Mohon tunggu...
I Dewa Nyoman Sarjana
I Dewa Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - profesi guru dan juga penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Investasi Menggiurkan di Bali

15 Juli 2023   13:26 Diperbarui: 15 Juli 2023   13:30 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
poto villa. sumber poto sendiri

Setelah bencana covid-19 yang berlangsung selama dua tahun dapat dilalui, maka geliat kehidupan masyarakat mulai nampak bergairah. Untuk di Bali yang bertumpu pada kegiatan pariwisata, tampaknya sudah mulai bangkit. Ini dirasakan dari ramainya penerbangan baik penerbangan domestik maupun penerbangan luar negeri. Penulis yang berdomisili di Bali, ketika bepergian ke ibu kota provinsi apalagi ke daerah tujuan wisata seperti Kuta, Canggu, Kerobokan, Pererenan maupun wilayah Cemagi.

Terkait dengan isian hotel, walau mungkin baru rata-rata 40%, namun pembangunan fasilitas perhotelan terus menggeliat seperti destinasi wisata alam, permainan anak-anak, dan utamanya wisata air (tirta) dipesisir pantai. Dampak yang sangat dirasakan oleh masyarakat Bali. Banyak masyarakat tergiur untuk menjual tanahnya untuk dialihkan pada kegiatan usaha lain. Dampaknya terjadi perubahan demogra dan geogras wilayah Bali. Pertumbuhan yang cepat di Bali selatan, tidak diimbangi oleh pertumbuhan di Bali Utara. Kondisi ini menyebabkan penduduk berbondong-bondong migrasi ke wilayah selatan Bali. Inilah penyebab mengapa Bali selatan menjadi sesak.

Di atas telah disinggung, bahwa pembangunan di Bali selatan sangat pesat. Terutama pembangunan perumahan. Salah satu pembangunan yang sangat di lirik yaitu pembangunan Villa. Awalnya wilayah yang berkembang pesat adalah wilayah Kuta. Namun sekarang sudah berkembang ke wilayah barat yaitu Kerobokan, Canggu, Cemagi, Cepaka.

Peluang ini dimanfaatkan oleh pemilik modal di Bali maupun Luar Bali untuk berinvestasi membangun villa di daerah tersebut. Ada dua model atau

pola yang dilakukan.

  • Membeli tanah kepada masyarakat. Harga tanah per are kisaran 300 juta per are sampaidengan 700juta per are.
  • Menyewa tanah dengan jangka waktu yang lama. Biasanya jangka waktu sewa antara 15 tahun sampai dengan 30 tahun. Biaya sewa biasanya antara 10 sampai 20 juta per are pertahun.

Untuk sewa villa pertahun 1 villa kurang lebih 50 juta sampai 100 juta. Gambaran di atas, memungkinkan bagi pihak-pihak investor untuk menanamkan modalnya untuk membuat villa di Bali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun