Mohon tunggu...
Alexander Batara Marpaung
Alexander Batara Marpaung Mohon Tunggu... Lainnya - Profesional

Senang jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Bisnis Keluarga Tionghoa-Indonesia, Warisan Ketahanan dan Adaptasi

20 November 2024   19:50 Diperbarui: 20 November 2024   20:37 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Era Orde Baru (1966--1998) di bawah Suharto menandai periode pertumbuhan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi Indonesia---dan bagi bisnis Tionghoa-Indonesia. 

Banyak keluarga membangun konglomerat yang sukses, memperluas usaha mereka ke sektor perbankan, properti, dan infrastruktur. Aliansi strategis dengan rezim memungkinkan bisnis-bisnis ini mendapatkan kontrak pemerintah, menciptakan hubungan simbiosis yang saling menguntungkan.

Namun, kemakmuran ini memiliki konsekuensi. Ketergantungan pada patronase politik membuat bisnis-bisnis tersebut rentan terhadap perubahan kekuasaan. Selain itu, keberhasilan mereka yang mencolok memperbesar sentimen anti-Tionghoa, yang memuncak dalam kerusuhan tahun 1998 selama Krisis Finansial Asia, ketika bisnis dijarah dan nyawa melayang.

Namun, bahkan di masa-masa sulit ini, bisnis Tionghoa-Indonesia tetap tangguh. Mereka terus mengandalkan jaringan mereka, mendiversifikasi investasi, dan mencari peluang di luar perbatasan Indonesia.

Membangun Kembali dan Memodernisasi di Era Reformasi

Kejatuhan Suharto pada tahun 1998 menjadi titik balik. Saat Indonesia bertransisi ke demokrasi, bisnis Tionghoa-Indonesia menghadapi tantangan sekaligus peluang. Untuk menjauhkan diri dari kapitalisme kroni masa lalu, banyak yang mengadopsi transparansi dan manajemen profesional. Generasi muda, yang sering kali menempuh pendidikan di luar negeri, membawa perspektif global dan strategi modern ke dalam bisnis keluarga.

Bisnis-bisnis ini juga mulai berfokus pada keberlanjutan jangka panjang melalui pengelolaan kekayaan. Kantor keluarga dan ekuitas swasta menjadi alat penting untuk melestarikan dan mengembangkan aset mereka. Filantropi juga menjadi jalur untuk memperkuat citra publik mereka, dengan banyak yang berkontribusi pada pendidikan, kesehatan, dan bantuan bencana.

Kunci Keberhasilan: Jaringan, Kredibilitas, dan Adaptasi

Keberhasilan bisnis keluarga Tionghoa-Indonesia yang berkelanjutan dapat diatributkan pada beberapa prinsip inti:

  • Jaringan yang Kuat: Hubungan, baik dalam keluarga maupun lintas diaspora, telah menjadi tulang punggung bisnis Tionghoa-Indonesia. Kepercayaan dan warisan budaya bersama memungkinkan kolaborasi dan pembagian risiko.
  • Diversifikasi: Keluarga-keluarga ini telah lama memahami pentingnya tidak menaruh semua telur dalam satu keranjang. Selama beberapa dekade, mereka bergerak dari perdagangan ke industri seperti properti, keuangan, dan teknologi.
  • Modernisasi: Transisi dari manajemen yang dipimpin keluarga ke kepemimpinan profesional menjadi hal penting untuk beradaptasi dengan pasar global. Generasi muda telah merangkul inovasi, berinvestasi dalam startup dan teknologi digital.
  • Komunitas dan Kredibilitas: Bisnis Tionghoa-Indonesia telah berupaya untuk berintegrasi ke dalam masyarakat Indonesia sambil mempertahankan identitas unik mereka. Upaya ini membutuhkan pengelolaan hubungan yang cermat dengan komunitas lokal dan pemimpin politik.

Menatap Masa Depan

Saat ini, bisnis keluarga Tionghoa-Indonesia menghadapi tantangan baru. Persaingan global, ketidakpastian ekonomi, dan kebutuhan akan perencanaan suksesi antar-generasi menjadi perhatian utama. Namun, seperti yang telah ditunjukkan oleh sejarah, keluarga-keluarga ini memiliki kemampuan luar biasa untuk beradaptasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun