Terdengar suara lewat mikrophone." Ayo barang bawaan kalian dinaikan di truk nomer 1. Disana kakak pembina telah menunggu. Terus truk nomer 2 untuk siswa perempuan. Sementara truk nomer 3 untuk siswa laki-laki." Itu pengumuman yang disampaikan oleh pak Doyok.
Latri dan kawan-kawan terlihat kecut. Baru kali ini dalam hidupnya naik truk bepergian. Kata orang kita kayak sapi aja, pikirnya. Yaah, apa boleh buat. Sudah nasib.
Truk terus melaju. Penumpak bergoyang-goyang ketika truk melalui jalan tikungan. Memasuki daerah perbukitan jalan truk melambat. Maklum jalanan terus menanjak.
Tampak siswa perempuan mulai terbengong-bengok. Mereka mulai tertegun dengan pemandangan alam desa yang asri. Pepohonan di kanan kiri jalan tampak menjulang. Suasana udara yang fres dan cukup sejuk.
Tak lama mereka sudah sampai. Ternyata banyak pemuda desa sudah siap menyambut. Mereka mulai sibuk mendirikan tenda.
"Mas Randa, kami sudah siapkan tempat permandian untuk siswa perempuan di ujung selatan. Sementara yang laki di utara. Sudah lengkap sarana buang air sementara."
"Trims Mas Agung atas segala bantuannya."
"O ya, kami juga ada pumuda relawan laki dan perempuan. Mereka siap membantu."
Hari pertama perkemahan.
Dihari pertama, setelah semua perlengkapan sudah pada tempatnya, Randa membunyikan pluit panjang 3 kali. Semua siswa berlari berkumpul dilapangan.
Tak ketinggalan Latri. Ia bergegas berlari. Namun sayang, lupa membawa tongkat pramuka. Dia balik lagi. Sudah dipastikan Latri terlambat masuk barisan.
"Sini.., Adik perempuan yang baru datang. Baris di depan."
Perasaan Latri, mangkel dan jengkel. "Kok kejam banget sih," pikir Latri.