Mohon tunggu...
STROOM
STROOM Mohon Tunggu... wiraswasta -

belajar sok tau hehe......\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

HUT OPM: Media Tidak Memiliki Nurani dan Etika

1 Desember 2011   19:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:57 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

HUT organisasi papua merdeka (OPM) selalu di peringati pada setiap tanggal 1 desember di beberapa wilayah di papua. Tapi pada hari jadinya yang ke 50 pada tahun 2011 ini ternyata peringatan ini di warnai dengan penganiayaan yang dilakukan oleh sekelompok orang terhadap 2 anggota kepolisian resor jayapura. Sontak saja kejadian ini menjadi berita utama sejumlah media di tanah air baik cetak maupun elektronik.

Yang menjadi sorotan saya kali ini adalah tentang cara pemberitaan yang di lakukan oleh sejumlah TV swasta nasional yang menayangkan berita ini dengan menampilkan sosok Bripda Ridwan Napitupulu yang babak belur di masukkan ke dalam ambulance secara jelas dan vulgar tanpa melalui proses editing maupun sensor.

Media elektroniki yang ada di negeri yang terkenal dengan sopan santunnya ini (katanya hehe..) kalau menayangkan gambar tentang seorang copet atau pencuri yang babak belur karena tertangkap basah dan jadi bulan bulanan amuk massa biasanya menyensor wajah pelaku, tapi kenapa terhadap kasus ini media begitu berani atau tega lebih tepatnya menayangkan gambar seorang aparat negara yang menurut saya (maaf) sedang sekarat seakan akan mereka tidak punya nurani dan etika hanya demi mengejar ekslusifitas sebuah berita?.

Tidakkah berita ini begitu memilukan dan hanya akan menimbulkan kesedihan yang sangat mendalam terhadap keluarga korban…??

Tidakkah berita ini justru akan menimbulkan kebanggaan pada kelompok separatis semacam OPM inisehingga mereka seakan akan menemukan semangat baru dengan kejadian ini . bahkan yang saya takutkan hal ini akan membuat warga papua yang tadinya ragu untuk mendukung gerakan OPM ini sekarang justru berbalik mendukung karena dengan adanya pemberitaan semacam ini akan menambah keyakinan mereka terhadap kesuksesan gerakan ini.

Media belakangan ini menurut saya terlalu mempolitisir keadaan, mereka terlalu membesar besarkan masalah tanpa memperdulikan kepentingan bangsa ini secara luas. Seharusnya mereka tidak hanya menayangkan adanya peringatan HUT OPM ini saja tetapi juga harus memberitakan di mana saja peringatan seperti ini di adakan dan dimana saja penduduk papua yang tidak memperingatinya sehingga publik bisa mengetahui sebenarnya berapa persen penduduk papua yang mendukung dan tidak mendukung gerakan ini. Dalam hal ini saya belum menemukan media yang memberitakan tentang papua secara keseluruhan karena mereka seolah olah sudah di setting dengan program “pokoknya pemerintah jelek”.

Saya khawatir jangan jangan media menjadi semakin tersandera dengan kepentingan politik pemiliknya sehinggademi menggapai popularitas mereka rela menggadaikan obkektifitas dan senantiasa memberitakan hal hal yang bisa menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah saat ini walaupun entah di sadari atau tidak hal ini akan menjerumuskan kita kedalam jurang perpecahan.

Mudah mudahan saja kekhawatiran saya tsb hanya menjadi kekhawatiran belaka yang hadir dalam benak saya tanpa alasan dan bukti yang nyata. kendati ada pepatah yang mengatakan “berita buruk adalah berita baik” tetapi saya yakin bagi para awak media kepentingan nasional akan terbentuknya negara kesatuan republik indonesia melebihi segala galanya.

Semoga…..

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun