Mohon tunggu...
I Dewa Nyoman Sarjana
I Dewa Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - profesi guru dan juga penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Belong Rinduku (Kenangan PERSAMI pramuka)

21 Maret 2024   16:59 Diperbarui: 21 Maret 2024   17:52 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar poto pixabay gratis

Terdengar suara lewat mikrophone." Ayo barang bawaan kalian dinaikan di truk nomer 1. Disana kakak pembina telah menunggu. Terus truk nomer 2 untuk siswa perempuan. Sementara truk nomer 3 untuk siswa laki-laki." Itu pengumuman yang disampaikan oleh pak Doyok.

Latri dan kawan-kawan terlihat kecut. Baru kali ini dalam hidupnya naik truk bepergian. Kata orang kita kayak sapi aja, pikirnya. Yaah, apa boleh buat. Sudah nasib.

Truk terus melaju. Penumpak bergoyang-goyang ketika truk melalui jalan tikungan. Memasuki daerah perbukitan jalan truk melambat. Maklum jalanan terus menanjak.

Tampak siswa perempuan mulai terbengong-bengok. Mereka mulai tertegun dengan pemandangan alam desa yang asri. Pepohonan di kanan kiri jalan tampak menjulang. Suasana udara yang fres dan cukup sejuk.

Tak lama mereka sudah sampai. Ternyata banyak pemuda desa sudah siap menyambut. Mereka mulai sibuk mendirikan tenda.

"Mas Randa, kami sudah siapkan tempat permandian untuk siswa perempuan di ujung selatan. Sementara yang laki di utara. Sudah lengkap sarana buang air sementara."

"Trims Mas Agung atas segala bantuannya."

"O ya, kami juga ada pumuda relawan laki dan perempuan. Mereka siap membantu."
Hari pertama perkemahan.
Dihari pertama, setelah semua perlengkapan sudah pada tempatnya, Randa membunyikan pluit panjang 3 kali. Semua siswa berlari berkumpul dilapangan.

Tak ketinggalan Latri. Ia bergegas berlari. Namun sayang, lupa membawa tongkat pramuka. Dia balik lagi. Sudah dipastikan Latri terlambat masuk barisan.

"Sini.., Adik perempuan yang baru datang. Baris di depan."

Perasaan Latri, mangkel dan jengkel. "Kok kejam banget sih," pikir Latri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun