Menyimak Pidato Presiden pada HGN TAHUN 2023 dan HUT PGRI Ke-78
Sampai saat-saat mengakhiri tugas sebagai Presiden, Â Bapak Presiden Ir. Joko Widodo selalu hadir ditengah-tengah guru Indonesia, terkhusus guru yang bergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), saat perayaan Hari Guru Indonesia (HGN).
Ini membuktikan bahwa kecintaan Beliau terhadap guru sangatlah melekat. Sayang beliau terhadap guru sangat terang benderang.
Mengawali sambutannya, Bapak presiden berkata menjadi guru itu susah. Bahkan diucapkan dua kali sangat susah, sehingga Beliau atas nama pribadi, atas nama pemerintah dan atas nama rakyat Indonesia menyampaikan terimakasih kepada guru.
Bapak Presiden juga menyinggung dari  hasil penelitian bahwa tingkat stres para guru, menduduki posisi tertinggi dibandingkan pekerja lainnya.
Hal ini disebabkan oleh tiga hal yaitu:
1. Kenakalan siswa.
2. Perubahan kurikulum
3. Perubahan teknologi.
Ketika menyampaikan karena perubahan kurikulum, sebagian besar para guru yang hadir tepuk tangan dan berkata huuu.
Bapak Presiden cepat mengupas, memang kurikulum itu harus berubah setiap saat. Apalagi sekarang ini desrupsi teknologi itu sangat cepat.
Terkait dengan bonus demografi antara tahun 2030 sampai 2035, harus dipersiapkan dengan baik. Apabila tidak maka bonus demografi itu justru menjadi bumerang bagi suatu negara seperti di negara-negara Amerika Latin di tahun 1960an sampai 1970an.
Semua bonus demografi akan dinikmati bila kita mampu mempersiapkan SDM atau sumber daya manusia unggul. Disitulah peran guru untuk melahirkan manusi unggul.
Guru unggul dan hebat itu, bila guru sekarang mampu menjadi pembimbing, sahabat, mentor dan panutan dari siswa. Dan PGRI mempunyai peran strategis untuk itu.