Mohon tunggu...
I Dewa Nyoman Sarjana
I Dewa Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - profesi guru dan juga penulis.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hobi membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memotong Kerbau, Tradisi Unik Hari Raya Galungan di Desa Pandak Gede

13 Juli 2023   15:09 Diperbarui: 13 Juli 2023   15:21 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak lama lagi masyarakat Hindu di Bali yang sering disebut pulau dewata akan merayakan perayaan hari raya Galungan yang dilanjutkan dengan rangkaian hari raya Kuningan. Kedua hari raya ini merupakan perayaan terbesar dan berlangsung di seluruh wilayah Bali. 

Orang Bali yang ada di luar daerah akan pulang ke kampung halaman masing-masing. Hampir di semua keluarga akan dimeriahkan oleh kegiatan menyediakan berbagai olahan makanan utamanya lauk pauk tradisional. Orang Bali menyebutnya seperti lawar, sate, tum, dll. Biasanya yang banyak ditampilkan yaitu daging babi, daging ayam dan jenis masakan lainnya.

Namun ada yang unik di Desa Pandak Gede, Kec. Kediri, Kab. Tabanan, Prov. Bali. Bahan masakan tradisional itu terbuat dari daging kerbau. Warga Desa Pandak Gede umumnya merasa belum lengkap merayakan bila belum menyantap daging kerbau.

Biasanya masyarakat umum "mapatung" daging babi, sehari sebelum Galungan yang sering disebut Penampahan Galungan. Namun penyemblihan hewan kerbau biasanya dilakukan pada hari minggu, tiga hari sebelum galungan. Mungkin karena mengolah daging kerbau memerlukan waktu yang lama biar matang.

Harga satu ekor kerbau kisaran 20 sampai dengan 25 juta. Dengan harga yang lumayan mahal, maka jauh-jauh hari bahkan dua bulan sebelum disemblih sudah dipasarkan. Pembeli biasanya datang dari kisaran Desa Pandak Gede, tetapi banyak juga yang datang dari Badung dan kota denpasar. Kerbau di bagi menjadi sekitar 100 bagian (jujulan) dengan harga kisaran 300 ribu rupiah.

Bagaimana tradisi ini bisa terjadi? Cerita dari mulut ke mulut dari orang tua warga desa Pandak Gede, konon dimasa lalu dalam rangkaian upacara besar di desa, pernah warga desa pernah menyemblih sapi.

Setelah dimasak, ternyata banyak warga yang sakit seperti mencret, demam, dll. Setelah peristiwa itu masyarakat beralih untuk memotong kerbau. Cerita lain menyatakan bahwa tradisi menyemblih kerbau tidak terlepas kebiasaan warga Desa Pandak Gede yang kebanyakan merantau. Mereka pada umumnya berjualan kain. Hampir diseluruh pelosok Bali ada pedagang dari Desa Pandak Gede. Saat Hari Raya Galungan mereka pulang ke desa sebagai wujud syukur mereka mencari daging yang dirasa paling enak dan unik yaitu daging kerbau.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun