Nasibmu dulu
Berbeda nasibmu sekarang
Dulu wajahmu gagah menjulang
Sekarang kusam tak beraura
Dulu buku berjejal
Sekarang buku berjarak
Dulu pembeli berbaris
Sekarang pembeli hitung jemari
Itulah nasibmu
Duhai toko buku
Tidak hanya kau sedih
Aku pun sedih merindu
Karena dirimu
Pernah menyimpan
Ribuan angan tentang sesuatu
Menerangi jejak pikirku
Tapi kau jangan merasa sendirian
Wajahmu kan hadir
Di setiap ruang rumah
Menyimpan lembar buku
Pertanda kau masih ada
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H