[caption id="attachment_182156" align="aligncenter" width="333" caption="foto doct pribadi putri taureza"][/caption]
Kau pernah bertutur tentang Rasa Menggambarnya seindah untaian pelangi Merajutnya seindah juntaian benang sutra Serta menaburkan aroma wewangian yang semerbak baunya.
***** Tapi pelangi tak lantas datang selepas hujan Rajutan benangmu pun terlalu rapuh untuk kutahan Bahkan aroma wangi yang kau tabur menguap begitu saja Berlalu bersama angin yang berhembus perlahan
***** Lantas yang tersisa untukku??? Hanya jejeran aksara yang tak lagi punya makna Aahh... tak perlu kau umbar Rasamu Semakin kau ucap, semakin terasa hambar ku dengar
***** Hey kau... Sang pengumbar Rasa... Mungkin bukan hanya padaku kau ungkap Rasa Terlalu gamblang jejakmu terbaca Hingga perlahan Lukaku pun semakin teraba...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H