Mohon tunggu...
I Dewa Nyoman Sarjana
I Dewa Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - profesi guru dan juga penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pantai Kuta

22 Maret 2024   15:54 Diperbarui: 22 Maret 2024   19:02 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Apa tidak cukup?" Apa aku harus katakan aku mencintaimu Dedi?"

"Baiknya seperti katamu.", Dedi berusaha menggoda.

Lely merebahkan wajahnya di dada Dedi. Dia lalu bercerita banyak tentang kehidupannya. Selama ini dia merasa hampa. Sebagai anak mami, anak pengusaha, pastilah berkecukupan. Apa yang dia mau terpenuhi. Tapi dia kehilangan kasih sayang. Hari-harinya sepi. Keluarga mereka sibuk soal bisnis.

"Terburu-buru mengambil keputusan tidaklah baik. Bagiku cinta itu anugrah.", jawab Dedi sambil memandangi wajah Lely.

"Ya, anugrah Ded. Aku yang sangat merasakan. Kekosongan bathinku selama ini terobati karenamu. Aku mencintaimu."

Dedi mengambil keputusan yang sangat sulit demi seseorang disampingnya. Dia tahu bagaimana rasa kehilangan. Dia jauh-jauh dari Yogja ke Ubud, semata juga melepas kebuntuan ekspresi dalam hidupnya. Dia ingin katakan bahwa hidup adalah bagian dari  seni yang bisa dinikmati.

"Biarkan cinta berjalan sesuai fitrahnya. Hari sudah gelap. Baiknya kau balik ke hotel Lely. Nanti ibu mu marah".

"Dedi, beri aku menikmati malam ini bersamamu. kau lihatlah burung camar itu. Dia bebas, terbang kemana. Entah debur ombak keberapa, aku menunggu jawabanmu dedi. Kau tetap saja membisu". Lely memandangi Dedi. Sorot mata penuh pengharapan terpancar.

"Aku menunggu jawabanmu".

"Pada pertemuan lain pasti kuucapkan ".

Hati Lely terasa sedikit kecewa. Begitu sulitnya kata cinta terucap dari bibir Dedi. Lely sangat mengagumi Dedi. Dia yang membuat hatinya luluh dalam buaian cinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun