Mohon tunggu...
I Dewa Nyoman Sarjana
I Dewa Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - profesi guru dan juga penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hari Raya Galungan, Menyangga Ekonomi Petani

27 Juli 2023   13:10 Diperbarui: 27 Juli 2023   14:25 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar. Pembuatan penjor. Poto sendiri

HARI RAYA GALUNGAN, MENYANGGA EKONOMI PETANI

Barangkali banyak diantara pembaca telah mendengar perayaan hari suci terbesar di Bali disamping hari raya Nyepi adalah hari raya Galungan dan Kuningan.

Kegiatan dua hari raya ini betul betul memerlukan persiapan yang panjang bagi masyarakat Bali utamanya yang beragama Hindu. Kalau di runut bisa diambil dari hari Sugihan Jawa yaitu enam hari sebelum Galungan.

Apa yang menarik kalau dilihat dari dunia pertanian maupun perekonomian masyarakat? Hari raya ini secara ekonomi menyebabkan perputaran uang yang sangat besar di Bali. Tidak lagi pada angka puluhan milyar tapi ratusan milyar. Mengapa ini bisa terjadi? Jawabnya:

Pada hari raya Galungan dan Kuningan ada beberapa kegiatan ekonomi besar yang terjadi.
1. Jual beli hasil bumi.
Janur akan diperlukan berton-ton. Untuk membuat sesaji. Persediaan janur di Bali tidak mencukupi. Sehingga didatangkan dari Jawa, Lombok bahkan Sulawesi.
2. Pisang.
Pisang apalagi. Saat hari raya ini keperluan pisang juga berton-ton. Sama halnya janur, pisang juga dipasok dari Jawa, Lombok, sulawesi.
3. Ambu (janur dari pohon enau). Ini juga didatangkan dari Lombok dan Sulawesi.
4. Bunga yang terdiri dari bunga pacah, gumitir, bunga pelung itu keperluannya berton-ton. Biasanya dipasok dari jawa.
5. Jajanan, seperti iwel, satuh, dll, itu banyak dipasok dari Jawa.
6. Bambu untuk penjor dan perlengkapan lain

Dan masih banyak tambahan kebutuhan yang sudah biasa dipasok ke Bali. Kondisi inilah yang menyebabkan roda perekonomian di Bali berputar. Hasil pertanian akan sangat laris. Dan daerah penyangga seperti Banyuwangi, Jember, Lombok masyarakat petaninya juga kecipatran dari dampak hari raya Galungan dan Kuningan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun