Mohon tunggu...
Dewa Ayu Indah Yani
Dewa Ayu Indah Yani Mohon Tunggu... Mahasiswa Undiksha

Menulis random

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Upacara Pitra Yadnya (Ngaben) dalam Umat Hindu

9 Juli 2023   09:46 Diperbarui: 9 Juli 2023   09:53 3151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Upacara Ngaben Massal Desa Maniktawang Tahun 2022/dokpri

Masyarakat Hindu di Bali percaya adanya lima pengorbanan suci atau yang disebut dengan Panca Yadnya. Dalam konteks Hindu Panca Yadnya memiliki arti sebagai lima jenis pengorbanan yang wajib dilaksanakan oleh Umat Hindu. Adapun bagian dari Panca Yadnya, yaitu Dewa Yadnya, Rsi Yadnya, Manusa Yadnya, Pitra Yadnya, dan Bhuta Yadnya. Dewa Yadnya merupakan bentuk persembahan atau korban suci dengan tulus iklhlas yang ditujukan kepada sang pencipta atau Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Tri Murti. 

Rsi Yadnya merupakan bentuk persembahan atau korban suci dengan tulus iklas yang ditujukan kepada para rsi, orang suci, dan guru. Manusa Yadnya merupakan korban suci yang tulus ikhlas yang diperuntukkan bagi sesama manusia. Pitra Yadnya merupakan bentuk persembahan atau korban suci yang tulus ikhlas yang diperuntukkan kepada leluhur. Sedangkan, Bhuta Yadnya bentuk persembahan atau korban suci dengan tulus iklas yang ditujukan kepada makhluk bawahan (para bhuta), termasuk para bhuta sekala maupun niskala yang ada di sekitar kita. Upacara ngaben di sini masuk ke dalam bagian dari Upacara Pitra Yadnya.

Upacara Pitra Yadnya diartikan sebagai pengorbanan yang dilandasi hati yang tulus iklas suci, terutama kepada orang tua, leluhur, atau orang yang telah meninggal. Upacara Pitra Yadnya merupakan upacara pengembalian jasad atau raga manusia kepada asalnya, yaitu alam pitara,alam leluhur, yakni alam yang dipandang berdekatan dengan Tuhan. Dalam pandangan masyarakat Hindu di Bali, Upacara ini adalah siklus terakhir perjalan umat manusia di bumi. 

Upacara Pitra Yadnya terdiri dari dua garis besar rangkaian upacara, yaitu ngaben dan memukur. Dimana upacara ngaben ini dapat dikatakan sebagai pengembalian jasad manusia menuju alam semesta. Pengembalian jasad ini dipandang perlu karena baik manusia maupun alam semesta terkomposisi dari unsur-unsur yang sama, yaitu panas, angin, unsur halus, zat padat, dan zat cair. Sebagaian besar cara yang dipakai oleh Umat Hindu untuk upacara ngaben ini yaitu dengan membakar. 

Upacara tahap kedua dari Pitra Yadnya yaitu memukur. Memukur dapat dikatakan sebagai pengembalian jasad manusia yang telah bergabung dengan alam semesta tersebut menuju alam pitara, yakni alam yang berdekatan dengan Tuhan. Bagi Umat Hindu, upacara ini tidak harus segera dilakukan setelah ngaben namun dapat dilakukan 12 hari atau pada hari tertentu yang dipandang telah mampu untuk melaksanakannnya. Pada artikel ini saya akan menjelaskan mengenai upacara ngaben.

Upacara ngaben dalam kepercayaan Umat Hindu yaitu sebagai pelaksanaan pembayaran utang kepada leluhur. Dalam Agama Hindu dikenal adanya tiga utang yang disebut dengan Tri Rna. Bagian dari Tri Rna diantaranya Dewa Rna, Rsi Rna, dan Pitra Rna (Pasek Swastika, 2005:36). Dewa Rna adalah upacara yang dilakukan untuk membayar utang kepada Tuhan atau Sang Hyang Widhi Wasa. Rsi Rna adalah pembayaran utang kepada para rsi, yang dipandang menjadi pelaksana upacara dan memahami mengenai ajaran-ajaran agama. 

Sedangkan, Pitra Rna merupakan upacara pembayaran utang yang ditujukan kepada para leluhur. Pelaksanaan upacara ngaben di Bali tidak hanya sebagai ritual tetapi juga merupakan tradisi yang telah lestari terjaga hingga saat ini. Ngaben adalah upacara pembakaran mayat yang dilakukan oleh umat Hindu dengan maksud untuk menyucikan roh orang yang telah meninggal agar dapat menuju ke tempat peristirahatan terakhir. Upacara ini merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur dan tujuannya adalah agar arwah yang meninggal dapat kembali kepada Sang Pencipta dengan segera. 

Meskipun tata cara pelaksanaan upacara ini bisa berbeda-beda antara satu tempat dengan yang lainnya, namun esensinya tetap sama. Upacara ini dilaksanakan dengan menentukan hari  baik, dan besar kecilnya prosesi  upacara ini ditentukan oleh tingkat kemampuan ekonomi masyarakat. 

Bagi yang mampu, seringkali upacara dilaksanakan dengan tingkatan yang lebih besar (utamaning utama) dan meriah sebagai bentuk penghormatan dan kasih sayang terhadap orang yang meninggal. Sementara bagi yang kurang mampu, mereka dapat mengadakan upacara dengan tingkat yang lebih rendah (nistaning utama), tetapi tetap memberikan makna yang sama. Bahkan, saat ini ada upacara ngaben massal yang dilakukan untuk menghemat biaya, di mana jasad orang yang meninggal tidak dibakar tetapi dikubur, menunggu hari baik dan juga kesepakatan masyarakat setempat untuk pelaksanaan upacara ini.

Ada bermacam-macam penafsiran terhadap asal mula kata ngaben. Pertama, kata ngaben berasal dari kata dasar "api". Hal ini terlihat dari sarana utama yang digunakan dalam upacara tersebut, yaitu api. Dari kata "api" tersebut, terjadi perubahan pengucapan menjadi ngapinin dalam bahasa daerah Bali yang berarti memberi api. Kemudian, perubahan pengucapan kata tersebut menjadi ngaben. Selain itu, asal-usul kata ngaben juga dapat berasal dari akar kata "abu". Konteks ini dilihat dari proses akhir yang terjadi pada jenazah yang dibakar, yaitu menjadi abu. 

Dari akar kata "abu" ini, terjadi perubahan pengucapan menjadi ngabuin yang dalam bahasa daerah memiliki arti menjadikan abu. Kemudian, perubahan pengucapan kata tersebut menjadi ngaben. Asal-usul lain menyebutkan bahwa kata ngaben berasal dari kata dasar "beya" yang berarti biaya atau bekal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun