Mohon tunggu...
Dewa gede agung mahagiri
Dewa gede agung mahagiri Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengelolaan Lahan Kering untuk Pengembangan Tanaman Alpukat

4 Mei 2023   07:22 Diperbarui: 4 Mei 2023   07:42 1138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kamis, 04 Mei 2023, 08:15 WITA

Esensi otonomi daerah salah satunya adalah untuk melakukan optimalisasi potensi sumberdaya yang dimiliki sebagai modal dasar pembangunan di daerahnya. Lahan merupakan salah satu sumberdaya alam yang potensial untuk dikembangkan seoptimal mungkin untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Lahan menjadi sumberdaya yang penting peranannya karena hampir seluruh sektor pembangunan fisik membutuhkan lahan, terutama untuk sektor pertanian. Berdasarkan ketersediaan airnya, maka lahan dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu lahan basah (wetland) dan lahan kering (upland). Namun, beberapa penulis ada yang menggunakan istilah dryland sebagai definisi atas lahan kering yang sama sekali tidak mendapat pengaruh air hujan lagi. Pengelolaan lahan kering berbeda dengan lahan basah karena perbedaan faktor pembatas penggunaannya.

Pemanfaatan lahan kering untuk pertanian sering diabaikan oleh para pengambil kebijakan, yang lebih tertarik pada peningkatan produksi beras pada lahan sawah. Lahan kering yang potensial dapat menghasilkan bahan pangan yang cukup dan bervariasi. Bahan pangan bukan hanya beras, tetapi juga jagung, sorgum, kedelai, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar, dan sebagainya, yang kesemuanya dapat dibudidayakan di lahan kering. Lahan kering merupakan salah satu agroekosistem yang mempunyai potensi besar untuk usaha pertanian, baik tanaman pangan, hortikultura (sayuran dan buah-buahan) maupun tanaman tahunan dan peternakan. Berdasarkan Atlas Arahan Tata Ruang Pertanian Indonesia skala 1:1.000.000, Indonesia memiliki daratan sekitar 188,20 juta ha, terdiri atas 148 juta ha lahan kering (78%) dan 40,20 juta ha lahan basah (22%).

Permasalahan dalam pengelolaan lahan kering bervariasi pada setiap wilayah, baik aspek teknis maupun sosial ekonomis. Namun, dengan strategi dan teknologi yang tepat, berbagai masalah tersebut dapat diatasi. Dari segi luas, potensi lahan kering tergolong tinggi, namun terdapat permasalahan biofisik dan sosial ekonomi yang harus diatasi untuk meningkatkan produktivitasnya secara berkelanjutan. Beberapa tindakan untuk menanggulangi faktor pembatas biofisik lahan meliputi pengelolaan kesuburan tanah, konservasi dan rehabilitasi tanah, serta pengelolaan sumber daya air secara efisien. Pengelolaan kesuburan tanah tidak terbatas pada peningkatan kesuburan kimiawi, tetapi juga kesuburan fisik dan biologi tanah. Hal ini berarti bahwa pengelolaan kesuburan tanah tidak cukup dilakukan hanya dengan memberikan pupuk saja, tetapi juga perlu disertai dengan pemeliharaan sifat fisik tanah sehingga tersedia lingkungan yang baik untuk pertumbuhan tanaman, kehidupan organisme tanah, dan untuk mendukung berbagai proses penting di dalam tanah. Salah satu teknologi pengelolaan kesuburan tanah yang penting adalah pemupukan berimbang, yang mampu memantapkan produktivitas tanah pada level yang tinggi.

Untuk mengatasi permasalah di lahan kering kami menanam tanaman alpukat untuk mengatasi permasalahan lahan kering. Seperti yang diketahui Alpukat memiliki syarat pertumbuhan dengan daerah budidaya yang memiliki curah hujan minimum 750 -- 1000 mm/tahun, kebutuhan cahaya untuk pertumbuhan berkisar 40 -- 80%, dan suhu yang optimal berkisar 12,8 -- 28,3 C. Tanaman alpukat akan tumbuh optimal di tanah lembung berpasir, lempung liat dan lempung endapan. Keasaaman tanah yang baik untuk alpukat yaitu berkisar antara pH sedikit asam sampai netral (5,6 -- 6,4). Umumnya alpukat dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi yaitu 5 -- 1.500 mdpl.Untuk itu berikut cara pemeliharaan apokat di lahan kering agar cepat berbuah.

  • Penyiraman
  • Penyiraman yang teratur bisa membantu pohon alpukat menyerap unsur hara yang terdapat di Tanah untuk kebutuhan pertumbuhan pohon. Untuk itu, siramlah pohon Alpukat minimal 1 kali sehari dipagi atau sore hari. Selain itu, intensitas penyiraman juga bisa dilakukan bila terjadi musim kemarau berkepanjangan dan sebaliknya bila musim penghujan telah tiba maka tidak perlu melakukan penyiraman.
  • Penyiangan
  • Lakukan penyiangan atau pembersihan lahan dari tanaman gulma secarateratur. Seba gulma atau tanaman pengganggu yang hidup di sekitar pohon alupukat bisa membawa bibit penyakit serta merebut unsur hara dan nutrisi dari Tanah yang seharusnya diserap sepenuhnya oleh pohon alpukat.
  • Pemupukan
  • Berikanlah pupuk sesuai dengan perkembangan tumbuhan. Pada tahap persiapan awal penanaman pohon alpukat ada baiknya dicampurkan di media tanam dengan pupuk kompos atau pupuk kandang.
  • Pemangkasan
  • Alangkah lebih baik pemangkasan ujung pohon atau ranting pohon yang tidak berguna dilakukan supaya konsentrasi makanan tidak tersebar untuk pertumbuhan daun atau tunas baru melainkan untuk pembentukan buah. Usai pemangkasan, jangan lupa berikan fungisida pada ujung batang yang dipangkas supaya jamur tidak masuk dan tidak mengundang bibit penyakit.
  • Pemberian hormon
  • Pemberian hormone juga perlu dilakukan selain pemupukan. Hal ini bertujuan untuk merangsang munculnya bunga yang akan menghasilkan buah pada pohon alpukat.
  • Penggemburan tanah
  • Tanah yang kerap mendapat siraman baik secara langsung dari air hujan, maupun rutin dari manusia dapat menjadi padat dan keras, hal ini akan mengakibatkan udara sulit menembus Tanah padahal udara adalah salah satu unsur penting bagi pertumbuhan makhluk hidup. Hati-hati ketika Anda melakukan penggemburan Tanah agar tidak melukai akar dan menjadi jalan masuknya bibit penyakit.
  •  Pemusnahan hama penyakit
  • Hama penyakit membuat pohon alpukat mengalami kegagalan pertumbuhan dan mengakibatkan pohon tidak bisa menghasilkan buah. Segera lakukan tindakan pemusnahan hama penyakit dengan menyemprotkan pestisida jika Anda menemukan tanda-tanda pohon alpukat Anda terserang penyakit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun