Mohon tunggu...
I Dewa Nyoman Sarjana
I Dewa Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - profesi guru dan juga penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Sampan-Sampan Mengering

19 Maret 2024   17:41 Diperbarui: 20 Maret 2024   20:02 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampan-sampan yang menepi.(Kompas.com/Ronny Adolof Buol)

(Pesisi pulau Serangan)
DN Sarjana

Membaca syair puisi
: upacara bersampan di teluk benua
usah tanyakan
dimana nenek moyang memintal jaring
sambil tembangkan pupuh pangkur
sebelum lepas ke muara
bermain riak gelombang
dan sengat matahari
memanggil ikan menepi

Tak usah ditangisi
sampan sampan warisan
tertambat menepi mengering
tak tahu jalan pulang
sebab rerajah dalam pundi
menjadi sihir mengusir
sesontengan caru
penjaga sang kala

Kini petarung sudah menang
kita menonton luar batas kalangan membayangkan nenek moyang
menjerit dan memanggil manggil
taji bertuah sang baruna
datangkan pasang
hingga hutan bakau tumbuh
tambatkan perahu moyang

Sumber: gambar sendiri
Sumber: gambar sendiri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun