebabkan terbentuknya awan. Awan yang terbentuk akan menyebabkan peningkatan curah hujan di wilayah pasifik timur. El Nino biasanya dipantau oleh peneliti dengan menggunakan Buoys. Sebuah alat yang dapat mengukur suhu laut dan udara, arus, angin, dan kelembapan.

   Dampak yang ditimbulkan oleh fenomena El Nino, seperti perubahan pola cuaca, wilayah Indonesia berpotensi untuk mengalami kekeringan, meningkatkan potensi terjadinya kebakaran hutan, munculnya berbagai jenis penyakit, hingga dapat mengurangi persentase hasil tangkapan nelayan. Adapun hal yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi dampak yang ditimbulkan oleh fenomena ini, yaitu dengan mengoptimalkan penyampaian informasi dari BMKG kepada masyarakat, memperluas pemanfaatan aplikasi SMARTseeds, Memperbaiki kerusakan pada saluran air, mengembangkan sumber air alternatif, dan mempelajari pola cuaca lokal.

   Perbedaan antara El Nino dengan La Nina adalah fenomena El Nino akan menyebabkan musim kemarau di Indonesia, sedangkan fenomena La Nina akan menyebabkan potensi terjadinya curah hujan tinggi di Indonesia.

      

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun