Mohon tunggu...
I Dewa Nyoman Sarjana
I Dewa Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - profesi guru dan juga penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hari-hari Berlalu

16 Februari 2024   08:12 Diperbarui: 16 Februari 2024   08:21 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

HARI-HARI TELAH BERLALU

Didekapnya bantal berwarna ungu. Dia belum bangun dari tempat tidurnya, walau ini hari terakhir. Pagi nan sejuk ditingkahi hujan yang cukup deras, menambah rasa enggan melepas aelimut yang melilit di tubuhnya.

Cerita tentang perjalanan selama setahun baginya tidak lebih dan juga tidak kurang dari tahun-tahun sebelumnya. Yaah, selama dua puluh tahun ia mengenal dan merasakan ada pergantian tahun, baginya selalu mengular begitu saja.

Catatan harian yang tergores dalam pikirannya, selain manusia sepertinya terlihat begitu damai, indah dan bahagia. Mereka terlihat tak terjebak dalam putaran waktu.

Hujan pagi ini, sesungguhnya menjadi pelajaran yang amat berharga. Mengapa ia harus hadir di tengah orang-orang merindukan suasana terang benderang?

Lihat saja pepohonan. Dikala musim panas, terlihat seperti dalam buaian kedamaian walau daun-daun dan bahkan batangnya rontok menyapu tanah.

Juga halnya burung-burung. Mereka tetap menyuarakan siulan saling bersahutan menghimur isi alam ini.

Tapi manusia. Mengapa begitu sibuk untuk kehidupannya? Apakah dia akan menjadi bagian dari kehidupan yang mengalir apa adanya, atau terlalu sering melawan takdir?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun