Mohon tunggu...
I Dewa Nyoman Sarjana
I Dewa Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - profesi guru dan juga penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perpisahan Itu Harus Terjadi

26 Juli 2023   13:37 Diperbarui: 26 Juli 2023   13:42 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar pixabay.com (gratis)


PERPISAHAN ITU HARUS TERJADI
DN Sarjana

Disela istirahat mereka menikmati suadana alam dilingkungan hotel yamg lumayan sejuk. Sambil menyuapi Dedi buah melon, Lely melanjutkan pembicaraan. "Kak Dedi, aku kan suka fashion. Aku pingin kuliah dibidang itu".

"O, bagus itu. Bidang desainner, trens. Kehidupan sekarang kan pashion itu penting untuk menambah percaya diri. Tidak hanya anak muda, tapi kalangan tua juga banyak yang menyukai", jawab Dedi sambil mengunyah buah melon.

"Di Bali ada ya Kak Dedi?"

"Apa harus di Bali. Apa karena ada aku?" Dedi menggoda.

"Kalau aku jawab ya?" Lely menjimpit tangan Dedi.

"Aduuh sakit Mam". Dedi keceplosan bilang mama.

Wajah Lely memerah. Dia kelihatan sedikit malu dipanggil mama. Tapi hatinya mekar secercah mawar. "Uh, dari kapan aku jadi mama mu Ded?. Ngaco aja".

"Dari kemarin itu. Aku kan melihatmu di kamar mandi". Lely semakin keras menjimpit tangan Dedi. Dia berdiri dan memeluk Dedi dari belakang. Dedi tak menyia-nyiakan luapan cinta kekasihnya. Seperti burung camar meliak-liuk, mengikuti irama hempasan angin dingin tuk berguling di dahan daun cemara.
Cukup waktu yang dihabiskan, Dedi  meneruskan cerita soal pilihan kuliah. "Di Jogja juga ada kok. Banyak desainer nasional tamatan Jogja. Jadinya aku tambah sering pulang ke Jogja".

"Pas, Ded. Kamu pinter. Aku akan bilang sama ibu bahwa aku kuliah di Jogja".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun